Aula Jing Si, Bangunan nan Indah dan Menginspirasi
Jurnalis : Fammy (He Qi Timur), Fotografer : Fammy (He Qi Timur)Relawan Tzu Chi menjelaskan makna relief yang terletak di Aula Jing Si. Relief ini menceritakan mengenai perjalanan Tzu Chi di Indonesia.
Udara cerah pada hari Sabtu, 7 Februari 2015, pukul 8:00 WIB menemani sebuah bis yang berangkat dari komplek Taman Pegangsaan Indah, Kelapa Gading menuju utara kota Jakarta. Bis ini membawa 54 ibu-ibu PKK yang berasal dari RW 019 Taman Pegangsaan Indah. Ibu-ibu PKK yang diketuai oleh Rosye ini tengah melakukan karyawisata menuju Waduk Pluit, Taman Mangrove, dan juga Tzu Chi Center.
Pukul 09.00 WIB, bis telah tiba di halaman utama Tzu Chi Center. Seketika melihat bangunan utama Aula Jing Si, ibu-ibu dalam rombongan ini terkesima dengan arsitektur dan keindahan bangunan Aula Jing Si. Bersamaan dengan itu, mereka segera disambut oleh sejumlah relawan Tzu Chi komunitas He Qi Timur Hu Ai Kelapa Gading yang dipimpin oleh Johan Kohar.
Sebelum memulai kunjungan, Johan Kohar dalam kata sambutannya menjelaskan aturan dan etika kunjungan ke gedung Tzu Chi kepada para rombongan. Usai itu, Johan Kohar mengajak para ibu-ibu PKK ini berdoa bersama menurut agama dan keyakinannya masing-masing.
Memasuki Aula Jing Si, rombongan disuguhi dengan desain interior Aula Jing Si nan indah dan harmonis. Tak hanya itu, rombongan juga digugah dengan pigura yang melukiskan perjalanan Empat Misi Utama dan Delapan Jejak Dharma Tzu Chi di Indonesia. Selain itu, penjelasan para relawan Tzu Chi mengenai tentang sejarah awal Tzu Chi, visi dan misi Tzu Chi, serta tujuan utama dari gedung Tzu Chi ini turut melengkapi pemahaman para rombongan ibu PKK.
Para ibu PKK juga disuguhi dengan pigura yang menceritakan dengan detail sumbangsih Tzu Chi. Penjelasan dari para relawan juga menambah pemahaman ibu-ibu dalam rombongan mengenai Tzu Chi.
Para ibu PKK juga diajak menelisik kehidupan awal Master Cheng Yen dengan melihat replika tempat tinggal awal Master Cheng Yen di Hualien. Para relawan juga menceritakan kehidupan Master Cheng Yen yang sederhana namun mandiri. Master Cheng Yen memang kukuh memegang prinsip “satu hari tidak bekerja, satu hari tidak makan.”
Rosye di sela-sela kunjungan mengakui terkesan dengan kunjungan ini. “Sungguh memberi kesan yang mendalam. Memaknai setiap jejak langkah seperti yang dijelaskan oleh relawan Tzu Chi dalam diorama dan didasari dari jejak langkah Dharma seorang tokoh agama bijaksana yang universal, seperti Master Cheng Yen ini,” ujar Rosye.
Kunjungan ini mengugah para ibu PKK untuk ikut menumbuhkan kepedulian bagi sesama yang membutuhkan.
Lebih lanjut, Rosye mengaku terinspirasi untuk mengerakkan warga agar peduli terhadap sesama. “Sungguh melihat bahwa sebuah inspirasi yang bagus, yaitu bagaimana menggerakkan warga untuk peduli kepada sesama dan kepada lingkungan. Dan relawan Tzu Chi menjadi contoh nyata mau berbagi dengan sesama dalam aturan serta dengan contoh-contoh yang jelas dan baik. Itu yang mendorong saya ingin membagikan semangat para relawan Buddha Tzu Chi ini kepada warga khususnya ibu-bu PKK RW 019.” tambahnya.
Senada dengan itu, Alex, salah satu ibu PKK yang mengikuti kunjungan ini juga mengungkapkan kesannya. Kesempatan untuk mengunjungi gedung DAAI TV di Tzu Chi Center menjadi pengalaman berharga baginya. “Jadi ibu-ibu PKK ini bisa melihat dengan mata kepala sendiri bahwa program-program yang ditayangkan dan ditonton melalui layar televisi itu benar-benar nyata ada fisiknya,” ujarnya.
“Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada tim relawan Buddha Tzu Chi yang mau menerima, menemani kami, ibu-ibu PKK ini, berkeliling melihat dari dekat apa yang terkandung di dalam ‘Museum Inspirasi’ ini. Kami berharap akan ada lagi kegiatan bermanfaat yang bisa dijalinkan bersama kami,” tutup Rosye yang menjadi penanda berakhirnya kunjungan ibu-ibu PKK ke Aula Jing Si.