Antusias Warga Menjalani Imunisasi Difteri
Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta WulandariRumah Sakit Cinta Kasih (RSCK) Tzu Chi Cengkareng mulai melakukan imunisasi difteri periode 1 hari ini, 29 Desember 2017. Hingga Januari 2018 nanti, setiap hari Jumat-nya RSCK masih akan membuka imunisasi periode 1 secara gratis.
Rumah Sakit Cinta Kasih (RSCK) Tzu Chi Cengkareng mendukung ORI (Outbreak Response Imunization) Difteri atau imunisasi difteri serentak, sebuah program untuk mencegah meluasnya kasus difteri yang telah digalakkan oleh Kementerian Kesehatan RI sejak 11 Desember 2017 lalu. Imunisasi yang akan dilakukan dalam 3 periode ini dimulai pada hari ini, 29 Desember 2017 untuk 3 kelompok umur: 1 – 5 tahun, 5 – 7 tahun, dan 7 – 19 tahun.
Hingga Januari 2018 nanti, setiap hari Jumat-nya RSCK masih akan membuka imunisasi periode 1 secara gratis. Periode kedua akan dilakukan di tempat yang sama, 4 minggu setelah anak melakukan imunisasi periode pertama, dan periode ketiga dilakukan 5 bulan setelah anak melakukan imunisasi periode kedua.
Dokter Herman, Asisten Manager Pelayanan Medis RSCK yang juga merupakan penanggung jawab kegiatan imunisasi serentak ini merasa antusiasme masyarakat sangat besar sekali. Sejak dibuka pada pukul 08.00 WIB, orang tua yang membawa anak-anaknya sudah memenuhi lantai dasar RSCK, tempat imunisasi dilaksanakan. “Saya pikir peserta imunisasi tidak akan sebanyak ini karena sekolah-sekolah, puskesmas, dan posyandu juga mengadakan imunisasi,” kata dr. Herman.
Relawan Tzu Chi menyambut orang tua dan memberikan nomor antrean kepada mereka. Antusias orang tua dan masyarakat terlihat sangat besar sekali dalam mengikuti imunisasi difteri.
Setiap anak discreening terlebih dahulu sebelum mendapatkan imunisasi. Imunisasi yang akan dilakukan dalam 3 periode ini dimulai pada hari ini, 29 Desember 2017 untuk 3 kelompok umur: 1 – 5 tahun, 5 – 7 tahun, dan 7 – 19 tahun.
Lebih lanjut dr. Herman menjelaskan bahwa penularan difteri sangat mudah, “Difteri itu penyebaranan melalui droplet atau liur. Misalkan saja saya ada kuman difteri, saya ngobrol dengan teman dan ludah keluar, terhirup oleh lawan bicara saya, dia bisa tertular.” Dengan penularan yang sangat mudah, pencegahannya pun harus dilakukan dengan cepat melalui imunisasi. “Kami di sini berusaha semaksimal mungkin untuk memfasilitasi semuanya,” imbuh dr. Herman.
Edi Prayitno, orang tua anak bernama Bagus Akbar Firmansyah (5 tahun) mengaku sempat was-was dengan kabar tentang difteri yang belakangan sering ia lihat di televisi. Ditambah lagi Bagus masih dalam tahap pemulihan sakitnya ketika sekolahnya mengadakan imunisasi. “Di sekolah dia nggak diimunisasi karena masih pemulihan,” katanya. Ia lalu mengajak anaknya ke puskesmas namun pihak puskesmas pun menyarankan untuk menunda imunisasi dengan alasan yang sama. “Setelah benar-benar pulih, kami lalu membawa Bagus (untuk imunisasi) ke sini,” imbuhnya.
Edi Prayitno bersama Solihatun menemani anaknya, Bagus Akbar Firmansyah melakukan imunisasi.
Hingga pendaftaran ditutup pada pukul 12.00 WIB, ada 235 anak yang mendapatkan imunisasi periode 1 ini. Nantinya para peserta imunisasi masih harus melengkapi imunisasi pada periode 2 dan periode 3.
Edi Prayitno bersama Solihatun, istrinya tampak tenang usai anaknya menerima imunisasi. Edi juga menyempatkan diri untuk izin dari kantornya demi putra semata wayangnya tersebut. “Program pemerintah ini saya yakin tujuannya adalah untuk mendukung kualitas kesehatan generasi penerus. Jadi kami turut serta agar bisa terus menjaga kesehatan diri dan lingkungan keluarga,” ucap Edi. “Seberhasil apapun kalau nggak sehat juga nggak bisa menikmati,” imbuh ayah satu anak ini.
Tak jauh berbeda dengan Edi Prayitno, Suryanti juga mengajak anak dan keponakannya yang masih berusia 2 tahun untuk imunisasi. “Kalau melihat ini adalah program pemerintah, pasti sudah banyak kajian dan baik pastinya. Maka saya dan suami lanjut saja,” ucap Suryanti.
Hingga pendaftaran ditutup pada pukul 12.00 WIB, ada 235 anak yang mendapatkan imunisasi periode 1 ini. Nantinya para peserta imunisasi masih harus melengkapi imunisasi pada periode 2 dan periode 3.
“Pokoknya pencegahan paling cepat dengan imunisasi. Jadi masyarakat, orang tua, harus sadar pentingnya imunisasi untuk menjaga kesehatan lingkungan dan kesehatan diri kita sendiri,” pesan dr. Herman. “Setelah itu jangan lupa menjaga kesehatan, daya tahan tubuh ditingkatkan, lalu sering berkumur dengan air matang dalam suhu biasa, bersihkan rongga mulut dan lubang hidung. Itu yang paling mudah,” imbuhnya.
Editor : Metta Wulandari
Artikel Terkait
Antusias Warga Menjalani Imunisasi Difteri
29 Desember 2017Rumah Sakit Cinta Kasih (RSCK) Tzu Chi Cengkareng mendukung ORI (Outbreak Response Imunization) Difteri atau imunisasi difteri serentak, sebuah program untuk mencegah meluasnya kasus difteri yang telah digalakkan oleh Kementerian Kesehatan RI sejak 11 Desember 2017 lalu. Imunisasi yang akan dilakukan dalam 3 periode ini dimulai pada hari ini, 29 Desember 2017 untuk 3 kelompok umur: 1 – 5 tahun, 5 – 7 tahun, dan 7 – 19 tahun.