Bagaikan Hujan di Padang Pasir

Jurnalis : Cory Corleny (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Fedrick Liatandra(Tzu Chi Pekanbaru)

fotoRelawan Tzu Chi mencoba menenangkan seorang gan en hu yang menangis karena terharu atas perhatian insan Tzu Chi pada dirinya.

 

Hari Rabu, tanggal 17 Agustus 2011, Bangsa Indonesia di seluruh pelosok tanah air merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia yang ke-66. Pada hari libur nasional ini, Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Perwakilan Pekanbaru mengadakan acara buka puasa bersama gan en hu (penerima bantuan Tzu Chi). Acara buka puasa bersama ini dilaksanakan setiap tahun oleh relawan Tzu Chi Pekanbaru sebagai ajang silaturahmi dengan para gan en hu.

 

 

Para relawan telah berkumpul di Kantor Tzu Chi Pekanbaru pada pukul 15.00 WIB, meskipun saudara-saudara gan en hu baru mulai berdatangan pada pukul 16.00 WIB. Mereka disambut dengan tepuk tangan dan senyum ramah beberapa teman-teman Tzu Shao (murid-murid Kelas Budi Pekerti Tzu Chi) dan relawan Tzu Chi yang menyanyikan lagu “Selamat Datang” khas Tzu Chi.

Tepat pukul 17.00 WIB, acara dibuka oleh Mimi She Jie selaku pembawa acara, yang kemudian mempersilahkan Honggara Shixiong untuk menyampaikan kata sambutannya. Honggara Shixiong mengungkapkan rasa bahagianya atas kehadiran saudara-saudara gan en hu di rumah insan Tzu Chi Pekanbaru ini. Setelah itu, acara kemudian dilanjutkan dengan pengembalian celengan bambu oleh para gan en hu. Beberapa gan en hu yang telah mengisi penuh celengan bambunya menuangkan isinya ke kendi yang telah disediakan. Terpancar sinar kebahagiaan dari wajah mereka karena dapat berbagi dengan saudara-saudara lain yang juga membutuhkan bantuan.

Acara berikutnya diisi oleh beberapa Shijie yang menampilkan isyarat tangan “Menyingsing Fajar Utama” yang diiringi dengan tepuk tangan para hadirin. Setelah penampilan isyarat tangan selesai, Tishe Shijie berbagi pengetahuan mengenai vegetarian dan pelestarian lingkungan. Tishe Shijie menyampaikan bahwa dengan bervegetarian berarti kita melestarikan bumi, menyehatkan badan, dan menyucikan hati sendiri. Karena keadaan bumi ”rumah seluruh makhluk hidup” semakin memprihatinkan, Tishe mengajak para hadirin untuk melakukan langkah tepat untuk mengatasinya, yaitu dengan mengurangi konsumsi daging. Ajakan ini kemudian mendapat respon baik dari para hadirin yang mengatakan mereka akan mencoba mengurangi mengonsumsi daging.

foto  foto

Keterangan :

  • Para gan en hu membuka celengan bambu yang telah mereka isi setiap hari dengan penuh cinta kasih untuk disumbangkan kepada mereka yang juga membutuhkan bantuan. (kiri)
  • Setiap ibu adalah ibuku, setiap anak adalah anakku, itulah pemikiran yang ditanamkan oleh relawan Tzu Chi dalam diri mereka ketika menolong orangtua atau anak kecil.(kanan)

Selanjutnya, relawan Tzu Chi menyerahkan bingkisan angpao dan parsel sebagai ungkapan selamat kepada para hadirin yang akan menyambut Hari Raya Idul Fitri dalam waktu dekat ini. Suasana haru menyelimuti ruangan Lantai 3 Kantor Tzu Chi Pekanbaru tatkala pembagian bingkisan tersebut berlangsung. Saudara-Saudara gan en hu merasa sangat bersyukur memiliki Keluarga Tzu Chi yang peduli dan memerhatikan mereka dengan penuh cinta kasih meskipun berbeda agama.

Ibu Nuri
Setelah itu, Mimi Shijie mengajak seluruh hadirin untuk bersama-sama memanjatkan doa dengan tulus melalui nyanyian lagu “Cinta dan Damai” demi keselamatan dunia dan seluruh makhluk. Berikutnya, beberapa hadirin menyampaikan sharing mengenai Tzu Chi. Seorang ibu yang dulunya merupakan salah satu gan en hu Tzu Chi Pekanbaru bernama Nuri menceritakan bagaimana pada awalnya beliau sempat ragu untuk mendatangi Tzu Chi karena latar belakang yayasan yang didirikan oleh seorang penganut Buddha, sementara beliau beragama Muslim. Anak Ibu Nuri menderita sakit yang mengharuskannya menggunakan tabung oksigen selama 24 jam. Ia sangat bersyukur karena Tzu Chi sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan tabung oksigen untuk sang anak. Kapanpun sang anak membutuhkannya, Tzu Chi selalu siap untuk mengantarkan tabung oksigen tersebut. Meskipun upaya pengobatan terus dilakukan, tiada yang dapat melawan kehendak Sang Kuasa. Sang anak telah dipanggil oleh Yang Kuasa pada bulan Januari 2011. Jodoh yang terjalin antara Ibu Nuri dan Tzu Chi terus berlanjut hingga saat ini. Ibu Nuri sangat proaktif dalam mengikuti kegiatan Tzu Chi. Ia bahkan sering atas inisiatif sendiri menanyakan informasi mengenai kegiatan Tzu Chi. Ibu Nuri mengharapkan agar yang lain juga ikut melakukan kebajikan, sekecil apapun itu. Misalnya dengan mengumpulkan barang-barang daur ulang untuk mendukung misi pelestarian lingkungan.

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan Tzu Chi Pekanbaru dengan tulus memberikan angpao kepada para gan en hu, sekaligus menjalin jodoh baik dengan mereka. Bingkisan ini diberikan agar para gan en hu dapat merayakan Lebaran dengan penuh sukacita. (kiri)
  • Relawan mengajak para gan en hu untuk bernyanyi " Satu Keluarga" dengan isyarat tangan, mencoba menghibur dan menambah keakraban. (kanan)

Kemudian, ibu dari seorang anak bernama Jessica juga menyampaikan perasaan syukurnya menjalin jodoh dengan Tzu Chi. Sama halnya dengan Ibu Nuri yang awalnya ragu-ragu untuk mendatangi Tzu Chi karena hal-hal tertentu, beliau sangat bahagia karena menyadari bahwa masih banyak yang peduli terhadap sesama. Tzu Chi bukan hanya memberikan bantuan materil, melainkan juga bantuan moril yang sangat membantu keluarganya dalam menghadapi keadaan Jessica yang kurang pendengaran. Beliau juga menyalurkan rasa syukurnya dengan melakukan pelestarian lingkungan melalui pengumpulan barang daur ulang. Kata Perenungan Master Cheng Yen yang selalu diingatnya adalah, “Mengubah sampah menjadi emas dan mengubah emas menjadi cinta kasih.” Jessica juga semakin menyadari pentingnya menghargai setiap sumber daya, terutama air, karena banyak saudara kita di Afrika yang kekurangan air bersih.

Acara sharing tersebut ditutup dengan lagu nyanyian “Satu Keluarga”. Para hadirin dengan bersemangat menyanyikan lagu ini sambil memeragakan isyarat tangan. Selesai menyanyikan lagu “Satu Keluarga”, waktu berbuka puasa pun tiba. Para hadirin menikmati makanan dan minuman yang disediakan, seperti bolu kukus, brownies, kue wajik, pisang goreng, pastel, bakwan, jelly, kolak, es campur, dan sirup.

Selama waktu berbuka puasa, beberapa gan en hu berbagi kesan-kesannya mengenai Tzu Chi. Mereka merasa bahagia dan sangat bersyukur dapat mengenal Tzu Chi karena Tzu Chi seperti sebuah keluarga besar yang saling berbagi cinta kasih. Tidak ada halangan karena perbedaan agama, tidak ada perbedaan perlakuan antara yang mampu dan yang kurang mampu. Bahkan seorang ibu bernama Mardianti mengumpamakan Tzu Chi seperti “hujan di padang pasir”. Perumpamaan yang sungguh luar biasa karena Tzu Chi memberikan secercah harapan bagi saudara-saudara kita yang membutuhkan uluran tangan cinta kasih.

Acara berbuka puasa ini singkat namun bermakna. Setiap orang yang hadir belajar satu sama lain. Mereka yang merupakan penerima bantuan ternyata juga bersedia membantu saudara lainnya yang membutuhkan. Ada yang berdana melalui pengumpulan barang daur ulang, ada yang menjadi donatur tetap setelah menjalani hidup yang lebih baik, dan ada yang berdana melalui celengan bambu, menyalurkan cinta kasihnya melalui koin-koin yang disisihkan. Seperti Kata Perenungan Master Cheng Yen, “Berdana bukan hak monopoli orang kaya, namun merupakan wujud persembahan kasih sayang yang tulus.”

  
 

Artikel Terkait

Tzu Chi Lampung Aktif Mengadakan Donor Darah dan Menyelamatkan Bumi

Tzu Chi Lampung Aktif Mengadakan Donor Darah dan Menyelamatkan Bumi

29 Oktober 2024

Satu Hari Dua Kebajikan. Sebanyak 21 relawan mengadakan kegiatan pelestarian lingkungan (pemilahan barang-barang daur ulang) dan donor darah di Kantor Tzu Chi Lampung.

HUT Tzu Chi Tanjung Balai Karimun

HUT Tzu Chi Tanjung Balai Karimun

19 Juni 2012 Dahulu sebelum mempunyai kantor tersendiri, para relawan berpindah-pindah tempat untuk bisa mengadakan kegiatan. Mereka mencari tempat di hotel maupun di rumah para relawan. Namun kini, para relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun sudah memiliki rumah sendiri dan telah berusia satu tahun.
Menularkan Semangat Bersumbangsih

Menularkan Semangat Bersumbangsih

18 Oktober 2017
Relawan Tzu Chi Biak bersama dengan tim DaAi TV Taiwan, DAAI TV Jakarta, serta dokter mengunjungi SD Negeri Dofyo Wafor, Biak. Dalam kegiatan ini, Tzu Chi Biak menyosialisasikan dan membagikan celengan SMAT serta Mi Instan Vegetarian DAAI.
Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -