20 Tahun Tzu Chi Indonesia: Berawal dari Tidak ada Menjadi Ada

Jurnalis : Apriyanto, Teddy Lianto, Fotografer : Indrawan Paimin, Stephen Ang.
 

foto
Berawal dari ibu-ibu rumah tangga inilah semangat Tzu Chi disebarkan ke Indonesia.

Dua puluh tahun bukanlah waktu yang singkat. Dalam dunia tumbuhan, 20 tahun telah membuat sebuah pohon memiliki batang yang besar, dahan yang kuat, dan cabang yang banyak. Tapi dibalik pertumbuhan yang pesat 20 tahun merupakan masa yang lama untuk pembentukan sebuah karakter. Sepanjang itu sebuah pohon akan mengalami berbagai ujian yang membuatnya bisa meraih gelar sebagai pohon yang kuat atau pohon yang gugur di tengah perjalanan masa.

Analogi ini persis seperti Tzu Chi Indonesia. Selama 20 tahun Tzu Chi menebarkan cinta kasih di bumi nusantara, sepanjang itu pula suka duka terkumpul hingga membuat sebuah karakter yang solid.

Berawal dari tahun 1993, sekumpulan ibu-ibu rumah tangga asal Taiwan membawa semangat Tzu Chi ke Indonesia. Liu Su Mei yang kala itu mendampingi suaminya berbisnis di Indonesia mulai menyebarkan misi Tzu Chi melalui kegiatan-kegiatan sosial. Berawal dari beberapa ibu-ibu rumah tangga (istri para pengusaha) Taiwan mulai berbuat sesuatu untuk Indonesia. Dari kegiatan sederhana para ibu rumah tangga ini mengerjakan bakti sosial yang berprinsip membalas budi kepada masyarakat setempat karena telah mencari nafkah di Indonesia. “Sebenarnya waktu itu pikiran kita sangat sederhana,” kata Liu Su Mei, Ketua Tzu Chi Indonesia. Namun dari pikiran sederhana inilah justru Tzu Chi terus berkembang dalam membantu insan yang dilanda duka nestapa.

Dari sebuah kesabaran akhirnya jalinan jodoh pun terus berlanjut. Bermula dari kegiatan yang diadakan di daerah Tangerang dan Serang kini Tzu Chi telah menyentuh banyak warga yang membutuhkan hingga ke Papua.

Empat Misi Sudah Dijalankan
Jika melihat kembali ke belakang para ibu rumah tangga ini bisa dikatakan sebagai prajurit wanita nan sabar. Ia tak hanya sabar menghadapi situasi di luar yang sulit, tapi juga sabar menahan kesulitan dan amarah dalam hati. Sampai akhirnya Liu Su Mei pun bertemu dengan Eka Tjipta Widjaja bersama putranya Franky O. Widjaja dan Sugianto Kusuma para pengusaha yang tersentuh dan tertarik untuk bergabung di Tzu Chi.

foto   foto

Keterangan :

  • Bersama Sugianto Kusuma (kedua kanan) dan Franky O. Widjaja (pertama kiri), Tzu Chi Indonesia melangkah lebih cepat dalam melaksanakan misi-misinya (kiri).
  • Para relawan Komite Tzu Chi Indonesia memeragakan isyarat tangan (kanan).

Kini bersama Franky O. Widjaja dan Sugianto Kusuma Tzu Chi Indonesia telah tumbuh bagai pohon yang kuat, berdahan banyak, dan berdaun rindang. Berbagai misi telah dijalankan oleh relawan Tzu Chi Indonesia, mulai dari misi kesehatan, pendidikan, pelestarian lingkungan, dan yang terakhir misi budaya humanis dengan berdirinya stasiun televisi DAAI dan Aula Jing Si. Sebelum perayaan Ultah ke-20, Tzu Chi kembali meresmikan Kantor Penghubung Tzu Chi Palembang pada tanggal 10 Oktober 2013. Dan untuk mengungkapkan kebahagiaan ini semua maka pada tanggal 13 Oktober 2013 Tzu Chi Indonesia merayakan usianya yang ke-20 di Kantor Tzu Chi Indonesia Pantai Indah Kapuk. Dihadiri oleh 1600 pengunjung para relawan dan karyawan Tzu Chi memberikan pertunjukkan yang terbaik dan kisah-kisah yang menyentuh. Salah satu yang menarik adalah dasar bertindak dari Wakil Ketua Tzu Chi Indonesia, Sugianto Kusuma yang selalu berani mengatakan tidak jadi masalah dalam menjalani misi Tzu Chi.

Menurut Sugianto Kusuma, ia berani mengatakan tidak masalah dalam menjalani misi Tzu Chi, karena ia percaya bahwa dalam melakukan kebajikan itu tak akan ada beban. Namun dari prinsip inilah justru membuat Tzu Chi Indonesia bisa melangkah ke berbagai proyek kemanusiaan yang besar. Hal ini pun dibenarkan oleh Franky O. Widjaja salah satu Wakil Ketua Tzu Chi Indonesia. “Dimana ada cinta kasih dan tekad kebajikan, maka di situ pasti ada jalan terang,” katanya. Maka dari itu Franky O. Widjaja berharap ke depannya Tzu Chi akan menjadi sumber yang mempercepat tumbuhnya cinta kasih yang menyebar ke seluruh pelosok.

Yang menyentuh, Steven Huang, CEO Tzu Chi Internasional mengatakan kalau perkembangan Tzu Chi indonesia sudah melangkah ke pijakan baru yang siap melangkah ke arah yang lebih luas lagi.  Ia juga mengatakan kalau sekarang Master Cheng Yen sangat berterima kasih dan juga sangat memerhatikan Indonesia. Maka dari itu ia secara khusus diminta untuk hadir sebagai wakil dari Taiwan dan membawa doa dari Master Cheng Yen. “Seperti yang kita lihat di Jakarta sudah ada Tzu Chi Center, ada DAAI TV sebagai misi budaya humanis, ada sekolah dasar sebagi misi pendidikan, sebentar lagi juga akan dibangun rumah sakit, berarti empat misi sudah terbentuk semuanya,” kata Steven Huang.

  
 

Artikel Terkait

Tak Ingin Sekadar Diberi

Tak Ingin Sekadar Diberi

29 Juli 2020

Bambang Haryanto (60) merupakan seorang penginjil yang menjadi penerima bantuan Tzu Chi. Ia menerima bantuan biaya hidup, sudah dua tahun ini. Tak ingin sekadar menerima, ia juga ingin memberi. Setiap Selasa dan Kamis ia datang ke Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat untuk membantu memilah sampah daur ulang. 

DAAI TV Medan Peduli Pendidikan

DAAI TV Medan Peduli Pendidikan

30 November 2020

Kebaikan akan menjadi besar bila dilakukan bersama-sama. Demikian yang dilakukan oleh DAAI TV yang bersinergi dengan penyedia jasa internet, Nusanet, untuk mendukung pembelajaran jarak jauh di masa pandemi.

The Body Shop Indonesia Berkunjung ke Depo Pendidikan Daur Ulang Tzu Chi Center PIK

The Body Shop Indonesia Berkunjung ke Depo Pendidikan Daur Ulang Tzu Chi Center PIK

13 Oktober 2021

Lebih dari 30 karung besar berisi botol plastik kemasan berhasil dipilah-pilah oleh karyawan The Body Shop Indonesia dan relawan Tzu Chi dalam waktu 2 jam.

Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -