Relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan sosialisasi mengenai daur ulang kepada anak-anak sekolah minggu di Gereja Ora Et Labora. Sekaligus menjelaskan kepada anak-anak mengenai jenis barang daur ulang yang diterima oleh pengepul di Tanjung Balai Karimun.
Pada Minggu, 6 Oktober 2024, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan sosialisasi mengenai daur ulang kepada anak-anak sekolah minggu di Gereja Ora Et Labora. Kegiatan ini menjadi kesempatan yang baik bagi anak-anak untuk belajar lebih banyak mengenai pentingnya menjaga lingkungan melalui praktik daur ulang. Sebanyak 38 peserta, termasuk anak-anak sekolah Minggu, panitia pelayanan gereja, dan para relawan, ikut serta dalam kegiatan ini.
Kegiatan dimulai dengan pengenalan konsep dasar daur ulang di Gereja Ora Et Labora. Para relawan Tzu Chi memberikan materi mengenai jenis-jenis sampah yang dapat di daur ulang di Tanjung Balai Karimun. Edukasi ini menjadi langkah awal yang sangat penting, karena banyak orang yang masih belum mengetahui jenis sampah yang bisa di daur ulang dan yang tidak. Sosialisasi ini juga bertujuan untuk memberikan pemahaman yang jelas tentang bagaimana setiap individu dapat berkontribusi dalam menjaga kebersihan lingkungan melalui langkah sederhana seperti pemilahan sampah.
“Zaman sekarang, buang sampah di tempatnya saja ngga cukup lho! Karena sampah yang dibuang ke tempat sampah akan dibuang lagi ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan menumpuk di sana. Jadi sebaiknya kita daur ulang sampah kita,” jelas Relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, Beverly Clara kepada anak-anak.
Theresia Hendryani, selaku Ketua Pelayanan Kategorial Pelayanan Anak di GPIB Ora Et Labora sedang memimpin doa sebelum meninggalkan gereja.
Anak-anak sekolah minggu Gereja Ora Et Labora menaiki bus kayu kuning sambil membawa barang daur ulang yang telah terkumpul banyak dari rumah.
Tzu Chi Tanjung Balai Karimun tidak hanya mengajarkan tentang pentingnya daur ulang bagi lingkungan, tetapi juga menunjukkan bagaimana kegiatan ini bisa memberikan manfaat sosial. Sampah yang telah dipilah dan dikumpulkan oleh Tzu Chi akan dijual kepada pengepul. Uang hasil penjualan barang-barang daur ulang tersebut akan digunakan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan di komunitas mereka. Dengan cara ini, daur ulang tidak hanya berdampak positif terhadap lingkungan, tetapi juga menjadi alat untuk berbagi kebaikan dan membantu sesama.
Setelah sesi sosialisasi di gereja, kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke Depo Daur Ulang KASIH (Karimun Bersih). Di sana, anak-anak mendapatkan pengalaman langsung tentang bagaimana proses pemilahan sampah berlangsung. Mereka diajak melihat bagaimana sampah yang sudah dipilah dikelompokkan berdasarkan jenisnya sebelum disalurkan ke pengepul.
Anak-anak juga membawa barang-barang daur ulang yang banyak sekali dari rumah, seperti botol plastik, kardus, dan kertas, untuk dipilah di depo daur ulang. Kegiatan ini menjadi pengalaman yang menyenangkan dan mendidik, karena mereka bisa secara langsung terlibat dalam proses daur ulang. Memang pintar dan lincah, dalam sekejap, semua barang daur ulang dikelompokkan dan diproses dengan benar.
Anak-anak serta panitia pelayanan sereja mempraktikkan langsung cara memilah barang daur ulang yang mereka bawa dari rumah di Depo Daur Ulang KASIH (Karimun Bersih).
Relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, Beverly Clara mendampingi anak-anak yang sudah lihai memilah barang daur ulang dan mampu mengenal jenis barang yang materialnya tampak mirip namun berbeda.
Setelah selesai proses memilah, anak-anak mencuci tangan hingga bersih sebelum memasuki sesi snack time! Bolu dan susu coklat kotak dihidangkan, tidak lupa juga souvenir dibagikan kepada anak-anak dan panitia kegiatan dari gereja. Ternyata souvenir dan snack masih berlebih, maka dari itu, dilakukan kuis untuk mendapatkannya. Anak-anak sangat antusias dan saling berebut untuk menjawab sambil mengangkat tangan, ternyata, materi yang disampaikan berhasil dipahami semua.
Theresia Hendryani (33), selaku Ketua Pelayanan Kategorial Pelayanan Anak di GPIB Ora Et Labora berharap anak-anak bisa belajar menyayangi bumi sejak dini dan menerapkan di rumah masing-masing. Ia juga yang menghubungi Tzu Chi Tanjung Balai Karimun agar dapat mengadakan sosialisasi pelestarian lingkungan untuk anak-anak sekolah Minggu.
“Kita berharap lewat kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa cinta bumi pada anak-anak, terutama melalui hal kecil, contohnya daur ulang sampah yg berasal dari rumah. Anak-anak juga sangat senang bisa belajar tentang hal baru di depo,” jelas Theresia.
Setelah seluruh kuis selesai, kegiatan ditutup dengan doa yang dipimpin oleh panitia pelayanan gereja. Sebelum pulang, para peserta kembali berfoto bersama untuk mengabadikan momen kebersamaan. Indahnya harmoni antar umat beragama tercermin dalam aksi yang dilandasi oleh kasih dan cinta, baik terhadap sesama manusia maupun bumi indah yang kita huni bersama.
Editor: Arimami Suryo A.