Aliran Nan Jernih yang Mencemerlangkan Dunia

Jurnalis : Djunarto (He Qi Timur), Fotografer : Ellien, Kurniawan (He Qi Timur)
 
foto

* Citra pribadi kita dapat menunjukkan keindahan. Citra tersebut terangkum dalam 5 tata, yakni tata hati, tata pikiran, tata penampilan, tata bicara, dan tata tindakan/perilaku.

”Mengandalkan kekuatan bicara dari mulut ke mulut tidaklah cukup, melainkan harus memanfaatkan kekuatan media massa. Menolong orang lain harus dimulai dari menjernihkan hati terlebih dahulu, dan menolong hati jauh lebih utama daripada menolong secara fisik,” demikian wejangan Master Cheng Yen yang menjadi alasan beliau mengutamakan pembangunan DAAI TV.

Tujuan ini pula yang harus dipahami secara mendalam oleh para karyawan DAAI TV dengan mengikuti Pelatihan Budaya Humanis pada hari Sabtu, 28 Februari 2009. Total peserta berjumlah 124 orang, terdiri dari karyawan setiap divisi sampai dengan supir operasional.

Bagaikan Aliran Air Nan Jernih
Acara pelatihan dibuka oleh Mansyur Tandiono, Direktur DAAI TV Indonesia. Dalam satu kesempatan wawancara ia menyampaikan, ”Poin penting dari pelatihan ini adalah agar rekan-rekan kerja mempunyai misi, bukan hanya bekerja sebagai karyawan DAAI TV dalam mengejar berita yang enak ditonton, namun jauh lebih penting adalah misi menolong orang serta mampu menyajikan berita layaknya seperti aliran air nan jernih untuk bisa mensucikan hati masyarakat, menimbulkan empati masayarakat untuk saling menghargai, bersyukur, dan mampu menolong yang berkekurangan.” Mansyur juga berharap bahwa karyawan DAAI TV perlu merefleksikan nilai kebajikan dalam diri mereka sendiri sehingga nantinya pun akan menimbulkan citra yang baik di mata masyarakat.

Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu materi membahas ”Membangun Citra Perusahaan melalui Keindahan Tim”. Cara bertingkah laku, cara berpenampilan yang rapi, dan tata berhubungan dengan orang lain kesemuanya terangkum dalam 5 tata, yakni tata hati, tata pikiran, tata penampilan, tata bicara, dan tata tindakan/perilaku. Keindahan tim salah satunya dapat dilihat dari penampilan isyarat tangan ”Menyingsing Fajar Pertama” yang dipertunjukkan oleh karyawan DAAI TV sendiri.

Memasuki Dunia yang Baru
Seperti yang dikisahkan oleh Nanang, seorang karyawan senior DAAI TV, bahwa pada mulanya dia bergelut di bidang infotainment news dengan berbagai berita gosip seputar artis. Sejak bergabung dengan DAAI TV, Nanang merasakan suasana kerjanya berubah sama sekali. Dia harus masuk tepat waktu dan sempat merasa sangat tidak nyaman sewaktu harus mengumpulkan berita-berita bertema sosial kemanusiaan. ”Namun karena saya selalu dikuatkan oleh Ji Shou Shixiong, relawan senior yang mendampingi pada awal DAAI TV beroperasi, saya dapat beradaptasi dan sekarang saya merasa sangat enjoy bekerja di sini,” kata Nanang mengakhiri sharingnya.

foto  foto

Ket : - DAAI TV memiliki misi menebarkan aliran jernih yang mencemerlangkan dunia. Aliran jernih tersebut harus
           dimulai dari sumbernya, yaitu di dalam stasiun DAAI TV sendiri. (kiri)
         - Executive Manager, Mansjur Tandiono menegaskan bahwa nilai-nilai kebajikan harus direfleksikan dalam
            pribadi karyawan DAAI TV. (kanan)

Kisah yang berbeda diceritakan oleh Yabin, yang di masa lalunya selalu bekerja keras dan menduduki jabatan asisten direktur di sebuah perusahaan perbankan terkenal. Sewaktu bisnis perbankan terguncang, ia sempat mengalami stres karena banknya sempat diambil alih pemerintah. Ia yang waktu itu bertindak sebagai ketua serikat pekerja untuk memperjuangkan hak-hak karyawan, setiap hari selalu memikirkan nasib dirinya dan seluruh rekan kerjanya. ”Saya menemukan makna hidup sesungguhnya sewaktu saya berkunjung ke Bodhgaya (suatu tempat di India dimana Sang Buddha mencapai pencerahan –red), dan tinggal di meditation camp di kaki Gunung Himalaya selama seminggu. ”Sepulang dari sana saya diperkenalkan oleh teman untuk bergabung dengan keluarga besar DAAI TV. Saya baru mengerti ’anugerah’ dalam arti yang sesungguhnya dibandingkan dengan karier saya di masa lalu,” Yabin bercerita.

Tiada Kata Berhenti
Agus Rijanto, seorang relawan senior Tzu Chi banyak memberikan bimbingan bagaimana cara memperlakukan para penerima bantuan sewaktu liputan dan bagaimana seorang reporter mendapatkan berita yang diinginkan secara natural. Ia juga membagikan kisahnya, ”Sekali saya sudah melangkah masuk di jalur Tzu Chi, saya tidak akan pernah menyesal dan tidak akan melangkah keluar lagi dari jalur Tzu Chi, demikian ikrar saya di hadapan Master Cheng Yen.” Agus Rijanto tampak menahan suaranya karena terharu.

”Saya merasakan dan berubah menjadi begitu sentimentil. Sebenarnya apa lagi sih yang ingin saya capai dalam hidup ini,” kata Sumboko (53 tahun) seorang karyawan senior memulai pembicaraan ketika ditanya alasannya ingin bergabung sebagai karyawan DAAI TV. Sebelum bergabung, ia pernah bekerja sebagai advertising dalam kelompok Salim Group. ”Waktu itu sekitar tahun 2004 dan DAAI TV belum launching siarannya. Saya kemudian dipertemukan langsung dengan Eric Yau, CEO DAAI TV Taiwan,” kata Sumboko sambil mengkopi hasil fotografi tim 3 in 1 kami ke dalam laptop miliknya. ”Saya baru kali ini menemukan makna hidup yang sesungguhnya, meskipun saya tidak mempunyai uang yang banyak, namun saya masih bisa bersumbangsih yang menurut saya sangat berarti bagi kemajuan batin saya, dan Master Cheng Yen yang pernah saya kunjungi merupakan teladan cinta kasih yang sesungguhnya,” ia melanjutkan.

foto  

Ket : - Sumboko menjawab pertanyaan wawancara sembari mengkopi foto-foto hasil dokumentasi tim ke dalam
           laptopnya. Foto-foto ini dapat menjadi bahan kreatif tampilan DAAI TV, bagian yang dipimpinnya.

Sumboko juga mendalami ajaran Master Cheng Yen, ”Saya selalu membaca Kata Perenungan Master Cheng Yen dengan sepenuh hati. Kata perenungan yang sangat berkesan untuk saya adalah ’Jangan pernah terlambat untuk berbakti kepada orangtua’, karena saya merasa sampai saat ini belum maksimal dalam menjalankan bakti ini kepada orangtua saya, dan kini kedua orang tua saya telah berpulang. Besar harapan saya agar kita dapat lebih menunjukkan bakti yang tulus kepada orangtua kita sebelum terlambat.”

Mampukah karyawan DAAI TV mencemerlangkan dunia? Dengan adanya Anda, Saya, dan Dia segala sesuatunya tidak ada yang tidak mungkin. Dengan bermodalkan satu niat baik, menampilkan tayangan yang bersifat nyata/benar, bajik dan indah diharapkan seluruh karyawan DAAI TV tetap bisa memberikan citra yang baik di mata masyarakat, serta menebarkan aliran jernih yang mencerahkan.

 

Artikel Terkait

Bersyukur, Menghormati, dan Cinta Kasih

Bersyukur, Menghormati, dan Cinta Kasih

17 Mei 2009 Di bulan Mei setiap tahunnya, seluruh relawan Yayasan Buddha Tzu Chi di dunia merayakan ”Hari Waisak, Hari Ibu, dan Hari Tzu Chi Sedunia”. Demikian pula dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Penghubung Bali yang ikut merayakannya pada tanggal 17 Mei 2009.
Suara Kasih: Melenyapkan Kegelapan Batin

Suara Kasih: Melenyapkan Kegelapan Batin

15 Desember 2011 Bencana akibat ulah manusia ini sungguh mengkhawatirkan. Saat bumi pertiwi terluka, konservasi air dan tanah juga akan rusak sehingga menimbulkan bencana alam. Sesungguhnya, bencana alam tercipta akibat ulah manusia.

"Cantik Rumahnya"

21 Desember 2005
Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -