Bagaimana Menggenggam Berkah?
Jurnalis : Ciu Yen (He Qi Utara), Fotografer : Stephen Ang (He Qi Utara)
|
| ||
“Saya kenal Tzu Chi pada pertengahan tahun 2004, tapi hanya dengar saja. Belum pernah mau mendekatkan diri. Saat terjadi Tsunami Aceh barulah saya tersadar apa itu Tzu Chi. Saya menyadari Tzu Chi memang bukan berniat untuk menyebarkan agama dan murni menyebarkan cinta kasih dan apa yang dilakukan Tzu Chi adalah nyata dan langsung. Akhirnya pada tanggal 1 Januari 2005, saya menuju ke kantor penghubung Tzu Chi Medan dan bertemu dengan relawan di sana lalu bertanya apakah saya boleh membantu? mereka terlihat sibuk sekali dan mengatakan boleh saya diminta untuk melipat dan mensortir baju-baju untuk dikirim ke Aceh. Setelah itu saya selalu menyempatkan diri hadir ke kantor Penghubung Tzu Chi Medan karena setiap akhir pekan selalu diadakan acara keakraban yang diselenggarakan kepada para pengungsi yang tinggal di Medan,” Ungkap Leo Shixiong. Memiliki kesempatan mengenal Tzu Chi adalah berkah tersendiri bagi Leo Shixiong karena menurut Leo Shixiong di Tzu Chi merupakan tempat untuk belajar bagaimana menjadi manusia yang sesungguhnya. Kenapa harus menyadari berkah, menghargai berkah, dan menggenggam berkah? Master Cheng Yen mengatakan apa yang kita alami hari ini adalah akibat karma masa lampau kita, apa yang kita tanam itulah buah yang akan kita dapat. Jika kita hendak mendapatkan lebih banyak berkah dikehidupan yang akan datang maka mulai sekarang berbuat baiklah. Orang yang senantiasa terus menikmati berkah dan tidak menghimpun berkah maka penderitaan berada di depan. Seperti halnya menabung uang di bank, kalau terus menerus menarik uang dan tidak menyetornya maka tabungan akan berkurang dan kalau terus ditarik maka uangnya akan habis. Sebuah bibit yang baik selayaknya di dalam kehidupan ini, haruslah giat menghimpun. Pada saat kita mendapat berkah kita harus lebih banyak menciptakan berkah. Melihat hal seperti ini, apakah kita masih harus terus menikmati terus saja berkah? Karena itu penting untuk kita sadari berkah, menghargai berkah, dan menciptakan berkah.
Keterangan :
Sebenarnya perjalanan hidup ini sederhana saja, Master mengatakan “Asalkan hal itu benar maka lakukan saja.” Di Tzu Chi melalui misi amal sosial kita bisa melihat penderitaan, disaat melihat penderitaan kita menyadari bahwa hidup ini tidak kekal dan didalam ketidakkekallan ada penderitaan. Master berharap dengan melihat penderitaan kita menyadari diri kita penuh dengan berkah. Setelah menyadari diri kita penuh dengan berkah tentu saja harus menghargai berkah yang ada dengan terus menciptakan lagi berkah yang baru yaitu dengan sumbangsih, sesungguhnya orang dapat bersumbangsih adalah orang yang paling berbahagia tetapi bersumbangsih itu harus tanpa pamrih dengan demikian barulah jiwa kebijaksanaan bertumbuh. Pada saat Yayasan Buddha Tzu Chi berdiri, harapannya adalah dapat membimbing orang yang mampu untuk menolong orang yang tidak mampu. Kita jangan menjadi kaum kaya yang miskin batiniah. kaum kaya yang miskin batininiah selalu terikat dengan apa yang dimilikinya hendaknya kita dapat menjadi kaum kaya yang kaya batiniah memiliki kekayaan adalah berkah namun batin kita harus lebih kaya lagi. Saat kita berkegiatan di Tzu Chi seperti survei kasus, kunjungan kasih berarti kita sudah melatih kerelaan hati, melatih untuk mengecilkan ego itulah orang yang kaya batiniah. didalam penderitaan kita melihat kaum miskin yang miskin batiniah “Seringkali waktu kita menjalankan misi peduli kasus kita melihat beberapa penerima bantuan kita bisa timbul keserakahan, melihat hal seperti itu kadang-kadang emosi kita diuji kok harus seperti itu?” ujar Leo Shixiong. Pemikiran tamak senantiasa ada dipemikiran dia, pemikiran seperti ini sangat berbahaya. Bagaimana kita menolong orang lain itu sangat penting, bukan hanya sekedar memberikan barang atau uang saja tapi yang paling penting adalah kita harus menolong secara batiniah mereka. Berikan pendampingan dan pemahaman yang benar bahwasannya pada saat sudah mampu kita harus bersumbangsih, kembalikan lagi cinta kasih untuk orang lain yang lebih membutuhkan, agar mereka menjadi kaum miskin yang kaya batiniah. telapak tangan yang menghadap ke atas menandakan penderitaan, hendaknya telapak tangan kita menghadap ke bawah itu adalah sebuah berkah. Dua hal yang tidak boleh ditunda adalah berbakti kepada orang tua dan berbuat kebajikan. Sepenggal lagu Gan En, Zun Zhong, Ai Menyayangi diri sendiri adalah bentuk membalas budi, bersumbangsih adalah bentuk bersyukur. Tubuh ini adalah pemberian orang tua, memiliki tubuh yang sempurna adalah berkah. Janganlah mengisi tubuh kita dengan hal-hal yang tidak baik seperti rokok, minum minuman keras, ataupun menggunakan obat-obatan. Disaat kita bisa membuat orang tua tidak khawatir itu artinya kita sudah berbakti, mari gunakan tubuh ini untuk terus bersumbangsih dalam masyarakat sehingga kehidupan ini bisa kita lalui dengan penuh makna. |
| ||
Artikel Terkait
Bantuan Banjir untuk Warga di Aceh Utara
11 Desember 2017Pembagian Paket Beras Cinta Kasih di 15 Titik
31 Agustus 2021Tzu Chi Palembang membagikan bantuan beras sebanyak 4.890 karung kepada masyarakat yang kurang mampu dan yang terdampak pandemi Covid-19 di 15 titik yang tersebar di Kota Palembang.
Tzu Chi Sinar Mas Salurkan Bantuan APD di Kabupaten Siak
12 Mei 2020Tzu Chi Sinar Mas bergerak menyalurkan bantuan kebutuhan medis. Relawan Xie Li Siak dalam kesempatan kali ini, 29 April 2020 menyalurkan bantuan kepada Tim Gugus Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Siak dan Puskesmas di Kecamatan Kandis.