Baking Class: Belajar Bekerja Sama dan Bertanggung Jawab

Jurnalis : Robby Mulia Halim (Tzu Chi Medan), Fotografer : Robby Mulia Halim (Tzu Chi Medan)

Tampak para Xiao pu sa mempraktikkan langkah demi langkah membuat kue klepon dengan arahan relawan pendamping.

Tidak terasa, Kelas Kata Perenungan (Jing Si Ban) Tzu Chi Medan Mandala memasuki pertengahan tahun ajaran 2023 yang bertepatan dengan pertemuan ke-7 pada Minggu, 16 Juli 2023. Pertemuan kali ini agak berbeda, yang mana para xiao pu sa (murid) baik Kids maupun Teen diajarkan materi di dalam kelas. Pada pertemuan kali ini Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Medan Mandala, diadakan Baking Class (membuat kue) yang diikuti 10 xiao pu sa dari Kids Class dan 8 dari Teen Class, dan didukung oleh 22 relawan. Menu yang diajarkan adalah Kue Klepon.

Rusi selaku koordinator mengatakan, tujuan diadakannya Baking Class adalah mengajarkan murid-murid untuk bekerja sama dalam tim/kelompok, bertanggung jawab terhadap kelompok dan terhadap hasil kerja sendiri. “Dalam Baking Class kali ini, untuk mendapatkan kue klepon yang baik dan enak, dibutuhkan langkah yang benar dari awal hingga akhir. Ini mengajarkan xiao pu sa bahwa untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan proses dan langkah-langkah yang sistematis serta kesabaran. Dalam proses itu terkadang tidak dapat dilakukan sendiri, tapi perlu bekerja sama dengan orang lain,” ujar Rusi.   

Kegiatan ini merupakan agenda rutin yang diadakan sekali setiap tahun. Tahun sebelumnya adalah Cooking Class, tapi tahun ini sedikit berbeda dengan diadakannya Baking Class.

Lebih lanjut, Rusi mengatakan bahwa kegiatan ini sebagai refreshing bagi murid-murid Kelas Kata Perenungan yang mungkin jenuh dengan pelajaran sekolah setiap hari dan belajar di Kelas Kata Perenungan pada hari Minggu.  

Setiap grup tampak sangat bersemangat menghasilkan kue klepon yang enak sesuai dengan yang sudah diajarkan.

Pukul 8 pagi, relawan yang ambil bagian dalam Baking Class telah berada di lantai 2 depo, sibuk menyiapkan peralatan (berupa kompor portabel, panci rebus, tirisan, piring saji, sendok) dan bahan-bahan yang dibutuhkan di atas meja-meja yang telah disusun rapi. Meja untuk peserta Baking Class sebanyak 7 karena nantinya peserta dibagi ke dalam 7 grup dan satu meja untuk tim demo (peraga). Setiap grup beranggotakan 2-3 xiao pu sa dan satu relawan pendamping yang bertugas membantu dan mengawasi jalannya membuat kue. Relawan pendamping tidak diperbolehkan turun tangan.

Pukul 08.30, murid-murid telah berdatangan dan tampak bersemangat. Setelah semua persiapan selesai, kelas pun dimulai pada pukul 9. Para peserta yang dikelompokkan dalam 7 grup menempati meja masing-masing. Setelah terlebih dahulu memberikan penghormatan kepada Buddha dan Master Cheng Yen, Phei Yin selaku Ketua Kelas Kata Perenungan memberikan pengarahan kepada peserta dan menjelaskan peraturan yang harus dipatuhi.

Kue klepon hasil karya tim demo yang sungguh menggoda.

“Pertemuan kali ini adalah Baking Class dan kita akan membuat kue klepon. Ada yang tahu kue klepon? Ada yang pernah makan?”, tanya Rusi.

Pertanyaannya ditanggapi dengan jawaban “tidak” dan “belum” oleh para murid sambil menggelengkan kepala. Selanjutnya, Rusi menjelaskan tentang bahan-bahan yang akan digunakan, yaitu tepung ketan, air pandan hangat, pasta pandan, gula merah, daun pandan dan kelapa parut. Kemudian tim demo yang beranggotakan Rita dan Siu Lin memperagakan cara membuat kue klepon dan urutan bahan yang digunakan. Sepanjang demo diiringi dengan penjelasan langkah demi langkah oleh Rusi. Para peserta menyimak dengan seksama.

Setelah tim demo selesai membuat kue klepon, para peserta dipersilahkan untuk memulai. Waktu yang diberikan adalah 45 menit. Tanpa membuang waktu, anak-anak langsung mulai membuat kue klepon dengan diarahkan relawan pendamping. Suasana yang semula hening langsung menjadi riuh. Baik anak-anak maupun relawan pendamping mengerjakan dengan sangat serius demi mencapai hasil yang terbaik.

Tony Honkley berfoto bersama group 6 yang berhasil meraih juara 1.

Para peserta tidak hanya sekadar membuat kue klepon. Hasil karya setiap grup akan dinilai oleh tim juri. Penilaian berdasarkan cita rasa (taste), kekompakan, kerapian dan kebersihan peralatan dan meja, dan penampilan saat penyajian di piring saji (plating).

Setiap grup tampak sangat bersemangat dan cekatan, mulai dari mengulen (membuat adonan), membentuk adonan yang telah diisi gula merah menjadi bola-bola kecil hingga merebusnya. Anak-anak dan relawan pendamping saling bekerja sama dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Anak-anak membuat kue klepon, sedangkan relawan pendamping memperhatikan dan memastikan langkah demi langkah dilakukan dengan baik dan benar. Kerapian dan kebersihan meja juga tidak luput dari perhatian relawan pendamping. Tim juri sambil berkeliling ke meja tiap grup dan memberikan penilaian berdasarkan kekompakan dan kerapian/kebersihan peralatan dan meja. Cita rasa dan penampilan akan dinilai setelah klepon selesai dibuat.   

Husni (kedua kiri) memberikan hadiah cinderamata kepada grup yang mendapat juara.

Empat puluh lima menit pun berlalu. Para peserta akhirnya selesai membuat kue klepon. Setiap grup tampak puas dengan hasil karyanya. Tim juri menghampiri meja tiap grup untuk mencicipi kue klepon hasil buatan mereka. Juara pertama diraih oleh grup 6, disusul oleh grup 7 yang mendapat juara 2 dan grup 5 juara 3. Mereka yang juara ini mendapat hadiah cinderamata yang diserahkan langsung oleh Tony Honkley.    

Baking Class kali ini memberikan kesan dan pengalaman yang baru bagi murid-murid, salah satunya Regina Honkley dari Teen Class. Meski tidak juara, Regina merasa senang berpartisipasi dalam Baking Class. “Sangat berkesan bagi saya dan teman-teman yang lain. Saya mendapat pengalaman baru, sebelumnya saya tidak tahu ada makanan yang namanya kue klepon. Setelah ikut Baking Class, saya tahu bagaimana membuatnya. Saya bisa berbagi ilmu yang saya dapat dengan orang tua di rumah dan mengajak teman-teman membuatnya,” kata Regina dengan wajah ceria.

Relawan panitia dan peserta Baking Class berfoto bersama setelah acara selesai.

Baking Class berjalan dengan baik dan lancar serta selesai tepat waktu berkat dukungan dan kerja sama yang baik antara panitia dan peserta. Kue klepon hasil karya murid-murid dibawa pulang untuk dipersembahkan kepada orang tua masing-masing. Acara ditutup dengan foto bersama.   

“Berlangsungnya Baking Class dengan baik juga tidak terlepas dari kesungguhan hati dan antusiasme xiao pu sa yang berpartisipasi. Mereka yang awalnya sama sekali tidak tahu kue klepon, sekarang bukan hanya sudah tahu, malah sudah bisa membuatnya. Hasilnya cukup memuaskan. Dapat disimpulkan, dengan kesungguhan hati, kesabaran dan ketekunan, akan diperoleh hasil yang sempurna. Sesuai dengan kata-kata Master Cheng Yen, ‘Jika semua orang bersungguh hati, semua orang adalah tenaga ahli’,” tutup Rusi.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Melatih Batin dan Pikiran Lewat Seni

Melatih Batin dan Pikiran Lewat Seni

03 September 2024

Kelas Kata Perenungan (Jing Si Ban) Mandala (Tzu Chi Medan) mengadakan outdoor class ke Yayasan Wisma Remaja Indonesia pada Minggu, 18 Agustus 2024. Kelas seni yang diikuti anak-anak Kelas Budi Pekerti Tzu Chi ini connect dengan prinsip budaya humanis Tzu Chi.  

Kelas Kata Perenungan, Membentuk Benih Bajik Sejak Dini

Kelas Kata Perenungan, Membentuk Benih Bajik Sejak Dini

29 November 2022

Memasuki akhir tahun 2022, Kelas Kata Perenungan (Jing Si Ban) Tzu Chi Medan Mandala menggelar Gathering Akhir Tahun. 

Perubahan-Perubahan Positif Lewat Pembelajaran Kata Perenungan

Perubahan-Perubahan Positif Lewat Pembelajaran Kata Perenungan

13 Februari 2020

Penutupan Kelas Kata Perenungan Master Cheng Yen Tzu Chi Medan diadakan pada 24 November 2019.  Acara ini diikuti oleh 91 orang peserta, diantaranya 39 relawan, 30 murid dan 23 orang tua murid. Banyak perubahan-perubahan positif yang terjadi dalam diri anak-anak ini.

Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -