Bahagianya Bersyukur
Jurnalis : Lo Wahyuni (He Qi Utara), Fotografer : Lo Wahyuni (He Qi Utara)
|
| ||
Para relawan Tzu Chi dari He Qi Utara, Selatan, Barat, dan Timur datang untuk membantu para pasien yang akan mendapat tindakan. Beberapa relawan senior yang bertugas di bagian pengobatan tampak sigap membantu para suster dan dokter di ruang operasi. Pada tanggal 18, sebanyak sekitar 60 orang berhasil dioperasi kecil (mata), dan pada tanggal 19, sebanyak sekitar 40 orang berhasil dioperasi besar. “Alhamdulillah lega, Krian sudah dioperasi,” ujar Sumiati (31) yang putra semata wayangnya baru saja menjalani operasi hernia. Krian (14) adalah tumpuan harapan masa depannya setelah suaminya meninggal dunia 4 tahun yang lalu. “Sejak jadi anak yatim, Krian disekolahkan di Pondok Pesantren Nurul Iman, Parung sebab biaya sekolah gratis dan tahun lalu ia menjadi juara Pramuka,” tutur Sumiati yang terlihat sangat bangga sewaktu menceritakan tentang putranya yang tengah berbaring di ruang pemulihan lantai 4 rumah sakit ini. Untuk membiayai hidup mereka, Sumiati bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan menetap di daerah Bogor. “Terima kasih telah dibantu oleh Yayasan Tzu Chi. Kalau tidak, uang dari mana saya harus bayar operasi Krian?” katanya lirih sambil menyalami tangan relawan yang berdiri di sampingnya. Lain halnya dengan cerita dari Nani (52) yang karena tensi darahnya tinggi tidak dapat menjalani operasi benjolan di punggungnya. “Sekarang gagal, tapi saya tidak menyerah. Nanti saya akan coba lagi,” katanya dengan nada optimis. “Setiap bulan, saya sisihkan uang di celengan bambu,” ujar Nani sambil berbaring di ruang pemulihan. Celengan ini setelah penuh akan diserahkan kepada tetangganya, seorang relawan Tzu Chi yang tinggal berdekatan dengannya di daerah Bekasi. Rasa syukur juga dirasakan oleh pasien lainnya. “Suami saya suka mengeluh, sudah operasi hernia (tapi) belum berhasil. Ini yang kedua kalinya.” Sri Ningsih (43) menceritakan tentang suaminya, Saefruddin (49) yang dulunya bekerja sebagai kuli panggul di pelabuhan Tanjung Priok. “Saya menghiburnya, ‘pak, seharusnya kita harus bersyukur. Lebih banyak mengucapkan kata syukur, maka keluhan akan semakin berkurang’.” Tuturnya.
Keterangan :
“Betul bu, terima kasih.” Ucap pria yang akrab dipanggil Pak Udin. “Dulu bapak sakit waktu masih kerja, bisa pergi berobat. Sekarang dia pensiun dan nggak kerja lagi. Untung ada Tzu Chi yang bantu,” ucap Sri Ningsih setengah terisak. Linda Sutanto, seorang relawan dari He Qi Utara menuturkan bahwa selama ia mengikuti baksos, lebih banyak cerita suka daripada dukanya. “Saat ikut baksos di Indramayu, saya pernah dikejar sampai ke toilet oleh seorang pasien wanita yang mau pulang dari rumah sakit, hanya untuk menyampaikan rasa terima kasih.” Ia pun menambahkan, “bahagia banget bisa membantu orang lain dengan sungguh, lalu dihargai dengan ketulusan pula.” Di rumah sakit ini kita dapat melihat bahwa di negeri ini begitu banyak orang yang butuh diberi bantuan pengobatan oleh Tzu Chi, sebab biaya pengobatan saat ini sudah sangat mahal bagi banyak orang. Biaya hidup yang semakin tinggi di kota-kota besar menambah berat beban kehidupan. Harga obat-obatan yang melambung tinggi mengikuti laju inflasi menambah berat beban yang harus dipikul oleh masyarakat. Hidup ini harus dipenuhi dengan rasa syukur, saling menghormati dan cinta kasih. Para relawan tidak hanya mengucapkan ini saja, namun mempraktikkannya secara nyata di acara bakti sosial ini. Semangat inilah yang mampu membina jalinan jodoh yang baik dengan orang lain dan dapat memupuk karma baik dalam melangkah di jalan Bodhisatwa ini. | |||
Artikel Terkait
Berbagi dalam Semangat Cinta Kasih
03 Juli 2018Mendapat Layanan Kesehatan Sekaligus Bersumbangsih
19 Oktober 2016Relawan Tzu Chi kembali mengadakan bakti sosial kesehatan degeneratif untuk warga lansia kurang mampu di kawasan Kapuk Muara Jakarta Utara. Dalam kegiatan ini, warga tak hanya mendapatkan layanan kesehatan, namun warga juga turut bersumbangsih.

Sekantong Darah Menyelamatkan Nyawa Manusia
08 November 2024Relawan Tzu Ching dari mahasiswa dan mahasiswi UNPRI (Universitas Prima Indonesia), menggalang donor darah di Universitas Prima Indonesia di Sei Putih Barat, Kota Medan, Sumatera Utara pada 13 Oktober 2024.