Bahu-Membahu untuk Padang

Jurnalis : Himawan Susanto, Fotografer : Himawan Susanto
 

fotoSaat mendaftar ulang di Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno - Hatta, Akane (berbulu emas), dan Eros (berbulu hitam), berbaring santai di lantai memulihkan tenaga. Sementara, Awaluddin Tanamas, relawan Tzu Chi menemani Yoshiaki Shimazu.

 

Kemarin siang, pukul 13.00 wib, tanggal 6 Oktober 2009, Akane dan Eros sedang terbaring santai menikmati dinginnya lantai Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Bandara Internasional Soekarno – Hatta Jakarta. Saat itu, dua ekor anjing pelacak ini sedang beristirahat memulihkan tenaga usai kembali dari Padang membantu mengendus para korban bencana yang selamat dari Gempa di Padang, seraya menunggu pengesahan surat dari BBKP sebelum kembali ke Jepang nanti malam. Siang itu, di BBKP, Eros dijaga oleh Hidehito Murose, Akane oleh Kaori Oshima, dan Yoshiaki Shimazu, selaku penterjemah RDTA serta didampingi oleh Awalludin Tanamas, seorang relawan dari Tzu Chi.

 

 

Rescue Dogs
Akane dan Eros adalah dua rescue dog (anjing penyelamat -red) berjenis Golden Retriever dan German Shepherd yang dibawa oleh tim dari Rescue Dog Trainers’ Association (RDTA). RDTA sendiri adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat di Jepang yang berkecimpung khusus dalam pencarian korban yang masih hidup di setiap daerah bencana di dunia. Untuk bisa menjadi rescue dog, Akane dan Eros telah mengikuti dan memenuhi kualifikasi yang ditetapkan oleh International Rescue Dog Association (IRO) dari United Nations atau PBB. Karenanya, dalam misi kemanusiaan ini, tugas RDTA pun sepenuhnya berada di bawah koordinasi PBB.

Dua jam sebelumnya, Awalludin Tanamas mendapatkan telepon dari kantor cabang Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia untuk menjemput dan mendampingi tim RDTA ini sebelum kembali ke Jepang di malam harinya. Maka ia pun lantas bergegas menuju ke terminal kedatangan domestik Bandara Soekarno – Hatta Jakarta. Walau tidak mengenal tim RDTA, berbekal secarik kertas ia menunggu kedatangan mereka. Tak lama, Awaluddin Tanamas pun bertemu dan menguruskan barang-barang yang dibawa. Namun saat itu, Akane dan Eros tidak terlihat,  mereka rupanya tidak disertakan masuk dalam kabin pesawat, melainkan dimasukkan ke dalam penerbangan kargo udara.  

foto  foto

Ket :  -Hidehito Murase memperlihatkan para relawan buku standar penyelamatan yang menjadi pedoman Rescue             Dog Trainers' Association dalam mencari para korban bencana yang masih bertahan hidup. (kiri)
         -Para pekerja kargo udara sedang memperhatikan Akane dan Eros yang masih berada dalam kandang             usai mengalami 2 jam perjalanan udara dari Padang ke Jakarta. (kanan)

 

Setibanya di terminal kargo udara, kandang Akane dan Eros belum terlihat, rombongan pun menunggu. Tak lama, terlihat dua buah kandang besar didorong keluar dari dalam terminal kargo. Setibanya di luar gedung, Kaori dan Hidehito pun mengeluarkan Akane dan Eros dari kandang. Segera saja, Akane merajuk manja ke Kaori. Terkurung dalam kandang selama 1 jam dari Padang membuat Akane kangen dengan majikannya.

Demi Kemanusiaan
Perkenalan Tzu Chi dengan tim RDTA ini dapat dikatakan unik, betapa tidak hingga kini, Yoshiaki sendiri belum dapat memahami sepenuhnya bagaimana lancarnya mereka melakukan perjalanan ke Indonesia. menurut Yoshiaki, ia mempunyai seorang teman yang juga seorang warga negara German. Ia bertanya kepadanya apakah ada kontak di Indonesia karena RDTA mau membantu di Padang. Oleh temannya itu, ia pun diberikan kontak lain yang juga seorang warga negara German. Dari teman yang kedua ini, ia mendapatkan kontak seorang pejabat Indonesia. Secara kebetulan, ia lantas berkomunikasi melalui surat elektronik dengan Hong Tjhin, CEO DAAI TV Indonesia. dari situlah, mereka intens berkomunikasi dan akhirnya mendapatkan informasi bahwa ada pihak yang bersedia untuk membantu perjalanan mereka menuju Padang. Informasi yang mereka dapatkan pun datang empat jam sebelum mereka meninggalkan Jepang menuju Indonesia.

foto  foto

Ket :  -Akane merajuk manja ke Kaori. Terkurung dalam kandang selama 1 jam dari Padang membuat Akane             kangen dengan majikannya. (kiri)
         -Akane adalah anjing jenis Golden Retriever yang telah mendapatkan sertifikasi dari United Nation sebagai             anjing pelacak yang bertugas mencari para korban bencana yang masih bertahan hidup. (kanan)

 

Di Bawah Koordinasi United Nations
Tim RDTA ini tiba di Indonesia tanggal 3 Oktober lalu dan langsung menuju Padang. Di sana di bawah koordinasi UN, bersama dengan 21 rescue dogs dari berbagai negara mereka melakukan pencarian para korban gempa yang masih selamat. Akane dan Eros sendiri dalam misi kali ini mengendus di enam lokasi yang berbeda. Sayangnya, dalam pengendusan tersebut, mereka tak menemukan satupun korban gempa yang masih selamat. Hal ini terjadi tak lain karena kekuatan gempa yang menguncang Padang sedemikian kuat, sehingga banyak bangunan yang hancur total. “Lantai 4 atau 5 bahkan bisa menjadi lantai dasar setelah gempa,” ungkap Yoshiaki.

“Apalagi kesempatan untuk menyelamatkan diri sangatlah kecil,” tambahnya. Dari masyakat yang ia temui, banyak dari mereka yang mengatakan satu hari pascagempa, masih sering terdengar teriakan orang yang meminta pertolongan, namun satu hari kemudian, suara-suara itu hilang. Secara teori, kesempatan terbesar manusia bertahan dalam bencana adalah tiga hari. “Three Days, Golden Time,” pungkasnya.

Walau dalam misi kemanusiaan kali ini, RDTA dan relawan tim tanggap darurat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia tidak berkesempatan bekerja sama secara berdampingan di lapangan, Yoshiaki sempat mengutarakan pendapatnya. “(Saya) tidak tahu para relawan (Tzu Chi -red) ini melakukan apa di lapangan, namun terlihat bahwa kerja sama dan koordinasinya sangat bagus,” tuturnya. Setelah pengumuman resmi penghentian pencarian para korban oleh PBB dan pemerintah Indonesia, Tim RDTA bersama Akane serta Eros pun bergegas kembali ke Jepang dan bersiaga untuk misi kemanusiaan berikutnya.  

  

 

 

 
 

Artikel Terkait

Membangun Kesadaran Pelestarian Lingkungan Lewat Bersih-Bersih Pantai

Membangun Kesadaran Pelestarian Lingkungan Lewat Bersih-Bersih Pantai

11 Agustus 2022

Relawan Tzu Chi Pekanbaru bersama relawan Kota Dumai dan relawan setempat melakukan aksi bersih-bersih sampah di Pantai Ketapang, Pulau Rupat, Riau pada 16 Juli 2022.

Satu Tekad, Seribu Kebajikan

Satu Tekad, Seribu Kebajikan

29 Desember 2015
Para relawan tidak henti-hentinya menggalang hati untuk menambah barisan panjang insan Tzu Chi. Seperti yang dilakukan para relawan Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas Xie Li (komunitas relawan) Kalimantan Tengah 5, yang mengadakan training pembentukan dan kepengurusan Xie Li pada Kamis, 3 Desember 2015.
Pemberkahan Akhir Tahun 2017: Harapan yang Lebih Baik

Pemberkahan Akhir Tahun 2017: Harapan yang Lebih Baik

07 Februari 2018
Pada Minggu, 4 Februari 2018, Tzu Chi Surabaya mengadakan Pemberkahan Akhir Tahun 2017. Kegiatan ini sebagai bentuk terimakasih kepada masyarakat, relawan dan donatur Tzu Chi di Surabaya.
Meski sebutir tetesan air nampak tidak berarti, lambat laun akan memenuhi tempat penampungan besar.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -