Bahagianya Maya Terbebas dari Katarak

Jurnalis : Arimami Suryo A., Fotografer : Arimami Suryo A., Videografer: Chandra S.

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-111 di Kota Cianjur, Jawa Barat 5 tahun yang lalu ternyata membawa perubahan dan kebahagiaan bagi salah satu pasiennya. Maya Fauziah (15), penderita katarak yang saat itu berumur 10 tahun berhasil dioperasi oleh tim dokter Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia pada baksos yang berlangsung selama 3 hari (18-20 Maret 2016) tersebut.


Setelah 5 tahun pascaoperasi katarak, Tim Medis Tzu Chi yang berkunjung ke rumah Maya Fauzia kembali memeriksa penglihatan mata kanannya.

Kegiatan Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-111 ini merupakan baksos yang pertama kali diadakan Tzu Chi di Cianjur. Tzu Chi yang saat itu bekerja sama dengan TNI menyelenggarakan baksos kesehatan di RSUD Cianjur. Baksos kesehatan ini bertujuan membantu masyarakat Cianjur dan sekitarnya yang membutuhkan pelayanan kesehatan, namun tidak atau belum mampu berobat lebih lanjut ke rumah sakit. Salah satunya adalah Maya Fauziah, pasien katarak yang berasal dari Kampung Kebonlamping, Desa Padaluyu, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.


Tahun 2016, Maya Fauziah didampingi ayahnya, Encang Irod bersama dokter dari TIMA Indonesia dan relawan Tzu Chi sebelum pelaksanaan operasi katarak mata kanan Maya dalam kegiatan Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-111 di Cianjur.

Sebelum dioperasi kataraknya, Maya Fauziah atau yang akrab disapa Maya sering kali dicemooh oleh teman-temannya. “Dulu sama temen-teman suka diledekin, ‘ih itu matanya putih’,” kenang Maya. Tentu saja hal itu membuat hatinya sedih karena berbeda dengan teman-temannya. Orang tua Maya juga sudah berusaha dan berupaya ke beberapa rumah sakit untuk mengobati katarak yang dideritanya sejak 2014, namun belum juga membuahkan hasil.

Karena katarak di mata kanannya ini, Maya yang saat itu kelas 4 SD sering kali kesulitan membaca saat bersekolah. “Susah membaca juga karena hanya bisa melihat satu mata,” kata Maya menceritakan kondisinya 5 tahun yang lalu. Saat itu, berkat informasi dari salah satu personil TNI di wilayah Desa Padaluyu, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Maya akhirnya mendaftarkan diri ditemani kakaknya Muhammad Yudi untuk melakukan screening di Kodim 0608/Cianjur.


Dokter dari TIMA Indonesia mengatur posisi lampu sesaat sebelum katarak di mata kanan Maya ditangani di dalam ruang operasi.

Setelah melalui proses screening dan lainnya, akhirnya katarak di mata kanan Maya berhasil dioperasi oleh tim dokter TIMA Indonesia. Setelah 5 tahun berlalu, tim medis dari TIMA Indonesia berkesempatan kembali mengunjungi Maya Fauziah pada 20 November 2020 untuk melihat perkembangannya.

Alhamdulillah, bahagia banget. Setelah operasi sudah tidak diejek lagi, bisa lihat jelas jadi nggak burem lagi. Dulu kan yang sebelah kanan lihatnya putih aja,” ungkap Maya saat dikunjungi kembali oleh TIMA Indonesia.


Weni Yunita, Koordinator Pasien Baksos Kesehatan Tzu Chi memeriksa kondisi mata kanan Maya menggunakan senter.

Kedatangan tim medis dari TIMA Indonesia ke rumah Maya juga disambut hangat oleh keluarga.  Encang Irod (40), ayah Maya merasa sangat bersyukur anaknya bisa ikut dalam Baksos Kesehatan Tzu Chi kala itu. “Jujur saya sangat berterima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi, dulu anak saya itu tidak melihat (mata kanannya), kalau sekarang alhamdulillah,” ungkap Encang Irod.

Saat dikunjungi, Encang Irod juga menceritakan kondisi anaknya (Maya) sebelum dioperasi katarak. “Suka ngeluh. Nggak kelihatan seperti anak-anak yang lain. Ya kaya tertekan, kalau anak yang lain kan suka main kesana-kemari. Kalau dia kan penggunaan matanya sebelah jadi istilahnya nggak percaya dirilah dan suka murung di rumah. Setelah dioperasi, alhamdulillah semangat belajarnya bertambah,” ungkap pria yang berprofesi sebagai petani tersebut.


Selain melihat kondisi Maya, Tim Medis Tzu Chi juga berbincang-bincang dengan Maya dan keluarga. Muhammad Yudi (tengah), kakak Maya juga ikut mendampingi Maya.

Perjuangan Encang Irod untuk mengobati katarak Maya sudah dilakukan sejak putrinya duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar. Setelah dua tahun berusaha, barulan kemudian Encang mendapatkan informasi tentang Baksos Kesehatan Tzu Chi. “Dulu sampai bisa dibilang saya sudah patah semangat. Tapi alhamdulillah, ada jodohnya dari Buddha Tzu Chi dan saya bersyukur banget. Pada dasarnya mungkin ini sudah waktunya anak saya berubah, intinya bisa melihat lagi,” kenang Encang Irod. “Saya sangat bersyukur dan berterima kasih atas adanya program (baksos kesehatan) dari Yayasan Buddha Tzu Chi sangatlah membantu bagi masyarakat tidak mampu,” tambahnya.

Tim Medis Tzu Chi yang mengunjungi Maya juga sempat melihat kondisi matanya. “Alhamdulillah, sekarang matanya juga sudah normal. Orang tuanya juga bercerita sesudah dioperasi, anaknya bisa bergaul dengan temannya tanpa ejekan lagi,” ungkap Weni Yunita, anggota TIMA yang juga Koordinator Pasien Baksos Kesehatan Tzu Chi setelah memeriksa kondisi Maya.


Relawan dan Tim Medis Tzu Chi Indonesia juga memberikan bingkisan paket sembako untuk Maya dan keluarga.

Sebelum dioperasi, Maya yang hanya bisa melihat dengan mata kirinya juga masuk peringkat 10 besar di sekolah. Prestasi ini jauh meningkat setelah matanya dioperasi. Maya yang sudah bisa melihat dengan kedua matanya mendapatkan rangking 1 di kelas. “Sifat anaknya memang pendiam, tapi berprestasi seperti apa yang diceritakan orang tuanya. Dengan kondisi saat ini, harapan saya adik kita Maya ini bisa mencapai apa yang dicita-citakannya nanti,” kata Weni Yunita.

Saat dikunjungi Maya juga terlihat bahagia. Sesekali ia tersenyum sambil menjawab pertanyaan yang dilontarkan padanya. Kini ia dapat beraktivitas dengan baik. Pengelihatannya pun sekarang jauh berbeda dengan yang dulu. “Untuk Yayasan Buddah Tzu Chi, terima kasih sudah mengoperasi mata saya sehingga saya bisa melihat dengan baik,” kata Maya dengan sukacita.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Sepenuh Hati Merawat Kurniadi

Sepenuh Hati Merawat Kurniadi

10 April 2017

Pada 6 April 2017, dokter, perawat, staf Rumah Sakit Cinta Kasih (RSCK) Tzu Chi bersama relawan Tzu Chi Komunitas He Qi Pusat melakukan kunjungan kasih ke tempat pasien kasus Kurniadi di wilayah Bungur, Senen, Jakarta Pusat. 

Berbagi Keceriaan di Tepi Lautan Sampah

Berbagi Keceriaan di Tepi Lautan Sampah

03 Maret 2015 Dengan sedikit bantuan, keceriaan, dan penanaman pengetahuan mengenai lingkungan, Emil Atmadjaya, Ketua PTA EC berharap semoga karakter anak-anak yang tinggal di tepi lautan sampah tersebut bisa terbentuk dengan baik.
Kisah Alya Alami Jantung Bocor, Kini Tumbuh Sehat Berkat Perhatian Insan Tzu Chi

Kisah Alya Alami Jantung Bocor, Kini Tumbuh Sehat Berkat Perhatian Insan Tzu Chi

31 Maret 2023

Satu tahun lebih Alya Chakira berjuang hidup dalm kondisi jantung berlubang pada sekat antarbilik jantung. Relawan Tzu Chi di Medan dan Jakarta mendampingi pengobatan Alya dan menjalani operasi di RS Jantung Jakarta Matraman Jakarta Timur hinggga tuntas.

Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -