Bahagia Dalam Perbedaan

Jurnalis : Sunaryo (Tzu Chi Tj. Balai Karimun), Fotografer : Sunaryo, Yogie Prasetyo (Tzu Chi Tj. Balai Karimun)

Tarian yang disuguhkan para Xiao Tai Yang (kelas budi pekerti Tzu Chi) mewarnai acara perayaan Natal bersama pada tanggal 21 Desember 2014. 

Desember merupakan bulan yang dinantikan oleh umat Kristiani setiap tahunnya. Tepatnya pada tanggal 25 Desember semua umat Kristiani akan merayakan Hari Raya Natal. Tahun ini, Minggu, 21 Desember 2014, di kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, relawan Tzu Chi bersama para Gan En Hu (penerima bantuan) lebih awal menyambut perayaan Natal.

Pagi itu tamu yang datang bukan hanya umat Kristiani saja, tetapi umat yang beragama lain juga turut merayakan Natal  bersama. Kegiatan ini dilakukan sebagai wujud solidaritas dan toleransi antar umat beragama untuk memupuk kerukunan. Acara ini  rutin diadakan setiap tahun oleh Yayasan Budha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Relawan pun menyambut kedatangan para tamu undangan dengan penuh sukacita.

Para tamu undangan yang hadir dengan antusias mengikuti setiap rangkaian acara perayaan Natal ini.


Salah satu relawan pun memanfaatkan waktu untuk berbincang-bincang dengan peserta agar bisa mengenal lebih dekat mereka.

Selama acara berlangsung, keakraban dan kebersamaan pun tampak saat para tamu undangan duduk bersama dalam satu meja. Dengan antusias dan penuh perhatian mereka mendengarkan ceramah Master Cheng Yen.

Bukan hanya para tamu undangan dan relawan saja yang merayakan hari raya ini, bahkan Xiao Tai Yang (kelas budi pekerti Tzu Chi) juga turut memeriahkannya. Kali ini mereka menyuguhkan tarian dengan iringan lagu Last Christmas. Walaupun mereka latihan dengan waktu yang cukup singkat, namun kelincahan setiap gerakan saat menari sangat menghibur para tamu. Bahkan para Gan En Hu pun ikut melakukan setiap gerakan tarian ini. Keceriaan bersama dalam menyambut Natal begitu terasa pekat. Senyum bahagia semakin bertambah dengan kehadiran Mascot Tzu Chi dan Santa Claus yang membagi-bagikan hadiah pada anak- anak.


Durpah juga memberikan sharing saat acara ini. Ia menuturkan bahwa merasa senang dapat merayakan natal bersama-sama, walaupun berbeda agama.


Seluruh relawan bersama Mascot dan Santa Clous foto bersama usai kegiatan.

Sukacita Bersama

Bukan hanya merayakan hari bahagia ini, beberapa Gan En Hu pun memberikan sharingnya. Salah satunya Durpah. Ia mengaku ini kali pertama mengikuti perayaan Natal bersama Tzu Chi. “Saya merasa senang dan bahagia karena berbeda seperti perayaan-perayaan Natal yang pernah saya ikuti. Di sini banyak orang yang berbeda agama mengucapakan selamat Natal dan Tahun Baru kepada kita yang beragama Kristen,” ucap Durpah tersenyum. Ia pun berharap Tzu Chi bisa terus bersumbangsih di masyarakat membantu sesama yang membutuhkan. “Semoga Yayasan Buddha Tzu Chi tetap bisa merayakan Natal bersama dan bisa membantu orang lain,” tuturnya.

Di penghujung acara, semua tamu yang hadir saling memberikan ucapan “Selamat Natal dan Tahun Baru”. Ucapan ini merupakan ungkapan rasa syukur dan terima kasih karena bisa merayakan Natal bersama.

Ini merupakan salah satu wujud dari sikap toleransi yang tidak hanya dapat dilakukan dengan seulas kata-kata, namun telah dipraktikkan melalui tindakan nyata. Saling menghargai antar sesama merupakan salah satu sikap toleransi yang harus dijaga, sehingga antar umat beragama dapat saling menghormati dan menghargai. Semoga dengan kegiatan seperti ini dapat menjalin jodoh baik dan selalu mempererat simpul kekeluargaan kepada semua orang.


Artikel Terkait

Bahagia Dalam Perbedaan

Bahagia Dalam Perbedaan

30 Desember 2014 Pagi itu tamu yang datang bukan hanya umat Kristiani saja, tetapi umat yang beragama lain juga turut merayakan Natal  bersama. Kegiatan ini dilakukan sebagai wujud solidaritas dan toleransi antar umat beragama untuk memupuk kerukunan.
Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -