Ada Tekad Tentu ada Tenaga

Jurnalis : Lindawati Tjiawi (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan, Ryanto Budiputra (Tzu Chi Medan)


Relawan Calon Komite yang mengikuti pelatihan bersungguh-sungguh mendengar dan mencatat materi yang disampaikan para pembicara.

Minggu,16 Juni 2019, Tzu Chi Medan mengadakan pelatihan relawan calon komite (Abu Putih Logo) yang kedua. Pelatihan ini diadakan di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi  Medan di Kompleks Cemara Asri, Jalan Boulevard Blok G/1 No.1-3, Medan. Kegiatan ini diikuti oleh 73 calon komite dan melibatkan 53 relawan dalam pelaksanaannya. Desnita, Ketua He Qi Medan Cemara yang menjadi koordinator pelatihan ini mengatakan, “Tujuan pelatihan ini adalah agar relawan, khususnya calon komite bisa lebih mengerti Dharma Master Cheng Yen dan lebih memahami tugas dan tanggung jawab mereka sebagai orang yang ke depannya akan menjadi komite yang berkomitmen kepada Master untuk berjalan di jalan Bodhisatwa, demi ajaran Sang Buddha dan demi semua makhluk hidup.”


Handra Sikoko, relawan Komite Tzu Chi menjelaskan jika Sistem 4 in 1 adalah Dharma untuk relawan Tzu Chi dalam berkegiatan kemanusian.


Desnita (Ketua He Qi Medan Cemara) menjelaskan persyaratan administrasi yang diperlukan untuk menjadi Komite Tzu Chi.

Acara dimulai dengan penghormatan kepada Master Cheng Yen, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Mars Tzu Chi serta membacakan 10 Sila Tzu Chi. Yanny, relawan yang menjadi pembawa acara mengawali acara dengan menampilkan video Ceramah Master Cheng Yen. Master Cheng Yen mengatakan bahwa kita harus memiliki tekad yang sama, baru kita bisa bersatu hati dan harmonis. Keharmonisan adalah penampilan  luar, sedangkan bersatu hati ada di dalam. Dengan bersatu hati dan harmonis kita baru bisa saling mengasihi. Sebagai seorang relawan kita harus bisa terjun ke masyarakat untuk memahami mereka dan juga menyemangati  satu dengan lainnya  untuk menyerap Dharma.

Stuktur  4 in 1
Pada tahun 2003, Master Cheng Yen menerapkan struktur 4 in 1 di Tzu Chi. Tujuannya  adalah demi mewariskan ajaran dan semangat Tzu Chi. Master Cheng Yen mengklasifikasikan relawan Tzu Chi menjadi Tim He Xin (Bersatu Hati), Tim He Qi (Harmonis), Tim Hu Ai (Saling Mengasihi), dan Tim Xie Li (Gotong Royong) yang mempunyai fungsi yang berbeda namun bersifat setara, tidak ada atasan dan bawahan.


Doa bersama oleh semua relawan Tzu Chi agar masyarakat aman dan damai, harmonis, serta terhindar dari bencana.

Setiap orang harus kembali pada identitas dan peranan diri sebagai seorang relawan. Seperti yang dijelaskan oleh Handra Sikoko, relawan Komite Tzu Chi bahwa sistem 4 in 1 ini adalah Dharma duniawi untuk operasional relawan Tzu Chi, juga merupakan praktek ajaran Buddha dalam kesehariannya. He Xin (Bersatu Hati) membuat kebijakan berdasarkan Dharma/kebijakan Master Cheng Yen. He Qi (Harmonis) membuat/merancang program kerja berdasarkan kebijakan. Hu Ai (Saling Mengasihi), merencanakan/menyusun pelaksanaan program kerja. Xie Li (Gotong Royong) melaksanakan/menjalankan program kerja. Ketika berbagi tugas ada empat, namun saat bekerja adalah satu.

Syarat Menjadi Komite Tzu Chi 
Untuk menjadi relawan Tzu Chi, seseorang harus sudah pernah mengikuti sosialisasi dan mengikuti kegiatan Tzu Chi. Relawan Tzu Chi yang aktif  dan bertanggung jawab atas kegiatan Tzu Chi akan direkomendasikan untuk  menjadi Calon Komite Tzu Chi (Abu Putih Logo) oleh  Ketua Xie Li. Desnita, Ketua He Qi Medan Cemara menjelaskan kepada para peserta pelatihan bahwa untuk menjadi seorang komite, relawan harus bertanggung jawab atas kegiatan Tzu Chi, serta tidak mempunyai kebiasaan buruk serta menaati peraturan Tzu Chi.


Para peserta bersama relawan pendamping  melakukan pradaksina dengan hikmah di dalam ruangan kelas pelatihan.

Dengan melihat catatan kegiatan relawan calon komite, sekretariat akan merekomendasikan  relawan calon komite yang sudah hampir memenuhi syarat administrasi kepada Hu Ai. Setelah diperiksa dan dipelajari oleh Hu Ai, kemudian Hu Ai akan membahas dengan He Qi. Bila administrasinya sudah lengkap dan disetujui maka data relawan tersebut akan dikirim ke Jakarta.

Adapun syarat menjadi seorang komite setelah dicalonkan adalah aktif di kegiatan Tzu Chi selama  100 jam dan filosofi  140 jam dalam tahun yang sama, menaati peraturan Tzu Chi dan  tidak mempunyai kebiasaan buruk. Yang termasuk dalam filosofi adalah Bedah Buku, kebaktian, Xun Fa Xiang dan pelatihan.

Setelah makan siang,  semua relawan berdoa bersama dan dilanjutkan dengan mengadakan pradaksina sambil melafalkan syair “Jing  ji qing cheng, zhi xuan xi mo, shou zhi bu dong,yi bai qian jie” yang artinya “hati yang hening dan jernih, tekadnya luas dan luhur, teguh tak tergoyahkan, dalam miliaran kalpa”. Pradaksina  adalah  sikap untuk mempersiapkan batin dengan cara berjalan berkeliling searah jarum jam. Setelah mengikuti pradaksina para peserta pelatihan lebih merasa tenang untuk melanjutkan ke sesi berikutnya.  Su Pun Wui, Wakil Ketua He Qi Medan Cemara menjelaskan bahwa sikap dan perilaku Komite Tzu Chi haruslah sesuai dengan jalan mulia berunsur delapan: pengertian benar, pikiran benar ,ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, daya upaya benar, perhatian benar dan konsentrasi benar


Su Pun Wui, Wakil Ketua He Qi Medan Jati menjelaskan  tentang bagaimana sikap dan perilaku seorang Komite Tzu Chi.

He Qi Medan Jati, Agnes Jauhari  membawakan sesi Tata Krama Tzu Chi. “Tata karma sangat penting karena dengan melihat perilaku kita orang-orang akan melihat siapa guru kita,” kata Agnes. Beliau juga mengatakan bahwa citra adalah penampilan secara keseluruhan seseorang yang  terlihat oleh pihak luar, termasuk cara berbusana, perilaku dan etika berbicara di depan umum. Seragam Tzu Chi hanya  dipakai saat berkegiatan  Tzu Chi. Ketika mengenakan seragam Tzu Chi tidak diperlenankan membeli makanan non  vegetarian (hewani).  Selalu memakai kartu pengenal  dengan posisi yang benar. Penampilan wajah pria tidak brewokan dan berkumis (kecuali karena latar belakang agama - red) dan untuk wanita berdandan secara sederhana, tidak memakai perhiasan berlebihan, dan bersikap  berwibawa, seperti berjalan dengan langkah ringan, berdiri tegak, dan duduk dengan punggung tegak.


Relawan Tzu Chi mengajak seluruh peserta pelatihan untuk menyanyikan dan memperagakan lagu isyarat “Satu Keluarga”.

Setiap acara pelatihan, akan menampilkan isyarat tangan. Kali ini para komite memperagakan isyarat tangan “Yi Jia Ren”  yang artinya Satu Keluarga. Para relawan Komite Tzu Chi  mengajak seluruh peserta berdiri dan ikut memperagakan isyarat tangan tersebut. Seketika suasana ruangan menjadi hangat dan akrab.

Pada kesempatan ini, Endang Kamal, Wakil Ketua He Qi Medan Cemara mengajak  relawan untuk merangkul 1000 Bodhisatwa dan menggalang 100.000 donatur. Seluruh peserta diajak untuk berikrar agar  bisa mengajak relawan baru dan donatur baru, karena relawan Tzu Chi Medan sudah mendapat berkah dan doa dari Master Cheng Yen saat berikrar di hadapan Master untuk menggalang 1.000.000  Donatur. Saat itu Master Cheng Yen mengatakan, “ 100.000 bagus, 1.000.000 lebih bagus.“ Untuk mewujudkannya, tentu butuh tekad dan semangat bersama. Ada tekad pasti ada tenaga.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Ada Tekad Tentu ada Tenaga

Ada Tekad Tentu ada Tenaga

21 Juni 2019

Tujuh puluh tiga relawan Calon Komite Tzu Chi mendalami Dharma dengan mengikuti pelatihan pada Minggu, 16 Juni 2019. “Tujuannya agar lebih mengerti Dharma, serta memahami tugas dan tanggung jawab sebagai murid Master Cheng Yen,” kata Desnita, koordinator kegiatan ini.

Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -