Abid yang Kini Bisa Kembali Riang

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari

Siang hari di hari Rabu 30 September 2022, Gianny, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 1 mendapatkan kabar yang membuatnya merasa begitu senang. Kabar yang juga menghangatkan hatinya itu datang di sela kesibukan kerjanya sekaligus menyusun jadwal kunjungan kasih untuk beberapa penerima bantuan Tzu Chi.

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 1 datang mengunjungi Abid dan keluarganya. Relawan ingin melihat langsung kondisi Abid setelah mendapatkan kabar baik tentang sel kanker Abid yang sudah hilang.

Selamat siang Ibu... Alhamdulillah Ibu, mengenai hasil dari MRI-nya, Abid sudah tidak kemo lagi, tapi kontrol lagi nanti 6 bulan ke depan dan langsung diarahin MRI lagi untuk melihat perkembangan selama tidak dikemo. Jadi apakah tumornya benar-benar tidak numbuh karena dari hasil MRI kemarin tumornya sudah tidak terlihat. Kami berharap semoga semuanya baik-baik ajah, Ibu. Terima kasih.”

Sebuah pesan Whatsapp dari Sahanaya (Naya), ibunda dari Ahmad Abid Syauqi (Abid), penerima bantuan Tzu Chi itulah yang membuat Gianny berbunga-bunga. Walaupun kanker mata Abid belum benar-benar dinyatakan sembuh dan tuntas (karena masih harus menunggu kontrol beberapa kali lagi), tapi kabar baik itu langsung dibagikan kepada relawan.

Abid berpamitan kepada kakeknya yang setiap hari selalu mengantar jemput sekolahnya. Abid kini sudah kembali aktif bersekolah di MI Safinatul Husna dan masih duduk di kelas 2 sekolah dasar.

“Pas dapat Whatsapp itu, saya senang sekali, jadi langsung telepon Naya. Aduh.. Alhamdulillah banget Nayaaa,” kata Gianny senang.

“Iya Tante, ini kabar yang benar-benar kami tunggu juga karena dari hasil MRI kan cukup lumayan lama sekitar dua mingguan,” lengkap Naya yang memanggil Gianny dengan sebutan tante. “Saya pikirnya masih panjang (proses kemonya), tapi ternyata hasil MRI katanya Alhamdulillah sudah tidak terlihat tumornya, sudah tidak kemo lagi. Saya luar biasa senang sekali, lega sekali,” lanjut Naya.

Foto Abid sebelum dan sesudah menjalani pengobatan akibat kanker mata stadium 3A. Kini Abid bisa kembali riang menjalani masa anak-anaknya tanpa gangguan di mata kanannya. Ia juga sudah menggunakan bola mata palsu di mata kanannya.

Sebelumnya, untuk mematikan sel kanker di matanya yang sudah masuk ke stadium 3A, Abid dijadwalkan untuk melakukan 12 kali kemoterapi. Kemo itu dilakukan setiap bulan sekali dan sempat diselingi dengan proses pengangkatan bola mata dan proses MRI. Saat ini, Abid sudah melakukan 8 kali kemo dan kabar baiknya, sel kankernya sudah hilang.

“Semoga benar-benar sudah tuntas (kankernya), sudah bersih, sudah nggak ada lagi, supaya keluarga bisa tenang dan Abid bisa mencapai cita-citanya, jadi orang yang sukses, tetap semangat terus,” doa Gianny.

Beradaptasi Dengan Bola Mata Buatan
Sejak Februari 2022 lalu, dari inisiatif orang tua dan keluarga, Abid sudah memakai bola mata palsu yang harapannya bisa menambah tingkat kepercayaan dirinya. Memang tidak bisa berfungsi untuk melihat, tapi kata Naya, Abid menjadi lebih riang walaupun kadang masing sering memilih untuk menutupinya dengan perban.

Abid rajin mengulang pelajaran setelah pulang ke rumah bersama ibunya. Walaupun sempat menderita karena penyakitnya, namun semangat Abid untuk beraktivitas sehari-hari termasuk belajar, tidak pudar.

“Abid, gantengan kalau dibuka (perban di) matanya. Sudah bagus itu, cakep deh,” puji Carolina, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 1 yang datang berkunjung ke rumah orang tua Abid, Senin 10 Oktober 2022 lalu.

Walaupun masih beberapa kali menerima ledekan dari teman-temannya, kata Naya, Abid tak begitu mengambil pusing. “Ya dia ada cerita sedikit malu, makanya kalau ke sekolah minta ditutup aja matanya pakai perban. Selain itu kan kalau dipakai aktivitas lari-larian atau main sama teman, takut copot juga, makanya perban juga membantu sebenarnya. Tapi di luar itu, anaknya tetap senang, semangat,” ungkap Naya.


Kini Naya lebih banyak mengingatkan Abid bahwa anak pertamanya itu harus banyak bersyukur karena bisa lepas dari kanker. Naya menambahkan, banyak di luar sana yang kondisinya lebih parah dari Abid, “karena kita kalau ke rumah sakit sering lihat yang tangannya nggak ada, kakinya nggak ada, nggak bisa jalan, ada juga yang kedua matanya tidak bisa melihat. Abid biar mata satu tapi masih bisa lari, masih bisa ke sekolah, bisa main sepeda. Dengar gitu, dia semangat lagi.”

Gianny menyemangati dan memotivasi Abid untuk tidak malu pada apa yang ia rasakan sebagai kekurangan. Walaupun kekurangan, Gianny berharap Abid bisa menjadi orang sukses nantinya.

Gianny juga sama, ia kerap memotivasi Abid bahwa kekurangan bukanlah hambatan, bahwa setiap orang itu (punya sisi yang) tidak sempurna tapi jangan jadikan ketidaksempurnaan kita itu mematahkan semangat. “Kita boleh tidak sempurna, tapi kita harus menjadi orang yang hebat,” tegas Gianny disambut anggukan oleh Abid.

Menjadi Keluarga
Pada kesempatan itu, sulung tiga bersaudara itu pun mengungkapkan isi hatinya kepada relawan. “Alhamdulillah, Abid senang sekali sudah sehat,” kata Abid “Terima kasih ya Tante Gianny, Oma Carolina, sudah temani Abid dan Mimi (panggilan kepada Ibunya). Semoga sehat selalu, lancar segala urusannya, dan panjang umur untuk semua relawan Tzu Chi,” lanjutnya lirih dengan sedikit senyum malu-malu.

Senyum ceria Abid ketika berinteraksi dengan relawan yang mengunjunginya.

Pendampingan relawan pun tak hanya selesai pada tahap ini saja. Seperti keinginan Naya, cukuplah dua tahun saja keluarganya menerima bantuan dari Tzu Chi untuk melewati masa-masa sulitnya. Ke depannya ia ingin menjalin ikatan saudara saja dengan para relawan.

“Tentu, kita pasti akan selalu menjalin hubungan seperti keluarga,” tegas Gianny.

“Tapi semoga nggak perlu terima bantuan lagi (karena sudah sembuh) ya Tante,” ucap Naya. “Malah pengennya, Abid kalau nanti punya duit, liat orang yang perlu bantuan, Abid bisa bantu. Saya juga sering pesan ke Abid: ‘Abid inget nggak, Abid jaman sakit banyak yang bantu loh. Nanti Abid kalau udah gede, udah sukses, Abid ingat harus banyak bantu orang,” harap Naya.

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Abid Si Anak Hebat yang Semangat untuk Sembuh dari Kanker Mata

Abid Si Anak Hebat yang Semangat untuk Sembuh dari Kanker Mata

21 Juni 2021
Di usianya yang masih delapan tahun, Ahmad Abid Shauqi sudah mengalami cobaan berat. Ia divonis kanker mata bahkan sudah stadium empat. Bola mata kanan Abid sebelumnya bengkak dan keluar hingga sekepalan tangannya.
Abid yang Kini Bisa Kembali Riang

Abid yang Kini Bisa Kembali Riang

11 Oktober 2022

Sebuah pesan Whatsapp dari Naya, ibunda Abid, penerima bantuan Tzu Chi membuat Gianny berbunga-bunga. Walaupun penyakit Abid belum benar-benar dinyatakan sembuh, tapi kabar baik itu langsung menghangatkan hatinya.

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -