Aku Harus Berani!

Jurnalis : Hendra Gunawan (He Qi Barat), Fotografer : Hendra Gunawan (He Qi Barat)
 
 

fotoTema acara Xiao Tai Yang tanggal 19 September 2010 lalu adalah “Semangat yang disertai dengan keberanian untuk memulai sesuatu atau melakukan langkah pertama”.

Sinar matahari terasa begitu lembut menyinari dunia di pagi hari itu tanpa memandang segala macam perbedaan, baik atau jahat, kaya atau miskin, cantik atau buruk, semuanya mendapat sinar yang sama dari sang surya. Tidak terkecuali para Xiao Phu Sa yang sudah datang ke ruang serba guna gedung B sekolah Cinta Kasih Tzu Chi untuk mengikuti kegiatan Xiao Tai Yang, Minggu tanggal 19 September 2010.

 

Sebelum jarum jam menunjukkan pukul 9.00 para Xiao Phu Sa sudah berkumpul. Mereka asik ngobrol  dengan teman sebayanya ataupun hanya sekadar bersama dengan orang tua mereka. Tema acara pada kali ini adalah “Semangat yang disertai dengan keberanian untuk memulai sesuatu atau melakukan langkah pertama”.

Antara Sukses dan Bahagia
Kegiatan diawali dengan meditasi jalan untuk para Xiao Phu Sa dan sesi Good Morning Xiao Tai Yang untuk para orang tua. Sesi Good Morning ini mengangkat sebuah tema yang untuk memberi pemahaman pada orang tua akan pentingnya waktu kebersamaan dalam keluarga terutama anak – anak. Sebagai pembuka, Linda Shijie menjelaskan apa perbedaan antara sukses dan bahagia. Ternyata sukses itu bersifatmultitasking yang bermakna makin cepat makin baik sebaliknya bahagia itu diraih dengan memperlambat tempo dan menikmati setiap momen. Linda Shijie memberikan sebuah analogi, “Ketika kita pergi ke puncak tetapi dengan kecepatan yang tinggi setelah sampai di sana apakah kita bahagia? Tahukah kita bahwa banyak pemandangan indah yang sudah kita lewatkan?” papar Linda Shijie.

“Bahagia adalah melewatkan setiap momen bersama keluarga. Mungkin kita tidak mempunyai banyak waktu, tapi begitu kita punya waktu, kita bisa bersama dengan keluarga. Dengan kata lain yang penting itu waktu yang berkualitas bukan kuantitasnya dan selalu amati pertumbuhan anak–anak,“ Linda Shijie melanjutkan, “Jika ingin bahagia, bahagialah sekarang, karena bahagia akan sampai jika sekarang hati kita bahagia.“

foto  foto

Ket : - Dokter Andy meminta Xiao Phu Sa menggambar apa saja yang mereka paling sukai di atas selembar             kertas, serta menuliskan cita-cita mereka di sana. Ia juga mendorong Xiao Phu Sa agar tidak mudah             menyerah meraih cita-cita. (kiri)
        - Widodo Shixiong menjelaskan peranan orang–orang di balik layar TV, bahwa mereka ikut berjasa dalam            mengobati kita dengan berbagai acara yang telah disusun. (kanan)

Kemudian acara berikutnya adalah sharing dengan berbagai narasumber. Narasumber yang pertama adalah 2 orang dokter yang bertugas di RSKB, dr. Deasy dan dr. Andy. Dalam sharing-nya, dr. Andy mengajak para Xiao Phu Sa untuk menuliskan nama  orang yang mereka sayangi dan cita–cita mereka. Dokter Andy juga meminta mereka menggambar apa yang mereka paling sukai di atas selembar kertas. Lalu dr. Andy mengajak beberapa orang Xiao Phu Sa untuk ke depan dan memperlihatkan yang sudah mereka tulis di kertas tersebut. Berbagai macam cita–cita dan gambar pun terlukis di sana. Maka dr. Andy pun memberikan nasehat kepada Xiao Phu Sa agar jangan mudah menyerah dalam meraih cita–cita dan harus berani mengambil langkah pertama untuk meraih cita–cita tersebut. Lalu dr. Andy juga berpesan para orangtua agar sebaiknya tidak memaksakan cita–cita kepada anak, dan membebaskan anak–anak memilih sesuai dengan karakter mereka masing – masing.

Narasumber yang kedua adalah Widodo Shixiong, salah seorang staff dari DAAI TV. Ia bertanya pada Xiao Phu Sa,  “Xiao Phu Sa tahu tidak siapa saja yang ada di belakang layar dalam setiap pembuatan acara di DAAI TV?” Seorang Xiao Phu Sa menjawab, “Sutradara dan pemain film, Shibo.” Widodo Shixiong kemudian menjelaskan peranan orang–orang yang ada layar itu, mereka ikut berjasa dalam mengobati kita secara tak langsung dengan berbagai acara yang disusunnya. “Apa yang dicita–citakan harus diperjuangkan dari sekarang dan papa mama juga harus mendukungnya,” begitu kata Widodo Shixiong kepada Xiao Phu Sa dan orang tuanya sambil menutup sesi sharing pada kesempatan kali itu.

foto  foto

Ket : - Ternyata dalam pembuatan donat, ada banyak filosofi kehidupan yang bisa dipelajari oleh Xiao Phu Sa.             (kiri).
         - Supaya dapat menjadi orang yang berhasil dalam hidup, anak-anak pun harus belajar untuk tahan             banting, seperti donat yang setelah melalui proses diaduk, dicampur, dan dibanting, menjadi empuk dan             enak. (kanan)

Belajar untuk Tahan Banting
Kemudian acara dilanjutkan dengan praktik membuat kue donat yang dipandu oleh Nelly Shijie. Praktik ini bertujuan memberikan sebuah pelajaran hidup kepada Xiao Phu Sa, supaya menjadi orang yang lebih berani dalam menghadapi apapun di dunia ini, serta mengingat selalu filosofi yang terkandung di dalam proses pembuatan donat. Praktik kali ini oleh Ik Chun Shiqu  dan Nelly Shijie  sebagai narator. Proses pertama yang dilakukan adalah memasukkan tepung terigu ke pengaduk atau mixer. “Tepung terigu itu bagaikan Xiao Phu Sa, yang masih belum mengerti apa–apa. Enak tidak kalau cuma makan terigu saja?” tanya Nelly Shijie. Serentak para Xiao Phu Sa menjawab, “Tidak.“

Setelah itu dimasukkan telur dan margarin. “Telur itu ibarat Xiao Phu Sa harus rajin–rajin belajar dan margarine ibaratnya pelajaran sekolah yang dipelajari,” Nelly Shijie memberikan penjelasan. Giliran berikutnya yang dimasukkan adalah ragi dan air. “Ragi itu artinya Xiao Phu Sa harus makan makanan yang bergizi supaya cepat besar dan air itu Xiao Phu Sa nanti akan bertemu dengan orang–orang lain yang memberikan air kehidupan bagi Xiao Phu Sa,” papar Nelly Shijie  sambil menyisihkan adonan yang hampir jadi itu karena ia sudah mempersiapkan adonan yang sudah jadi untuk diuleni dan dibentuk. “Setelah itu jangan lupa adonannya harus dibanting, dicubit dan dipukul supaya jadi enak. Kalian lihat walau awalnya terasa sakit akhirnya jadi sesuatu yang bernilai. Itu seperti kalian yang dicubit oleh papa mama karena kalian malas belajar, nah kalian juga harus seperti adonan ini yah, TAHAN BANTING !” jelas Nelly Shijie sembari membagikan adonan untuk Xiao Phu Sa uleni. Para Xiao Phu Sa pun dengan semangat membanting, mencubit, dan memukul adonan sehingga ruangan tersebut penuh dengan suara yang bergemuruh.

Setelah diuleni Xiao Phu Sa membentuk adonan menjadi bentuk donat dan siap digoreng. Proses penggorengan ini sendiri akan dibantu oleh kakak dan mama di Tim Xiao Tai Yang. Sebelum menikmati donat hasil kerja mereka, Xiao Phu Sa diajak untuk belajar kata perenungan. “Jalan dibuat untuk digunakan oleh manusia, jalan yang jauh sekali pun selalu dimulai dengan langkah yang pertama,” baca Dewi Shijie, dan beliau memberikan nasehat, “Betapa pun susahnya, jangan mudah putus asa dan selalu semangat untuk mempelajari sesuatu.”

Sebagai acara penutup,  Tim Xiao Tai Yang memperagakan bahasa isyarat tangan yang berjudul Xing Zhong De Sheng Yin yang artinya Suara Hati. Dengan penuh perhatian para Xiao Phu Sat memperhatikan bahasa isyarat tangan itu. Lalu donat yang tadi sudah dibuat pun telah terhidang di atas meja dan siap dinikmati bersama-sama.
  
 
 

Artikel Terkait

Berkah dan Pelatihan Diri

Berkah dan Pelatihan Diri

23 Maret 2011

Dalam rangka memperingati Ulang Tahun Yayasan Buddha Tzu Chi Perwakilan Makassar yang ke-10, relawan Tzu Chi Makassar menggelar bakti sosial kesehatan pada tanggal 12 Maret 2011 di Kantor Perwakilan Tzu Chi Makassar, Jl. Achmad Yani Blok A/19-20, Makassar.

Menggenggam Kesempatan Bersumbangsih

Menggenggam Kesempatan Bersumbangsih

17 Maret 2015

Bersumbangsih dapat dilakukan siapa saja yang mempunyai kemauan dan niat untuk membantu sesama yang membutuhkan. Niat untuk bersumbangsih saja belum cukup, tetapi harus dibarengi dengan sikap nyata untuk mewujudkan niat tersebut. 

Bedah Buku: Menyuguhkan dengan Hati

Bedah Buku: Menyuguhkan dengan Hati

16 Mei 2012 Spesial sharing dari seorang relawan yang khusus datang dari Taiwan ternyata menarik cukup banyak peminat di acara Bedah Buku hari itu.
Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -