Ayo Tetap Donor Darah Semasa Pandemi

Jurnalis : Vincent Salimputra (He Qi Utara 2), Fotografer : Dok. He Qi Utara 2

Masyarakat yang bersumbangsih dalam kegiatan donor darah wajib mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan.

Tak bisa dipungkiri sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, jumlah pendonor darah semakin menurun. Sebagian pendonor memilih untuk tidak mendonorkan darahnya karena adanya ketakutan akan tertular virus. Hal ini menyebabkan persediaan darah di Palang Merah Indonesia (PMI) terdampak secara signifikan, terlebih selama bulan Ramadhan. Sebagian pendonor yang berpuasa memilih untuk menunda donor darah selama bulan Ramadhan karena adanya kekhawatiran akan menjadi lemas hingga membatalkan puasa. Padahal kebutuhan transfusi darah tidak menurun.

Menggenggam kesempatan bersumbangsih bagi masyarakat luas, komunitas relawan He Qi Utara 2 bekerjasama dengan pengelola Mal Pluit Village dan PMI Propinsi DKI Jakarta menggelar kegiatan donor darah yang berlokasi di lantai 1 Mal Pluit Village, Jakarta Utara. Kegiatan donor darah yang berlangsung tanggal 8 Mei 2021 dari pukul 11.00-14.00 WIB ini merupakan yang pertama kali diadakan kembali oleh komunitas He Qi Utara 2 sejak pandemi.

Setiap selesai pengambilan darah, nakes PMI pasti menyemprotkan cairan sanitizer ke bantal dan velbed yang digunakan oleh pendonor.

Penerapan protokol kesehatan secara ketat menjadi syarat mutlak. Seluruh peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut, mulai dari relawan, nakes (tenaga kesehatan) PMI hingga calon pendonor wajib mengenakan masker dan menjaga jarak. Calon pendonor juga wajib menjalani pengecekan suhu tubuh sebelum menjalani pengecekan kadar Hemoglobin (Hb) dan tekanan darah oleh nakes PMI. Bila seseorang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, maka akan diarahkan oleh relawan untuk mencuci lengan tangannya terlebih dahulu dengan air mengalir dan sabun sebelum memasuki ruangan. Ruangan yang digunakan untuk melakukan prosedur pengambilan darah juga telah disteril sebelumnya dengan menyemprotkan cairan disinfektan ke seluruh area. Nakes PMI juga menyemprotkan sanitizer spray ke bantal dan velbed (tempat tidur lipat) setiap satu pendonor selesai menjalani pengambilan darah.

Terwujudnya kegiatan donor darah yang mengikuti prosedur standar yang ditetapkan PMI, tidak terlepas dari peran aktif drg. Linda Verniati, Sp.Ortho, MH.Kes yang menjadi penghubung antara Tzu Chi dan PMI. Dokter Linda yang telah bergabung menjadi anggota Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia sejak tahun 1999 dan pernah menjabat sebagai Sekjen TIMA Indonesia, menyampaikan hal-hal teknis medis yang telah dibahas dengan pihak PMI, agar dapat diketahui dan diatur oleh relawan yang bertugas. Salah satunya, pendonor harus mencuci lengan tangannya terlebih dahulu sebelum memasuki ruangan pengambilan darah. Oleh karena itu, ruangan tersebut diatur bersebelahan dengan toilet mal sehingga pendonor tidak perlu menempuh jarak jauh hanya untuk mencuci lengan tangan.

Relawan Tzu Chi yang hadir dalam kegiatan donor darah ini mendengarkan briefing dari dokter Linda.

“Sebelumnya tidak pernah ada prosedur untuk mencuci lengan tangan. Sekarang, pihak PMI meminta para pendonor untuk mencuci lengan tangannya terlebih dahulu sebelum melakukan donor darah. Saya minta kepada relawan untuk siapkan fasilitasnya. Dengan menjadi penghubung antara relawan dan PMI seperti ini, saya ingin semua bisa mengerti apa yang diharapkan oleh pihak PMI, tidak terlalu berlebihan dan bisa kita penuhi sesuai dengan prosedur,” ungkap dokter Linda.

Demi menciptakan suasana kegiatan yang aman dan nyaman serta menghindari terjadinya kerumunan, relawan yang bertugas juga dijadwalkan dan dibagi menjadi 3 sesi sesuai dengan komunitas Hu Ai masing-masing. Tercatat sebanyak 39 relawan Tzu Chi yang bersatu hati menggarap ladang berkah dalam kegiatan ini.

Sebanyak 141 kantong darah berhasil terkumpul pada hari itu. “Awalnya kita menargetkan 150 kantong darah dan ternyata mendapat respon yang baik dari masyarakat, sehingga ada 141 orang yang berhasil mendonorkan darahnya,” cerita Lina Tjandra selaku koordinator kegiatan.

Selain memberikan manfaat kesehatan yang besar bagi diri sendiri, donor darah dapat membantu menyelamatkan nyawa orang lain. Senada dengan hal tersebut, Lina Tjandra, juga turut mengungkapkan rasa syukurnya dalam menggarap ladang berkah melalui kegiatan ini. “Sangat bersyukur. Ini merupakan bentuk cinta kasih kita kepada sesama, khususnya bagi mereka yang membutuhkannya. Kita juga membuka ladang berkah bagi para pendonor, dengan demikian semakin memperluas benih cinta kasih atas pertolongan mereka yang berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkannya,” imbuh Lina Tjandra.

Awal Jalinan Jodoh dengan Pengelola Mal
Novita Natalia (tengah) beserta adiknya (kiri) membagikan buletin Tzu Chi dan melakukan sosialisasi celengan bambu kepada masyarakat yang ikut dalam kegiatan donor darah ini.

Jalinan jodoh Tzu Chi dengan Mal Pluit Village ini berawal dari Anderson Chong, Mall Director Pluit Village yang hadir di kelas budi pekerti Tzu Chi yang diikuti anaknya. Tanggal 10 Maret 2019, para orang tua murid kelas Budi Pekerti termasuk Anderson diundang oleh tim relawan Misi Pendidikan He Qi Utara 2 untuk turut beraktivitas di dapur. Para orang tua diajak membantu relawan konsumsi untuk memasak dan menyajikan makanan bagi semua murid yang hadir dalam kegiatan tersebut. Saat itu, salah satu relawan He Qi Utara 2 bernama Aina berbincang dengan Anderson dan mengajaknya untuk aktif dalam kegiatan relawan Tzu Chi. Tak disangka, Anderson malah mengajak balik Aina dan relawan lainnya untuk berkegiatan di Mal Pluit Village.

Kebetulan saat itu menjelang Festival Kue Bulan, dan pengelola mal sedang sibuk mempersiapkan pameran dan acara khusus untuk menyambutnya. Anderson pun menggandeng para relawan He Qi Utara 2 untuk hadir sekaligus menyediakan booth pameran yang dapat digunakan sebagai media promosi Tzu Chi. Para relawan menggenggam kesempatan itu dan kemudian menggelar pameran Visi dan Misi Tzu Chi yang berlangsung tanggal 15 September 2019.

Banjir besar yang melanda Jabodetabek pada awal tahun 2020 tidak luput dari perhatian Tzu Chi Indonesia. Anderson pun membuka pintu malnya lebar-lebar bagi relawan He Qi Utara 2 untuk menggalang hati para pengunjung mal yang ingin berbagi dengan para korban banjir. Acara penggalangan dana pun berlangsung dari tanggal 3-5 Januari 2020. Kerjasama dengan mal ini terus berlanjut hingga membagikan celengan bambu pada tanggal 12 Desember 2020 untuk 180 tenant yang ada di sana.

Sharing Pendonor

Lina Tjandra (kiri) selaku koordinator kegiatan memberikan perhatian kepada salah satu pendonor yang sedang menjalani ibadah puasa.

Vika Herliani (22), salah satu pendonor yang berhasil mendonorkan darahnya, merupakan karyawan salah satu tenant di lantai 1 Mal Pluit Village. Awalnya, Vika mendapatkan informasi kegiatan ini melalui atasannya tempat ia bekerja. Dan suaminya juga mengabarkan informasi kegiatan yang sama kepada Vika. Ia sangat antusias mengikuti kegiatan donor darah ini, karena pernah mengikuti kegiatan serupa yang diadakan oleh pihak lain di mal ini, tetapi ternyata kantong darah yang disediakan oleh PMI sudah terpenuhi. Oleh karena itu, kali ini ia hadir lebih awal sebelum kegiatan. “Tadi saya sudah datang sejak jam setengah sebelas dan berhasil mendapatkan nomor urut tujuh,” kata Vika.

Vika juga mengaku trauma dengan jarum suntik, tetapi ia tetap memberanikan diri dan tidak terlalu khawatir untuk donor darah di masa pandemi karena melihat penerapan protokol kesehatan yang ketat sehingga membuat ia merasa aman dan nyaman. “Dulu saya ada trauma dengan jarum suntik. Tapi saya memberanikan diri setelah mengetahui manfaatnya. Harusnya masyarakat juga tidak perlu takut untuk donor darah di masa pandemi, karena dari artikel yang pernah saya baca, donor darah sangat bermanfaat untuk membuat badan lebih sehat. Di samping itu, saya juga melihat protokol kesehatan yang diterapkan sudah bagus. Ketika selesai check darah, saya diberikan masker. Lalu saya juga harus mencuci lengan tangan sebelum memasuki ruangan pengambilan darah. Beda dengan kegiatan donor darah sebelumnya yang saya ikuti, tidak ada hal seperti ini,” ujar Vika yang mendonorkan darahnya pertama kali ketika masih duduk di bangku sekolah 4 tahun lalu. Ia pun sudah memantapkan keinginannya untuk mengikuti kegiatan donor darah yang diadakan oleh Tzu Chi 3 bulan mendatang. “Saya pasti ikut bila kegiatannya diadakan di sekitar Pluit Village,” tandasnya.

Vika Herliani (kanan) sengaja datang lebih awal agar tidak kehilangan kesempatan berdonor.

Selain Vika, juga ada Simon Candra (37) yang berhasil mendonorkan darahnya. Simon mendapatkan informasi kegiatan ini dari istrinya, yang turut mendampinginya sekaligus mendonorkan darahnya pada kesempatan yang sama. Simon yang saat ini berprofesi sebagai product designer termasuk salah satu yang aktif mendonorkan darahnya di Jing Si Books and Cafe Pluit dari tahun 2015-2016. Sempat berpindah kota karena alasan tertentu, hingga akhirnya Ia balik ke Jakarta dan dapat menggenggam kesempatan untuk berdonor lagi.

“Kali ini ada prokes yang diterapkan secara ketat, jadi saya merasa lebih aman. Ada langkah-langkah yang harus diikuti seperti mengenakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak,” ujar Simon. Simon mengutarakan keinginan untuk mengikuti kegiatan donor darah 3 bulan mendatang dan tidak menutup kemungkinannya untuk mengikuti kegiatan relawan Tzu Chi lainnya. Ia juga tertarik dengan program celengan bambu yang disosialisasikan oleh relawan. Ia membawa pulang celengan bambu untuk diisi hingga penuh agar suatu saat bisa dituang. “Mertua saya pernah mengambil celengan bambu. Jadi ketika datang ke rumahnya, saya biasa menabung lewat dia. Sekarang saya sudah tahu sejarahnya, yang digunakan kepentingan amal,” tambahnya.

Simon Candra menunjukkan kartu donor darahnya.

Dalam hidup ini, seseorang tidak boleh mengabaikan satu perbuatan bajik lantas tidak melakukannya, karena setiap perbuatan kecil seperti donor darah adalah bermakna dan berkontribusi terhadap bertambahnya kekuatan cinta kasih. Dan terutama, kebahagiaan yang dirasakan dalam melakukan perbuatan baik adalah tidak terukur. Ayo sahabat sehat, tetaplah melakukan donor darah. Setetes darah Anda, nyawa bagi sesama.

“Bersumbangsih dengan tulus dan tanpa pamrih adalah kebenaran. Bersumbangsih tanpa mengharapkan balasan adalah kebajikan. Jika kebenaran dan kebajikan menjadi satu, tentu akan menciptakan keindahan.“
~ Kata Perenungan Master Cheng Yen.

Editor: Erli Tan

Artikel Terkait

Mengajak Warga Bogor Besumbangsih Lewat Donor Darah

Mengajak Warga Bogor Besumbangsih Lewat Donor Darah

20 Oktober 2023

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat (Xie Li Bogor) bekerja sama dengan Mall BTM Bogor mengadakan kegiatan donor darah pada Sabtu, 7 Oktober 2023.

Sehat dengan Rutin Donor Darah

Sehat dengan Rutin Donor Darah

10 Desember 2021

Relawan Tzu Chi di komunitas Hu Ai Medan Petisah mengadakan donor darah bekerjasama dengan RSUD. Dr. Pirngadi Medan pada Minggu 5 Desember 2021. Pada donor darah kali ini terkumpul sebanyak 141 kantong darah. 

Membalas Budi Orang Tua Melalui Donor Darah

Membalas Budi Orang Tua Melalui Donor Darah

05 April 2019

Ketika mendengar kata donor darah yang terpikir langsung oleh kita adalah mendonorkan darah untuk membantu orang yang membutuhkan, oleh karena itu banyak orang berusaha untuk mendonorkan darahnya.

Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -