Air Bersih Yang Dinanti

Jurnalis : Lendra Bodhi Satria (Tzu Chi Sinar Mas), Fotografer : Yulias, Lendra Bodhi Satria (Tzu Chi Sinar Mas)

Kamis, 17 Oktober 2024 Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Cabang Sinar Mas Komunitas Relawan Pati mendistribusikan 10 tangki bantuan air bersih.

“Lakukanlah segala sesuatu dengan penuh kesungguhan hati, tidak perlu merasa khawatir dan risau”
(Master Cheng Yen)

Kekeringan panjang yang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Pati mendorong kepedulian dari berbagai pihak. Kamis, 17 Oktober 2024 Komunitas Relawan Tzu Chi Sinar Mas di Pati, Jawa Tengah mendistribusikan 10 tangki bantuan air bersih dengan kapasitas 8.500 liter air per tangkinya di Desa Sarimulyo Kecamatan Winong dan dua desa di Kecamatan Puncakwangi, yaitu Desa Terteg dan Desa Tanjung Sekar.

Kedatangan mobil tangki air bersih itu langsung diserbu puluhan warga terdampak kekeringan. Warga berbondong membawa jerigen dan ember menuju titik penampungan air. "Alhamdulillah terima kasih atas bantuannya. Ini sangat kami butuhkan, karena di sini airnya sulit. Bahkan masjid ini saja kadang nggak ada air sama sekali," kata Yamisih, salah satu warga Dusun Gendoan.

Menurut wanita 49 tahun ini, musim kemarau kali ini lebih panjang dan berdampak langsung terhadap pasokan air di kampungnya. Terlebih embung yang menjadi sumber air utama di kawasan perkampungannya mengering, demikian juga sumur banyak yang mengering. Kalaupun masih ada airnya, rasanya asin. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga mencari pasokan air ke berbagai tempat.

"Ya cari ke mana-mana nggak ada air mas, sumur juga airnya asin dan waduk ada air pas musim hujan saja," imbuhnya.

Tzu Chi membantu 10 tangki air bersih untuk warga di Desa Sarimulyo Kecamatan Winong dan dan dua desa: Desa Terteg dan Desa Tanjung Sekar Kecamatan Pucakwangi.

Embung yang dijadikan sumber utama air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bagi warga Desa Sarimulyo, Kecamatan Winong.

Dusun Gendoan yang terletak di Desa Sarimulyo, Kecamatan Winong, Kabupaten Pati menjadi salah satu dusun yang sangat merasakan kekeringan tahun ini. Warga setempat banyak yang mengandalkan bantuan air bersih.

Hal ini juga dibenarkan Oktaviansyah selaku Karang Taruna Desa Sarimulyo yang turut mendampingi distribusi air bersih. “Embung di sini luas mas tapi kalau musim panas seperti ini semua kering, di sini sumur airnya juga asin dan misal ada itu sumur bor. Semakin dalam semakin asin. Jadi warga biasanya hanya mengandalkan bantuan air bersih dari berbagai kalangan,” terangnya.

Musim kemarau yang melanda saat ini tidak hanya berdampak pada kurangnya air bersih di Kecamatan Winong saja, namun juga terjadi di Kecamatan Pucakwangi. Salah satunya Desa Terteg. Bahkan untuk mengatasi kekeringan yang terjadi, setiap tahunnya Pemerintah Desa Terteg selalu menganggarkan dana desa untuk penanggulangan dampak kekeringan untuk pengadaan air bersih. Meski begitu masih belum bisa mencukupi kebutuhan air bersih warga desa. Warga juga mengandalkan bantuan dari warga desa ini yang bekerja di luar negeri untuk membantu pengadaan air bersih.  

Antusias warga dan relawan terlihat saling gotong royong dalam mengisi air di galon warga.

“Di sini sudah lama tidak hujan mas, semingguan yang lalu pernah hujan 2 hari tapi mata air malah pada mati semua. Biasanya saya dan beberapa warga meminta bantuan warga sini yang kerja di luar negeri untuk membantu warga. Bulan kemarin saya dapat bantuan 10 tangki air bersih dari warga yang kerja di luar negeri,” ucap Parmin, salah satu perangkat Desa Terteg. “Hari ini kami mendapat bantuan dari panjenengan (kalian) semua. Terima kasih banyak sudah peduli dengan kami. Ini sangat dibutuhkan warga,” sambungnya.

Rasa senang dan syukur juga dirasakan oleh Puput (40), seorang warga Desa Terteg. “Ya ampun mas. Alhamdulillah sekali bantuannya. Saya punya anak kecil mas jadi sangat membutuhkan air bersih untuk masak, mandiin anak dan lain-lain. Kami memang mengandalkan bantuan air bersih mas tapi ini sudah lama tidak ada bantuan dan baru ini ada datang lagi dari Tzu Chi,” ucap ibu 2 anak ini.

Nenek Jumirah (tengah) dibantu relawan Suwarni (kanan) dan Pangati membawa galon air menuju rumahnya.

Adapula Nenek Jumirah yang berlari membawa dua galon ketika melihat armada tangki air datang. Jumirah 4 kali bolak balik dari penampungan air ke rumahnya yang berjarak kurang lebih 250 meter untuk mengambil air. Melihat polah Nenek Jumirah yang tidak ada membantu mengisi dan membawa air, relawan berinisiatif membantu mengisi dan membawakan air ke rumahnya. “Matur nuwun nggeh bu, mbah kakung mboten saget bantu ngangsu, sakit stroke. Nggeh sak olehe. Kadang 8 galon kadang nggeh lebih. Sak kuate mbahe bu (Terima kasih, Mbah Kakung tidak bisa membantu ambil air karena sakit stroke. Ya sedapatnya. Kadang 8 galon, kadang ya lebih. Semampunya saja),” ucap Jumirah tersenyum.

Jumirah tinggal berdua dengan sang suami yang sudah lima tahun ini mengalami sakit stroke, sehingga kebutuhan apapun dilakukan seorang diri. Ia memiliki sumur namun mulai surut jadi kadang air sumurnya tidak bisa keluar. Sehingga ketika bantuan datang ia merasa bahagia karena air bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari. “Kulo nggeh seneng, nggeh ambek damel ngombeni sapi ngeteniki, matur nuwun nggeh (Saya senang, ini juga untuk memberi minum sapi. Terima kasih),” ungkap nenek 69 tahun ini bahagia.

Suyadi (rompi) dengan semangat membantu mengisi dirigen warga. Ia senang bisa membantu sesama yang membutuhkan.

Rasa bahagia bukan hanya dirasakan oleh warga yang menerima bantuan air bersih, tetapi juga relawan yang turut bersumbangsih pada kesempatan ini. Seperti yang dirasakan Suyadi, salah satu relawan baru. “Senang rasanya bisa ikut kegiatan ini, saya jadi bisa melihat langsung seperti apa kondisi mereka yang membutuhkan, walaupun kami hanya bisa membantu tenaga,” ucap Suyadi penuh syukur.

Siang itu langit memancarkan sinar mentari tanpa malu-malu, namun panas yang menyengat tidak menyurutkan semangat para relawan dalam bersumbangsih menyalurkan bantuan air bersih. “Panas pol. Apa kapok? Tidak.  (Panas sekali, apakah kapok). Kalau ada waktu dan kami sempat pasti kami akan ikut lagi walaupun hujan dan panas, karena tujuan kami adalah supaya kita bisa bermanfaat untuk orang lain,” tegas Suyadi.

Suwardi (kanan) berharap warga yang terdampak dapat terbantu dengan adanya bantuan air bersih ini.

Kekeringan yang melanda Pati bagian Tenggara sudah hampir terjadi selama 5 bulan. Bantuan air bersih sangat bermanfaat untuk meringankan beban warga desa yang sangat membutuhkan bantuan air akibat kekeringan yang terjadi. Relawan menyadari keberadaan air bersih menjadi kebutuhan pokok manusia yang sangat penting bagi keberlanjutan dan kesejahteraan hidup. Hampir sebagian besar aktivitas manusia memerlukan air, seperti minum, memasak, mandi, dan sebagainya.

“Mudah-mudahan warga yag terdampak terbantu adanya air ini. Kami ucapkan banyak terima kasih atas peluang kemanusiaan berupa dana air bersih untuk membantu warga,” ujar Suwardi, Wakil Ketua Komunitas Relawan Tzu Chi Pati. Melalui bantuan yang diberikan diharapkan dapat meringankan kondisi warga terdampak kemarau panjang.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Air Bersih untuk Warga Jakenan, Jawa Tengah

Air Bersih untuk Warga Jakenan, Jawa Tengah

17 Oktober 2023

Kemarau panjang mengundang simpati relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas di Pati untuk menyalurkan air bersih bagi warga Desa Tondokerto dan Desa Mantingan Tengah, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. 

Air Bersih Yang Dinanti

Air Bersih Yang Dinanti

01 November 2024

Bantuan air bersih disalurkan relawan Tzu Chi Pati untuk warga Desa Sarimulyo, Kecamatan Winong, dan dua desa di Kecamatan Puncakwangi, yaitu Desa Terteg dan Desa Tanjung Sekar, Pati, Jawa Tengah. Di musim kemarau warga di dua kecamatan ini mengalami kesulitan air bersih.  

Mewariskan Sumber Mata Air Bersih di Biak

Mewariskan Sumber Mata Air Bersih di Biak

16 Oktober 2017
Derap langkah kaki relawan Tzu Chi dan warga Desa Dofyo Wafor mantap dan sejalan. Hari itu, Jumat, 6 Oktober 2017 mereka menuruni jalan aspal dan menembus semak belukar yang masih rimbun menuju area mata air di Desa Dofyo Wafor. Bukan untuk bertamasya, tapi untuk bersama-sama membersihkan areal mata air.
Keharmonisan organisasi tercermin dari tutur kata dan perilaku yang lembut dari setiap anggota.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -