Anak-anak dan Pelestarian Lingkungan
Jurnalis : Rudi Santoso (He Qi Utara), Fotografer : Rudi Santoso (He Qi Utara) Sosialisasi pelestarian lingkungan di Sekolah Amitayus mengajak anak-anak melakukan praktik langsung untuk melestarikan lingkungan dengan memilah sampah.. |
| ||
Pembawa acara Nancy Shijie mengawali acara dengan memaparkan tentang pentingnya pelestarian lingkungan serta hubungan lingkungan dengan kehidupan manusia. Lalu acara diteruskan dengan memutarkan sebuah rekaman video musibah gempa dan tsunami yg baru-baru ini terjadi di Jepang. Anak-anak Sekolah Amitayus menyaksikan dengan seksama dan serius, bagaimana terjadi gempa kuat yang dilanjutkan dengan terjangan tsunami yang begitu dahsyat, membuat sebagian anak-anak itu berdecak haru seakan tidak percaya atas apa yang mereka lihat. Untuk menenangkan hati dan pikiran maka diputarlah video ceramah Master Cheng Yen yang menekankan pentingnya menjalankan Misi pelestarian lingkungan. Anak-anak mendengarkan ceramah tersebut dengan penuh perhatian. Walau usia mereka masih kecil akan tetapi mereka memiliki sebuah hati dan pikiran yang penuh cinta kasih. Setelah itu Hendry Shixiong menerangkan lebih lanjut tentang pelestarian lingkungan. Pada kesempatan itu juga Hendry mengajarkan cara memilah sampah kepada anak-anak sekolah. Ia menjelaskan kepada anak-anak bahwa sampah basah sudah tidak bisa didaur ulang lagi, sedangkan sampah kering berupa kertas-kertas dan plastik yang masih dapat didaur ulang. Mulanya anak-anak kurang mengerti, namun setelah Hendry Shixiong menjelaskan dan memperagakan dengan memberikan contoh-contoh sampah yang sebenarnya, maka anak-anak akhirnya mengerti dan sadar akan pentingnya memilah sampah dan pelestarian lingkungan bagi kebersihan sekitar dan kebersihan lingkungan secara umumnya. “Dasar memilah sampah adalah untuk memudahkan kita memisahkan barang-barang yang dapat didaur ulang dengan yang tidak dapat didaur ulang. Selain itu ada lagi keuntungan dengan memilah sampah yaitu sampah yang bisa didaur ulang tidak menjadi kotor atau rusak. “Coba bayangkan jika kita tidak memilah sampah, maka semua sampah akan bercampur aduk menjadi satu sehingga dapat merusak dan mengotori sampah yang dapat didaur ulang sehingga dibutuhkan air untuk membersihkannya. Hal tersebut akan membuat terjadinya pemborosan air,” ujar Hendry Shixiong menerangkan pentingnya pemilahan pada sampah sejak awal.
Keterangan :
Acara dilanjutkan dengan suguhan khas Tzu Chi berupa lagu isyarat tangan yang berjudul Pun So yang berarti “memilah sampah”. Anak-anak dan guru-guru yang hadir dengan antusias mengikuti gerakan-gerakan isyarat tangan yang dibawakan oleh para relawan sehingga suasana menjadi akrab, gembira, dan penuh tawa sukacita.
Keterangan :
Satu set tempat sampah sumbangsih relawan Tzu Chi langsung diletakkan di sekolah sehingga langsung dapat dimanfaatkan oleh anak-anak serta orang tua mereka juga akan menjadi lebih tahu pentingnya pemilahan sampah. Acara hari ini ditutup dengan doa bersama yang khidmat dan diiringi oleh lagu Dunia Damai Bebas Bencana. Dengan adanya kegiatan hari ini semoga anak-anak Sekolah Amitayus akan lebih mengerti tentang pentingnya pelestarian lingkungan serta hubungan manusia dengan lingkungan yang tidak bisa terpisahkan satu sama lainnya. Lingkungan yang bersih dan baik akan membuat semua berjalan dengan baik, sebaliknya apabila keseimbangan lingkungan tidak terpelihara dengan baik maka akan terjadi banyak sekali ketimpangan yang akan berimbas pula pada umat manusia itu sendiri. | |||
Artikel Terkait
Menjalin Jodoh Baik Melalui Donor Darah
30 Agustus 2018Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kembali mengadakan kegiatan rutin donor darah yang bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Karimun yang bertujuan untuk membantu PMI dalam menambah persediaan darah.