Ada Pesan Penting Nih dari Anak-anak TK Tzu Chi
Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta WulandariAnak-anak kelas Nursery dan Kindergarten Tzu Chi Indonesia memakai berbagai kostum yang menggemaskan sebagai pendukung peran mereka dalam penampilan drama di acara Ren Wen Week.
Sungguh menggemaskan. Itulah perasaan yang terlintas ketika menonton anak-anak kelas Nursery dan Kindergarten Tzu Chi Indonesia memainkan berbagai peran dalam sebuah drama. Bagaimana tidak gemas, mereka menggunakan kostum serupa tumbuh-tumbuhan dan hewan yang sangat lucu. Ditambah lagi, anak-anak yang usianya tidak lebih dari lima tahun ini juga menampilkan ekspresi yang manis.
Kostum anak-anak itu sangat mendukung dengan pentas drama yang mereka perankan dalam kegiatan Ren Wen Week yang berlangsung hari Jumat pekan lalu (1/3/19) di Gou Yi Ting, Lt. 3 Aula Jing Si. Ada yang menggunakan kostum bunga-bunga, hewan-hewan layaknya singa, serigala, kelinci, lalu ada juga penguin.
Ada dua drama yang diperankan oleh anak-anak TK ini, salah satunya cerita penguin yang membeli pendingin ruangan atau air conditioner (AC) karena es di tempat tinggal mereka sudah mulai meleleh.
Tak kalah gemas, mereka membawakan dua kisah drama. Salah satunya adalah kisah penguin yang membeli pendingin ruangan atau air conditioner (AC) ke kota. Lucu ya….
Namun, di balik kisah drama yang bagi orang dewasa adalah sesuatu yang lucu, anak-anak kecil ini ternyata ingin membawa pesan penting tentang menjaga dan melestarikan lingkungan. Penguin saja merasa terancam karena bongkahan es di tempat tinggal mereka yang dingin, sudah mulai mencair. “Bagaimana kita bisa mengatasinya?” begitu dialog anak-anak yang memerankan penguin di atas panggung. Akhirnya mereka pergi ke kota untuk membeli AC untuk menjaga lingkungan mereka tetap dingin dan tempat tinggal mereka tidak mencair. Namun hal itu ternyata tidak bisa mengatasi masalah. Lalu apa? “Kita harus menjaga dan melestarikan lingkungan kita bersama,” kata para penguin menyerukan kampanye pelestarian lingkungan.
Ren Wen Week kali ini juga didukung dengan penampilan permainan musik menggunakan barang-barang daur ulang berupa kaleng dan kardus bekas.
Tema perlindungan lingkungan memang dipilih oleh tim penggagas Ren Wen Week. Sejalan dengan Misi Pelestarian Lingkungan Tzu Chi, tema ini diharapkan bisa membuka wawasan para anak TK tentang menjaga lingkungan. Dari sana pula, Ren Wen Week kali ini juga didukung dengan penampilan permainan musik menggunakan barang-barang daur ulang berupa kaleng dan kardus bekas yang bisa menjadi melodi yang indah. Bahkan beberapa hari sebelumnya, TK Tzu Chi mengundang perwakilan dari World Wide Fund for Nature (WWF) untuk memberikan sharing di sekolah.
“Seminggu ini kami mencoba menjelaskan kepada anak-anak tentang bagaimana sampah bisa sangat mencemari lingkungan bahkan sampai membunuh makhluk hidup lain, baik tanaman dan hewan-hewan,” kata Lina Hon, Koordinator Ren Wen di TK Tzu Chi.
Yuk Saling Mengingatkan
Penjelasan-penjelasan dari guru maupun pihak WWF nyatanya tidak sia-sia. Buktinya, Benedict Manuel, anak kelas K1 Joy selalu bercerita tentang menjaga lingkungan pada orang tuanya ketika pulang sekolah. Anak usia 4 tahun ini bahkan menegur ibunya ketika membawa pulang beberapa kantong plastik usai berbelanja. “Saya agak terkejut ya, kok dia bisa tegur saya. ‘Ma, kalau belanja jangan lupa bawa tas. Jangan pakai plastik,’” kata Meilya Lusianti, mama Benedict.
Untuk mendukung tema pelestarian lingkungan, TK Tzu Chi juga mengundang World Wide Fund for Nature (WWF) untuk memberikan sharing di sekolah.
Meilya juga bercerita, selain plastik untuk belanja, Benedict juga mempersoalkan sedotan. “Katanya kita tuh nggak boleh pakai sedotan karena plastik itu akan berbahaya karena mencemari lingkungan, terlebih apabila nantinya termakan oleh binatang. ‘Nanti binatangnya bisa mati, ma,’” kata Meilya menirukan anaknya.
Meilya mengaku bahwa, sebagai orang tua kadang memang sering lupa dan hanya ingin praktis saja. Beruntung mereka mempunyai anak-anak yang paham dan bisa mengingatkan orang tua. “Beruntung anak diajarkan sejak awal untuk aware tentang lingkungan sehingga di rumah, di mana pun, bisa saling mengingatkan. Mudah-mudahan bisa turut mengurangi global warming,” harap Meilya.
Benedict Manuel bersama sang mama, Meilya Lusianti berfoto bersama usai kegiatan. Meilya bercerita bahwa Benedict kerap mengingatkannya untuk menjaga lingkungan.
Harapan itu sejalan dengan harapan Lina Hon bahwa tidak hanya mengerti, para murid diharapkan bisa terjun bersama menjaga lingkungan. “Seperti kata Master Cheng Yen bahwa, suhu bumi sekarang ini semakin meningkat, karenanya banyak bencana alam yang terjadi. Kita sebagai penghuni bumi jangan cuma tahu dan paham tapi juga terjun ke dalamnya, bertindak juga,” imbau Lina.
Editor: Yuliati