Bahu-Membahu untuk Padang
Jurnalis : Himawan Susanto, Fotografer : Himawan Susanto
|
| |
Rescue Dogs Dua jam sebelumnya, Awalludin Tanamas mendapatkan telepon dari kantor cabang Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia untuk menjemput dan mendampingi tim RDTA ini sebelum kembali ke Jepang di malam harinya. Maka ia pun lantas bergegas menuju ke terminal kedatangan domestik Bandara Soekarno – Hatta Jakarta. Walau tidak mengenal tim RDTA, berbekal secarik kertas ia menunggu kedatangan mereka. Tak lama, Awaluddin Tanamas pun bertemu dan menguruskan barang-barang yang dibawa. Namun saat itu, Akane dan Eros tidak terlihat, mereka rupanya tidak disertakan masuk dalam kabin pesawat, melainkan dimasukkan ke dalam penerbangan kargo udara.
Ket : -Hidehito Murase memperlihatkan para relawan buku standar penyelamatan yang menjadi pedoman Rescue Dog Trainers' Association dalam mencari para korban bencana yang masih bertahan hidup. (kiri)
Setibanya di terminal kargo udara, kandang Akane dan Eros belum terlihat, rombongan pun menunggu. Tak lama, terlihat dua buah kandang besar didorong keluar dari dalam terminal kargo. Setibanya di luar gedung, Kaori dan Hidehito pun mengeluarkan Akane dan Eros dari kandang. Segera saja, Akane merajuk manja ke Kaori. Terkurung dalam kandang selama 1 jam dari Padang membuat Akane kangen dengan majikannya. Demi Kemanusiaan
Ket : -Akane merajuk manja ke Kaori. Terkurung dalam kandang selama 1 jam dari Padang membuat Akane kangen dengan majikannya. (kiri)
Di Bawah Koordinasi United Nations “Apalagi kesempatan untuk menyelamatkan diri sangatlah kecil,” tambahnya. Dari masyakat yang ia temui, banyak dari mereka yang mengatakan satu hari pascagempa, masih sering terdengar teriakan orang yang meminta pertolongan, namun satu hari kemudian, suara-suara itu hilang. Secara teori, kesempatan terbesar manusia bertahan dalam bencana adalah tiga hari. “Three Days, Golden Time,” pungkasnya. Walau dalam misi kemanusiaan kali ini, RDTA dan relawan tim tanggap darurat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia tidak berkesempatan bekerja sama secara berdampingan di lapangan, Yoshiaki sempat mengutarakan pendapatnya. “(Saya) tidak tahu para relawan (Tzu Chi -red) ini melakukan apa di lapangan, namun terlihat bahwa kerja sama dan koordinasinya sangat bagus,” tuturnya. Setelah pengumuman resmi penghentian pencarian para korban oleh PBB dan pemerintah Indonesia, Tim RDTA bersama Akane serta Eros pun bergegas kembali ke Jepang dan bersiaga untuk misi kemanusiaan berikutnya.
| ||
Artikel Terkait
Jembatan Penyangga Kehidupan
09 April 2015 ”Bila ada warga kami yang jatuh sakit apalagi sakit berat, kami bingung harus berbuat apa, karena klinik dan puskesmas terdekat berada di Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut. Dan harus kemana kami menjual hasil perkebunan warga? Sangat tidak mungkin untuk dijual ke Kecamatan Cidaun. Apalagi bagi anak-anak sekolah. Bila tidak ada jembatan tersebut, mau tidak mau belajar di rumah,” keluh salah satu warga Neglasari saat relawan Tzu Chi melakukan survei.![Berita Internasional: Layanan Memasak Bagi Pekerja Medis](https://www.tzuchi.or.id/uploads/pictures/8563_3-2-20200326_Internasional.jpg)
Berita Internasional: Layanan Memasak Bagi Pekerja Medis
25 Mei 2021Relawan Tzu Chi merasa senang luar biasa saat menyiapkan nasi kotak untuk para pekerja rumah sakit selama virus Corona mewabah. Mereka memasak makanan itu dengan sepenuh hati dan jiwa seraya berharap bisa memberikan kegembiraan di hati para petugas medis saat membuka kotak makan mereka.
![Persiapan Pengiriman Bantuan Kemanusiaan bagi Korban Gempa Turki](https://www.tzuchi.or.id/uploads/pictures/8281_TZC_3149_edt.jpg)
Persiapan Pengiriman Bantuan Kemanusiaan bagi Korban Gempa Turki
17 Februari 2023Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mempersiapkan bantuan selimut dan genset untuk masyarakat Turki yang terdampak gempa bumi melalui pemerintah Republik Indonesia.