Baik Sejak Kecil

Jurnalis : Sutar Soemithra, Fotografer : Sutar Soemithra
 

fotoSebentar lagi setahun sudah Kelas Budi Pekerti angkatan 2009 selesai. Anak-anak peserta kelas tersebut kini sedang bersiap membuat acara perpisahan yang rencananya akan diadakan pada tanggal 22 November 2009.

 

Sudah hampir setahun Kelas Budi Pekerti Tzu Chi berjalan, itu artinya hampir selesai pula kelas tersebut untuk tahun 2009 ini. Kebersamaan selama setahun antar anak Kelas Budi Pekerti dengan teman-temannya, juga dengan Da Ai Papa dan Mama (relawan pendamping) rasanya pantas untuk dikenang dan dimeriahkan dengan sedikit acara. Rencananya tanggal 22 November 2009 kelak akan diadakan acara perpisahan untuk kelas tahun ini.

Mulai Bervegetarian
Minggu pagi, 1 November 2009, anak-anak Kelas Budi Pekerti itu mulai menyiapkan acara perpisahan tersebut. Kelas hari itu yang diadakan di kantor sekretariat Tzu Chi di ITC Mangga Dua, Jakarta tidak diisi dengan materi pelajaran budi pekerti seperti biasanya. Mereka hanya berfoto bersama, membuat undangan untuk acara perpisahan bagi orangtua masing-masing, dan merancang pertunjukan untuk acara perpisahan. Sebanyak 90 anak dibagi dalam 9 kelompok yang masing-masing didampingi oleh relawan pendamping.

Setahun memang bukan waktu yang terlalu panjang untuk terjadinya perubahan pada diri anak-anak itu karena mengikuti Kelas Budi Pekerti, terlebih kelas diadakan sebulan sekali. Kelas ini mungkin bisa dibilang memiliki peran mempersiapkan nilai-nilai dasar budi pekerti kepada anak, namun peran terbesar penanaman budi pekerti tetap ada di tangan keluarga masing-masing anak.

Mei Mei (8) disebut ayahnya, Subandi, memang sudah anak baik sejak kecil. Subandi menuturkan, putrinya tersebut sejak kecil telah dibiasakan untuk mandiri, misalnya mencuci piring sendiri sehabis makan dan juga membantu menyapu dan mengepel lantai. Ia juga mengakui perubahan yang terjadi pada putrinya tidak terlalu mencolok, namun, “Ada sekolah budi pekerti jadi lebih baik lagi,” ungkap Subandi. Lantas ia memberi contoh. Sebelum ikut Kelas Budi Pekerti, Mei Mei harus dibujuk-bujuk ketika bangun pukul 5 pagi. Tapi kini hanya ditepuk sedikit dia sudah mengerti dan langsung beranjak mandi pagi.

foto  foto

Ket: - Relawan pendamping (Da Ai Mama) sedang mengarahkan anak-anak Kelas Budi Pekerti agar membuat                  pertunjukan. Mereka dibagi ke dalam 9 kelompok. (kiri).
        - Untuk mengundang orangtua masing-masing datang pada acara perpisahan, setiap anak Kelas Budi Pekerti            Tzu Chi membuat undangan secara khusus yang langsung diberikan kepada mereka.  (kanan)

Ada yang membuat Subandi bangga terhadap Mei Mei. Sudah lebih dari sebulan Mei Mei bervegetarian, tepatnya sejak perayaan Bulan Tujuh Penuh Berkah September 2009 lalu. Subandi dan istri sebenarnya telah 4 tahun menjadi vegetarian tapi belum berhasil mendorong anaknya mengikuti jejak mereka. Penjelasan panjang lebar tentang kaitan vegetarian dengan kesehatan oleh pakar vegetarian dr Susianto pada acara tersebut rupanya mampu meluluhkan hati putri mereka. “Kalau itu kan yang jelasin ahli, kalau saya kan orang biasa, makanya dia jadi lebih percaya,” kelakar Subandi.

Ketika itu Mei Mei menuliskan tekad untuk bervegetarian di kertas berbentuk daun Bodhi bersama-sama tamu lain yang datang pada acara itu. Ia menulisnya bertekad vegetarian 3 hari. Dan ternyata Meimei menepati tekadnya.

“Mau lanjut nggak?” tanya Subandi.

“Seminggu deh,” sahut Mei Mei.

Setelah seminggu juga lancar, Mei Mei berujar lagi, “Sepuluh hari deh.” Sampai akhirnya tanpa terasa sebulan lebih berlalu dan terus berlangsung sampai sekarang.

foto  foto

Ket: -Sebelum meninggalkan ruangan, anak-anak mengucapkan terima kasih kepada para relawan pendamping.            Kemudian mereka bersama-sama meninggalkan ruangan. (kiri).
       - Mei Mei memang sudah anak baik sebelum mengikuti Kelas Budi Pekerti. "Ikut sekolah budi pekerti membuat           dia makin baik," kata Subandi, sang ayah.  (kanan)

Bagi Subandi tidak masalah mengeluarkan biaya lebih besar karena Mei Mei bervegetarian. Ia mencontohkan susu kacang yang lebih mahal daripada susu sapi. Dulu Mei Mei sering sariawan karena sering makan nugget. Sekarang sudah jarang sariawan. Buang air besar Mei Mei juga jadi lebih lancar.

Karena sering menemani Mei Mei mengikuti Kelas Budi Pekerti juga yang akhirnya mendorong Subandi dan istrinya akhirnya bergabung menjadi relawan Tzu Chi. Subandi pun sering mengajak Mei Mei ikut kegiatan Tzu Chi, dan Mei Mei pun ternyata menyukainya.

 
 

Artikel Terkait

Rumah Batin Insan Tzu Chi di Bumi Parahyangan

Rumah Batin Insan Tzu Chi di Bumi Parahyangan

04 November 2019

Minggu, 3 November 2019, Aula Jing Si Bandung diresmikan penggunaannya. Peresmian dilakukan Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Sugianto Kusuma, Ketua Tzu Chi Bandung Djonny Andhella, Walikota Bandung H. Oded Muhammad Danial, SAP, Herman Widjaja, Pembina Tzu Chi Bandung beserta relawan Tzu Chi dari 9 kota: Bandung, Jakarta, Batam, Palembang, Padang, Pekanbaru, Lampung, Singkawang, dan Biak.

Wujud Cinta Kasih Melalui Bantuan Laptop

Wujud Cinta Kasih Melalui Bantuan Laptop

13 Mei 2022

Pada Selasa, 26 April 2022 Tzu Chi Surabaya memberikan bantuan laptop sebanyak 12 unit kepada Madrasah Ibtidaiyah Babul Huda yang berlokasi di Wonosalam, Jombang, Jawa Timur.

Drama Musikal DAAI TV: Bakti Seorang Anak

Drama Musikal DAAI TV: Bakti Seorang Anak

11 Desember 2023

DAAI TV Indonesia mempersembahkan drama musikal Bakti Seorang Anak dan kegiatan basuh kaki dalam memperingati Hari Ibu. Acara ini melibatkan anggota teater Sekolah Terpadu Pahoa dan murid Tzu Chi School.

Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -