Aku Harus Berani!
Jurnalis : Hendra Gunawan (He Qi Barat), Fotografer : Hendra Gunawan (He Qi Barat)Tema acara Xiao Tai Yang tanggal 19 September 2010 lalu adalah “Semangat yang disertai dengan keberanian untuk memulai sesuatu atau melakukan langkah pertama”. |
| ||
Sebelum jarum jam menunjukkan pukul 9.00 para Xiao Phu Sa sudah berkumpul. Mereka asik ngobrol dengan teman sebayanya ataupun hanya sekadar bersama dengan orang tua mereka. Tema acara pada kali ini adalah “Semangat yang disertai dengan keberanian untuk memulai sesuatu atau melakukan langkah pertama”. Antara Sukses dan Bahagia
Ket : - Dokter Andy meminta Xiao Phu Sa menggambar apa saja yang mereka paling sukai di atas selembar kertas, serta menuliskan cita-cita mereka di sana. Ia juga mendorong Xiao Phu Sa agar tidak mudah menyerah meraih cita-cita. (kiri) Kemudian acara berikutnya adalah sharing dengan berbagai narasumber. Narasumber yang pertama adalah 2 orang dokter yang bertugas di RSKB, dr. Deasy dan dr. Andy. Dalam sharing-nya, dr. Andy mengajak para Xiao Phu Sa untuk menuliskan nama orang yang mereka sayangi dan cita–cita mereka. Dokter Andy juga meminta mereka menggambar apa yang mereka paling sukai di atas selembar kertas. Lalu dr. Andy mengajak beberapa orang Xiao Phu Sa untuk ke depan dan memperlihatkan yang sudah mereka tulis di kertas tersebut. Berbagai macam cita–cita dan gambar pun terlukis di sana. Maka dr. Andy pun memberikan nasehat kepada Xiao Phu Sa agar jangan mudah menyerah dalam meraih cita–cita dan harus berani mengambil langkah pertama untuk meraih cita–cita tersebut. Lalu dr. Andy juga berpesan para orangtua agar sebaiknya tidak memaksakan cita–cita kepada anak, dan membebaskan anak–anak memilih sesuai dengan karakter mereka masing – masing. Narasumber yang kedua adalah Widodo Shixiong, salah seorang staff dari DAAI TV. Ia bertanya pada Xiao Phu Sa, “Xiao Phu Sa tahu tidak siapa saja yang ada di belakang layar dalam setiap pembuatan acara di DAAI TV?” Seorang Xiao Phu Sa menjawab, “Sutradara dan pemain film, Shibo.” Widodo Shixiong kemudian menjelaskan peranan orang–orang yang ada layar itu, mereka ikut berjasa dalam mengobati kita secara tak langsung dengan berbagai acara yang disusunnya. “Apa yang dicita–citakan harus diperjuangkan dari sekarang dan papa mama juga harus mendukungnya,” begitu kata Widodo Shixiong kepada Xiao Phu Sa dan orang tuanya sambil menutup sesi sharing pada kesempatan kali itu.
Ket : - Ternyata dalam pembuatan donat, ada banyak filosofi kehidupan yang bisa dipelajari oleh Xiao Phu Sa. (kiri). Belajar untuk Tahan Banting Setelah itu dimasukkan telur dan margarin. “Telur itu ibarat Xiao Phu Sa harus rajin–rajin belajar dan margarine ibaratnya pelajaran sekolah yang dipelajari,” Nelly Shijie memberikan penjelasan. Giliran berikutnya yang dimasukkan adalah ragi dan air. “Ragi itu artinya Xiao Phu Sa harus makan makanan yang bergizi supaya cepat besar dan air itu Xiao Phu Sa nanti akan bertemu dengan orang–orang lain yang memberikan air kehidupan bagi Xiao Phu Sa,” papar Nelly Shijie sambil menyisihkan adonan yang hampir jadi itu karena ia sudah mempersiapkan adonan yang sudah jadi untuk diuleni dan dibentuk. “Setelah itu jangan lupa adonannya harus dibanting, dicubit dan dipukul supaya jadi enak. Kalian lihat walau awalnya terasa sakit akhirnya jadi sesuatu yang bernilai. Itu seperti kalian yang dicubit oleh papa mama karena kalian malas belajar, nah kalian juga harus seperti adonan ini yah, TAHAN BANTING !” jelas Nelly Shijie sembari membagikan adonan untuk Xiao Phu Sa uleni. Para Xiao Phu Sa pun dengan semangat membanting, mencubit, dan memukul adonan sehingga ruangan tersebut penuh dengan suara yang bergemuruh. Setelah diuleni Xiao Phu Sa membentuk adonan menjadi bentuk donat dan siap digoreng. Proses penggorengan ini sendiri akan dibantu oleh kakak dan mama di Tim Xiao Tai Yang. Sebelum menikmati donat hasil kerja mereka, Xiao Phu Sa diajak untuk belajar kata perenungan. “Jalan dibuat untuk digunakan oleh manusia, jalan yang jauh sekali pun selalu dimulai dengan langkah yang pertama,” baca Dewi Shijie, dan beliau memberikan nasehat, “Betapa pun susahnya, jangan mudah putus asa dan selalu semangat untuk mempelajari sesuatu.” Sebagai acara penutup, Tim Xiao Tai Yang memperagakan bahasa isyarat tangan yang berjudul Xing Zhong De Sheng Yin yang artinya Suara Hati. Dengan penuh perhatian para Xiao Phu Sat memperhatikan bahasa isyarat tangan itu. Lalu donat yang tadi sudah dibuat pun telah terhidang di atas meja dan siap dinikmati bersama-sama. | |||
Artikel Terkait
Berkah dan Pelatihan Diri
23 Maret 2011Dalam rangka memperingati Ulang Tahun Yayasan Buddha Tzu Chi Perwakilan Makassar yang ke-10, relawan Tzu Chi Makassar menggelar bakti sosial kesehatan pada tanggal 12 Maret 2011 di Kantor Perwakilan Tzu Chi Makassar, Jl. Achmad Yani Blok A/19-20, Makassar.
Menggenggam Kesempatan Bersumbangsih
17 Maret 2015Bersumbangsih dapat dilakukan siapa saja yang mempunyai kemauan dan niat untuk membantu sesama yang membutuhkan. Niat untuk bersumbangsih saja belum cukup, tetapi harus dibarengi dengan sikap nyata untuk mewujudkan niat tersebut.