Relawan Tzu Chi Medan komunitas Hu Ai Cemara antusias mendengarkan sharing dari relawan Leo dan Beby Chen saat berbagi pengalaman menangani kasus pasein kasus.
Dalam menuntaskan berbagai misi Tzu Chi khususnya amal kemanusiaan, relawan perlu bersatu hati dan meningkatkan kekompakan tim saat bertugas di lapangan. Tidak hanya sekedar merajut silaturahmi lewat temu ramah antar relawan Tzu Chi Medan komunitas Hu Ai Cemara, kesempatan ini juga menjadi momentum untuk mengasah empati terhadap orang lain. Acara yang digelar di Kantor Tzu Chi Medan pada Sabtu, 19 Maret 2022 ini diikuti oleh 20 orang relawan.
Lewat berbagi pengalaman atau sharing relawan yang menangani berbagai kasus, pengurus baru relawan Tzu Chi Medan komunitas Hu Ai Cemara ini belajar banyak hal. Mulai dari bagaimana bersikap tegar dan siap sedia dalam mendampingi penerima bantuan, bertutur lemah lembut dalam member penghiburan dan motivasi, tidak menyampaikan tingkat keparahan suatu penyakit kecuali dokter, hingga sikap sederhana dalam berpenampilan.
Pengurus baru relawan Tzu Chi Medan komunitas Hu Ai Cemara bertekad menguatkan rasa empati saat menangani kasus penerima bantuan.
Relawan Leo dan Beby Chen berbagi pengalaman mereka saat menangani kasus Sri Rahayu, seorang penerima bantuan yang menderita tumor kista seberat 6 kilogram. Ayah sri adalah penarik becak yang menghidupi 8 orang anak.
“Saya mengantar Sri dengan perutnya yang besar ke dokter spesialis kandungan untuk periksa tumor. Semua orang mengira saya suaminya sebelum saya jelaskan kalau saya ini adalah relawan Tzu Chi,’’ ungkap Leo sambil tertawa. Berdasarkan pengalaman ini ia pun menganjurkan relawan wanitalah yang mengurus hal seperti ini.
Tumor berdiameter 31 cm milik Sri akhirnya dioperasi dan kini ia dapat kembali melanjutkan sekolahnya. “Saya begitu bersemangat dalam membantu Sri karena semangatnya sembuh untuk kembali ke sekolah,’’ tambah Beby Chen.
Foto bersama pengurus relawan Tzu Chi Medan komunitas Hu Ai Cemara.
Temu ramah relawan Tzu Chi Medan komunitas Hu Ai Cemara ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi relawan pengurus baru untuk menjaga kekompakan tim saat menangani kasus penerima bantuan.
“Di sini kita belajar bagaimana sikap relawan sewaktu survei awal penerima bantuan. Kita tidak boleh memakai perhiasan,” ujar Nelli, relawan Tzu Chi yang sekaligus menjadi kordinator acara.
Selain itu, empati juga harus semakin terasah dalam diri relawan, karena ini adalah karakter utama yang harus dimiliki seseorang yang terpanggil jiwanya untuk menjadi relawan. ‘’Di Tzu Chi ini tidak ada senioritas relawan. Intinya kita sama-sama relawan. Hanya beda di baju dan pengalaman saja. Jadi saya harap relawan lama dapat mengedukasi pengurus yang baru,’’ pungkas Suryati, relawan komite Tzu Chi yang turut merasa senang karena semakin bertambahnya relawan Tzu Chi Medan di komunitas Hu Ai Cemara.
Editor: Arimami Suryo A.