AKIDA Donasikan 42 Unit Tenda Untuk Palu

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya


Lima anggota AKIDA secara simbolis menyerahkan 42 tenda pengungsi berukuran 4 x 6 m² untuk warga koban gempa dan tsunami di Palu kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Selasa 13 November 2018.

Asosiasi Kimia Dasar Anorganik Indonesia (AKIDA), donasikan bantuan tenda sebanyak 42 unit berukuran 4 x 6 meter² untuk penanganan korban akibat gempa dan tsunami di Palu Sulawesi Tengah. Donasi tersebut diserahkan langsung ke Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia pada (13/11/18) yang diwakili oleh staf Sekretariat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Ria Sulaiman dan Andre Zulman.  

Michael Susanto Pardi Ketua umum AKIDA mengatakan, donasi ini berasal dari seluruh anggota yang merupakan gabungan dari 31 perusahaan kimia yang hasil produksinya dipakai untuk kebutuhan rumah tangga seperti minyak goreng, pembersih pakaian dan lain-lain. Sebelumnya, AKIDA juga ikut berkontribusi dalam bantuan pengadaan air bersih di Lombok.

“Kami sangat berterima kasih karena kami bisa bekerja sama. Sebenarnya anggota kami sangat ingin berkontribusi bantuan kemanusiaan namun kita sulit bagaimana cara menyalurkannya,” ungkap Michael.


Sekretariat Yayasan Buddha Tzu Chi yang diwakili oleh Ria Sulaiman dan Andre Zulman menerima secara simbolis 42 tenda pengungsi untuk Palu Donggala dan Sigi.


Lima anggota AKIDA berkesempatan mengunjungi Exibition Hall di Aula Jing Si untuk melihat kegiatan relawan Tzu Chi di Indonesia dan seluruh dunia. 

Michael juga berharap semua anggotanya di AKIDA mau datang berkunjung ke Tzu Chi Center untuk mengenal lebih dalam lagi apa yang sudah dikerjakan Tzu Chi Indonesia.

“Sebenarnya kami sudah mengumpulkan donasi dan bantuan ini di awal Oktober, namun karena kami minim jaringan untuk menyalurkan bantuan. Beruntung sekali kami bisa bertemu dengan Yayasan Buddha Tzu Chi yang sudah berkontribusi dua hari pasca bencana untuk menyalurkan bantuan di Lombok dan Palu,” tambah Satyawati Susanto sekretaris AKIDA.

Satyawati sangat terkesan dengan apa yang sudah dikerjakan relawan Tzu Chi seperti menggalang dana melalui celengan bambu, untuk itu AKIDA berharap Yayasan Buddha Tzu Chi mau menjadi partner mereka dalam berkegiatan atau memberikan bantuan sosial.

Anggota AKIDA yang datang kali ini berjumlah lima orang yang secara simbolis memberikan 42 tenda berukuran 4 x 6 m² di Tzu Chi Center. Mereka juga berkesempatan berkeliling Aula Jing si melihat kegiatan Tzu Chi Indonesia dalam menjalankan misi kemanusiaan.

Editor: Khusnul Khotimah

 


Artikel Terkait

Gempa Palu: Panas dan Hujan Tak Pernah Menjadi Alasan

Gempa Palu: Panas dan Hujan Tak Pernah Menjadi Alasan

19 Oktober 2018
Dalam kondisi terik maupun hujan, relawan Tzu Chi tetap menyalurkan bantuan bagi warga di Palu, Donggala, dan Sigi. Sore kemarin, Kamis 18 Oktober 2018, hujan deras mengguyur lapangan terbuka di Desa Kavaya, Sindue, Kabupaten Donggala. Setelah hujan mereda, relawan pun akhirnya menyalurkan 98 paket bantuan.
Tidur Lebih Nyaman dengan Bantuan Kasur dan Selimut dari Tzu Chi

Tidur Lebih Nyaman dengan Bantuan Kasur dan Selimut dari Tzu Chi

22 Oktober 2018
Bahagia dan tersanjung, itulah yang dirasakan warga di Dusun Tiga Konsesi di Kecamatan Sindue Tombusabora, di Kabupaten Donggala. Setelah sebelumnya mendapatkan bantuan berupa dua lembar tikar dan 1 dus mi instan untuk masing-masing Kepala Keluarga, kali ini Tzu Chi (21/11) membagikan kasur dan selimut.
Gempa Palu: Semangat Tak Boleh Terkubur Bersama Gempa

Gempa Palu: Semangat Tak Boleh Terkubur Bersama Gempa

02 November 2018

“Nah… di sana, di dekat rumah walet itu,” kata Sofian menunjuk satu-satunya bangunan yang ia ingat dan masih tersisa. “Dulu rumah saya ada di samping rumah walet itu. Tapi sudah tak ada itu sisanya,” ucapnya ringan dengan wajah tersenyum. Rumah Sofian dulu ada di Perumnas Balaroa yang terdampak likuifaksi, yang kata warga Palu, tanah di perumahan itu sudah lebur seperti diblender. Namun berbeda dengan semangat Sofian yang tetap kuat dan tak goyah.

Gunakanlah waktu dengan baik, karena ia terus berlalu tanpa kita sadari.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -