Baksos di Pulau Terpencil
Jurnalis : Budianto, Mina (Tzu Chi Batam), Fotografer : Anas, Budianto (Tzu Chi Batam)Para relawan setelah tiba di Pulau Moro, dengan langkah yang rapi berjalan ke lokasi baksos. Pulau Moro adalah pulau kecil di Kepulauan Riau, terdiri dari 6 desa, dengan jumlah penduduk sekitar 18.000 orang. |
| ||
Membuka Jodoh Kebajikan, Menciptakan Ladang Berkah Setiap tahun Tzu Chi Batam selalu mengadakan baksos besar untuk mengurangi penderitaan masyarakat kurang mampu. Berita ini kemudian menyebar ke seluruh pulau. Pada tahun lalu, relawan Batam juga mengatur jadwal pasien dari Pulau Moro untuk datang ke Batam mengikuti baksos. Relawan dan petugas kesehatan setempat setelah mengetahui berita ini, dengan sepenuh hati langsung terjun untuk menyeleksi pasien, juga mendampingi para pasien datang berobat ke Batam. Saat itu para petugas kesehatan Pulau Moro melihat relawan Tzu Chi dengan cinta kasih dan penuh kesabaran mendampingi pasien. Hal ini sangat menyentuh hati mereka. Karena itu mereka kemudian meminta kepada Tzu Chi Batam untuk mengadakan baksos di Pulau Moro. Akhirnya setelah mengadakan rapat, relawan Tzu Chi sepakat untuk mengadakan baksos kesehatan di Pulau Moro pada bulan Desember 2009. Tetapi karena di bulan itu angin dan ombaknya sangat besar, maka relawan untuk sementara waktu membatalkan rencana ini.
Ket : - Sesampainya di lokasi, istri Gubernur Batam mengucapkan selamat dan merasa terharu dengan kepedulian relawan Tzu Chi. (kiri) Setelah tahun baru Imlek, para relawan kembali mempersiapkan segala sesuatu untuk pelaksanaan baksos kesehatan di Pulau Moro. Pada tanggal 21 Maret 2010, akhirnya rencana baksos kesehatan di Pulau Moro terwujud. Baksos kesehatan ini melayani pasien gigi, umum, pelayanan KB, hingga penyakit dalam. Selain didukung para petugas medis dari Batam, baksos ini juga melibatkan petugas medis dari Pulau Moro sendiri. Semua orang bersama-sama menberi pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Baksos ini juga melibatkan Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), di mana Tzu Chi memperoleh bantuan obat- obatan dari mereka. Perjalanan Melalui Jalan Laut Sebelum baksos dimulai, tim yang dikirim terlebih dulu sudah sibuk mendekorasi lapangan, agar pelaksanaan baksos bisa berjalan dengan lancar. Beruntung hari itu langit sangat cerah, sehingga pelaksanaan baksos dapat berlangsung dengan lancar. Kekompakan dan kerja sama relawan Tzu Chi membuat Kepala Desa, RW, dan penduduk setempat sangat terharu. Cinta kasih relawan Tzu Chi Tanjung Balai juga tidak kalah, sebanyak 34 relawan menyewa perahu kayu dari Tanjung Balai menuju Pulau Moro untuk bergabung dengan relawan Tzu Chi Batam.
Ket : - Relawan Tzu Chi dengan penuh kesabaran dan perhatian mendampingi pasien. (kiri). Baksos kesehatan dilakukan di sebuah klinik. Sebelum tim kesehatan dan relawan Tzu Chi Batam datang, klinik itu sudah dipenuhi warga yang ingin berobat. Setelah relawan memberi pengarahan, akhirnya para pasien dengan tertib berbaris mendaftar. Saat pasien menunggu, para relawan juga tidak lupa menghampiri mereka untuk memberi perhatian. Ada yang memberikan air minum, membagikan makanan ringan, dan saat diputar lagu ”Satu Keluarga”, sebagian relawan juga mengajak warga untuk berisyarat tangan. Suasana di lapangan pun langsung bertambah hidup. Di samping klinik yang dijadikan lokasi baksos ada sebuah Sekolah Dasar (SD). Relawan memanfaatkan kondisi ini untuk mensosialisalikan (masalah) kesehatan kepada para siswa SD. Relawan membagikan sikat gigi dan mengajarkan cara menyikat gigi yang baik dan benar kepada mereka. Setiap kali ada rencana baksos di daerah pedalaman, para relawan selalu mendaftar dengan antusias. Hal ini membuktikan bahwa cinta kasih dalam diri setiap relawan semakin bertambah. Terlebih jika kegiatan ini memang sangat dibutuhkan demi melindungi para penduduk di daerah terpencil. (Diterjemahkan oleh kwonglin) | |||
Artikel Terkait
Pembelajaran Budi Pekerti Berbudaya Humanis
19 Juli 2018Suara Kasih: Menyerap Dharma ke Dalam Hati
08 Juni 2012 Segala sesuatu yang kita temui sekarang adalah buah dari benih yang kita tanam. Jadi, kita harus mempersiapkan benih dan kondisi untuk masa mendatang dengan sebaik mungkin. Kita harus senantiasa menyucikan batin kita dan senantiasa membabarkan Dharma di tengah masyarakat.Warga Terdampak Tsunami Menanti Rumah Layak
20 Februari 2019Pembangunan rumah relokasi adalah salah satu solusi tepat untuk memulihkan masyarakat yang terdampak bencana tsunami agar tidak berkepanjangan. Saat ini, satu bulan lebih sudah warga korban tsunami Selat Sunda masih tinggal di tenda pengungsian, karena rumah mereka roboh ataupun rusak berat.