Ajaran Baru, Semangat Baru
Jurnalis : Purwanto (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Angga dan Beverly (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)Para relawan Tzu Chi memberikan perkenalan dan pengarahan kepada para Xiao Tai Yang pada pertemuan pertama di tahun ajaran baru kelas budi pekerti di Tanjung Balai Karimun.
Keberhasilan pendidikan anak menjadi tanggung jawab seorang guru dalam mendidik anak di sekolah, namun hal ini juga harus diimbangi dengan pendidikan dikeluarga. Untuk itu harus ada kerja sama antara orang tua dengan guru. Selain dari keluarga, faktor lingkungan sekitar sangat mempengaruhi kepribadian anak. Lingkungan yang baik dapat memberikan dampak positif bagi anak, sedangkan lingkungan yang kurang baik bisa berdampak buruk bagi kepribadian anak. Melalui lembaga Tzu Chi di Tanjung Balai Karimun ini diharapkan dapat membentuk karakter anak yang baik dengan adanya pendidikan budi pekerti. Pendidikan budi pekerti harus ditanamkan sejak dini pada diri anak agar nantinya menjadi orang yang mempunyai pengetahuan yang didasari moral baik.
Pada hari Minggu, 20 Juli 2014, para Xiao Tai Yang memulai tahun ajaran baru pendidikan budi pekerti. Belajar ditahun ajaran baru harus dengan semangat yang baru. Pada awal pendidikan budi pekerti, semua Xiao Tai Yang didampingi oleh kedua orang tuanya masing-masing. Lissa Shijie dan Ruxin Shijie sebagai pembawa acara sangat antusias menyampaikan peraturan-peraturan yang akan diterapkan serta dilaksanakan oleh semua Xiao Tai Yang. Karena dengan peraturan akan membawa kepribadian yang baik dan disiplin untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan penuh antusias, para Xiao Tai Yang mengikuti kelas budi pekerti yang diadakan pada tanggal 20 Juli 2014.
Salah satu relawan mendampingi Xiao Tai Yang dalam mengerjakan aktifitas kegiatan kelas budi pekerti.
Pertemuan awal dimanfaatkan untuk pengenalan Yayasan Buddha Tzu Chi kepada semua Xiao Tai Yang dan orang tua. Pengenalan terhadap seluruh pengurus dan semua anggota Tzu Chi di Tanjung Balai Karimun bertujuan agar kedepannya terjalin hubungan baik antara orang tua, Xiao Ta Yang, dan seluruh insan Tzu Chi. Untuk pembelajaran pada bulan-bulan berikutnya, ketika para Xiao Tai Yang sedang belajar di kelas budi pekerti, maka orang tua akan dibuatkan ruangan khusus untuk belajar Dharma dan membahas permasalahan-permasalahan tentang anaknya. “Selama kegiatan Tzu Chi, anak-anak harus bisa mematuhi peraturan yang ada. Ini bukan berarti kalau keluar dari kantor Tzu Chi dan hidup di masyarakat berarti bebas dari peraturan yang dibuat. Tetapi peraturan di Tzu Chi merupakan dasar untuk hidup disiplin yang harus diterapkan di kehidupan bermasyarakat,” tutur Pungki Shixiong memberikan pengarahan di awal tahun ajaran baru ini.
Di penghujung acara, semua Xiao Tai Yang menerima buku kegiatan untuk proses pembelajaran di bulan-bulan selanjutnya. Buku kegiatan ini diisi oleh semua Xiao Tai Yang saat di rumah. Paling sedikit 10 perbuatan baik yang telah dilakukan. Namun Lissa Shijie menegaskan agar para Xiao Tai Yang mengisi perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan sebanyak-banyaknya di buku kegiatan tersebut. Karena dengan mengisi perbuatan baik yang telah dilakukan pada buku kegiatan dapat menumbuhkan sikap luhur yang ada pada pribadi masing-masing.
Para Xiao Tai Yang, orang tua murid, dan relawna Tzu Chi bersama-sama berdoa usai kegiatan kelas budi pekerti.
Artikel Terkait
Asyiknya Bekerja Sama
15 Desember 2016Bertenggang Rasa Terhadap Sesama
10 Oktober 2018Kelas Budi Pekerti di Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kali ini membahas tentang pentingnya setiap orang bertenggang rasa. Banyak sekali manfaat jika setiap orang saling bertenggang rasa terhadap sesama, seperti hidup rukun dan damai, saling peduli dan tercipta kesatuan.