9 Tahun Mengisi Celengan Tzu Chi
Jurnalis : Wais (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Abdul, Calvin, Wais (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)Para murid SD dan SMP Bina Bangsa, serta SD Cahaya bersiap menuangkan celengan bambu mereka.
Sabtu, 15 Februari 2020, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan pengumpulan celengan di SD Cahaya, SD Bina Bangsa, dan SMP Bina Bangsa. Untuk kelancaran kegiatan, sejak pukul 07.00 pagi, 14 relawan sudah berkumpul di Sekolah Bina Bangsa.
Seperti biasanya, Jurman, koordinator kegiatan ini menjelaskan kepada para murid bahwa koin cinta kasih yang didonasikan, nantinya akan disalurkan kembali ke warga Karimun yang membutuhkan. Ia juga mengungkapkan terima kasih kepada keluarga besar SD dan SMP Bina Bangsa yang selalu menyambut niat baik melalui kegiatan rutin yang dilakukan bersama.
Jurman, koordinator kegiatan menjelaskan bahwa Koin cinta kasih yang didonasikan nantinya akan disalurkan kembali ke warga Karimun yang membutuhkan.
Sebelum koin cinta kasih dituangkan, celengan para siswa-siswi di scan terlebih dahulu.
Jurman juga menekankan selain untuk membantu orang, berdana melalui celengan bambu ini bertujuan agar murid bisa memulai berdana sejak dini karena berdana bukan hanya hak orang kaya melainkan bisa dilakukan oleh siapa saja termasuk para murid.
Kegiatan ini pun selalu disambut antusias oleh para murid. Wiliyani, salah seorang murid SMP Bina Bangsa mengaku terus mengisi celengannya lagi dan lagi setelah dituangkan. Bahkan sejak pertama kali mendapatkan celengan, 9 tahun lalu, ia dan keluarganya tak pernah lupa untuk memenuhi celengan itu. “Saya memiliki celengan Tzu Chi sudah sejak kelas 1 SD. Semua anggota keluarga saya ikut isi celengan ini, Bapak, Ibu, semuanya,” ucapnya sambil memperlihatkan celengan lamanya yang sudah kusam. “Sebenarnya kalau saya langsung masukkan koinnya saja, tapi kalau Bapak, Ibu, mereka selalu berdoa dulu sebelum masukkan koin,” tambah murid kelas 9 SMP ini.
Wiliyani, murid kelas 9 SMP Bina Bangsa telah menjalin jodoh baik dengan Tzu Chi melalui celengan bambu selama 9 tahun lamanya.
Mendengar kisah Wiliyani, relawan mengingat Kata Perenungan Master Cheng Yen yang berbunyi: “Bila kita telah membina sikap tahu bersyukur sejak kecil, setelah dewasa ia dapat bersumbangsih bagi masyarakat”.
Editor: Metta Wulandari