Agatta Kini Jadi Relawan Tzu Chi

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah

Keinginan Agatta untuk menjadi relawan Tzu Chi akhirnya terlaksana pada Minggu 3 April 2022. Kegiatan pertama yang ia ikuti adalah Gathering Gan En Hu, atau pertemuan para penerima bantuan Tzu Chi di Komunitas He Qi Timur yang dilaksanakan di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading.

Sebenarnya untuk menjadi relawan Tzu Chi, Agatta mesti mengikuti sosialisasi dahulu, baru bisa mengenakan seragam Tzu Chi. Karena baru pertama kali, ia yang ditemani sang ibu, Anni Pankey pun mengenakan rompi Tzu Chi.

Setelah sekian lama tertunda akibat pandemi Covid-19, keinginan Agatta untuk menjadi relawan Tzu Chi akhirnya terlaksana.

Tugas Agatta hari itu melayani para penerima bantuan Tzu Chi yang hendak menuangkan celengan bambu mereka. Ia juga membantu menyerahkan bantuan Gan En Hu seperti susu maupun diapers. Pertama kali melakukan tugasnya, Agatta tak merasa kesulitan.

“Malah aku excited ingin tahu lebih dalam bagaimana cara relawan menjalankan tugasnya. Dan dari pas masuk lihatnya auranya sudah enak, seru, happy. Jadi saya juga terbawa langsung semangat jadinya,” kata Agatta berbinar-binar.

Agatta merasa senang menjalankan tugasnya.

Pada hari pertama menjalankan tugasnya ini, ia melihat sendiri ternyata banyak sekali orang yang dibantu Tzu Chi dengan berbeda-beda kesulitan hidup yang dialami. Meski memikul masalah, para Gan En Hu ini tetap bersumbangsih, baik melalui celengan bambu atau menjadi donatur bulanan Tzu Chi.

Kedepannya, Agatta akan mendapatkan tugas memindahkan kumpulan catatan tangan relawan saat survei penerima bantuan Tzu Chi. Oleh Agatta nanti akan diketik ulang ke program Microsoft word.

Kehadiran Agatta hari itu, juga memberikan inspirasi bagi para penerima bantuan Tzu Chi lainnya untuk lebih bersyukur, ikhlas, dan bersemangat menjalani hidup.


Suci yang anaknya belum lama ini dibantu Tzu Chi untuk pemasangan implant koklea di kedua telinga, tak bisa tidak untuk menghampiri Agatta. Ia sangat salut, dari kondisi Agatta yang sebelumnya terpuruk karena lumpuh, sekarang malah sudah bisa menjadi seorang relawan Tzu Chi.

“Luar biasa banget Mbak Agatta terus berjuang dan tak pantang menyerah. Dan saya lihat wajahnya segar, ceria,” ujar Suci.

Menyaksikan anaknya hari itu, Anni Pankey begitu bersyukur. “Ini memang keinginan dia, apa yang dia bisa berikan untuk Tzu Chi, bukan cuma menerima terus. Dan sekarang saatnya dia untuk memberi diri (bersumbangsih), membantu walaupun dalam keadan begitu. Saya yakin dia bisa. Dan saya lebih bahagia lagi, saya bangga,” tuturnya.

Tak hanya Anni Pankey yang bersyukur dengan kemajuan Agatta sekarang ini, kebahagiaan juga dirasakan para relawan Tzu Chi dari He Qi Timur yang selama ini mendampingi Agatta. Salah satunya Anastasia Lili Suarti.

“Sangat-sangat bersyukur kami. Ajaran dari Master Cheng Yen kan, tidak hanya kita membantu secara materi saja. Tapi kita harus bisa mengarahkan mindset (penerima bantuan Tzu Chi) tadinya yang dibantu, kemudian mau mengubah diri, memanfaatkan yang ia bisa untuk orang lain,” ujarnya.

Agatta juga mengikuti sesi gathering relawan setelah semua penerima bantuan Tzu Chi menerima jatah bantuannya.

Agatta (25), sebelumnya merupakan seorang penerima bantuan Tzu Chi. Pada tahun 2016, Agatta yang kala itu merupakan mahasiswi universitas swasta di Jakarta mengalami kecelakaan saat melakukan atraksi unjuk kebolehan di kampusnya. Akibat kecelakaan itu Agatta lumpuh dari pinggang ke bawah. Masa itu merupakan masa kelam bagi Agatta. Ia tak lagi punya semangat hidup, sedih, marah, kalut, dan tidak terima keadaan dirinya.

Satu ketika, pada September 2017, Tzu Chi menggelar baksos kesehatan gigi di Gereja Santo Fransiskus Xaverius Jakarta Utara. Johan Kohar, relawan Tzu Chi diberitahu salah satu pengurus gereja bahwa Agatta, warga lingkungan Blasius, yang tak jauh dari paroki gereja, baru saja mengajukan permohonan bantuan ke Tzu Chi.

Pengajuan permohonan itu pun diproses, dan pada 20 November 2017, para relawan Tzu Chi mengantarkan bantuan ranjang. Secercah harapan dan semangat baru pun muncul di hati Agatta dan sekeluarga. Sejak saat itu hingga kini, para relawan Tzu Chi terus memberi perhatian pada Agatta. Sejak tahun 2019, Tzu Chi juga memberi bantuan biaya hidup dan diapers untuk Agatta setiap bulannya.

 

Di tahun 2022 ini, banyak perkembangan menggembirakan dari Agatta. Agatta sudah mulai bisa mandiri. Dari yang sebelumnya hanya berbaring di tempat tidur, kini sudah bisa naik turun dari kursi roda ke tempat tidur dan sebaliknya. Agatta bahkan kini sudah menjadi salah satu tulang punggung keluarga dengan profesinya sebagai shoutcaster yakni komentator dalam sebuah pertandingan esports.

Agatta juga merasa bantuan biaya hidup yang telah diberikan oleh Tzu Chi sejak tahun 2019 sudah bisa dihentikan seiring dengan kemampuan Agatta yang kini bisa mencukupi kebutuhan keluarganya sehari-hari.

 

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Agatta Kini Jadi Relawan Tzu Chi

Agatta Kini Jadi Relawan Tzu Chi

06 April 2022

Keinginan Agatta untuk menjadi relawan Tzu Chi akhirnya terlaksana pada Minggu 3 April 2022. Kegiatan pertama yang ia ikuti adalah Gathering Penerima Bantuan Tzu Chi di Komunitas He Qi Timur yang dilaksanakan di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading.

Sebuah Perjumpaan yang Indah, Kisah Agatta yang Kini Berdayaguna

Sebuah Perjumpaan yang Indah, Kisah Agatta yang Kini Berdayaguna

13 Januari 2022

Sepintas tak ada yang berbeda dari penampilan Agatta jika menonton Youtube Channelnya. Namun siapa sangka, penerima bantuan Tzu Chi ini melakukannya di atas kursi roda. Bagaimana kisahnya?

Hadiah Natal untuk Agatta

Hadiah Natal untuk Agatta

22 Desember 2017

Lima hari menjelang Hari Natal, belasan relawan Tzu Chi komunitas He Qi Timur, Kelapa Gading bersiap menuju Jalan Enggano, Tanjung Priok. Para relawan melakukan Kunjungan Kasih sekaligus mengantarkan ranjang untuk pasien Agatta, seorang remaja yang merupakan salah satu umat gereja St. Fransiskus Xav

Dengan kasih sayang kita menghibur batin manusia yang terluka, dengan kasih sayang pula kita memulihkan luka yang dialami bumi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -