Baksos Jayapura: "Ingin Melihat Papa Sembuh"

Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Apriyanto

 

 

fotoKembalinya penglihatan Ruben adalah harapan yang ditunggu-tunggu oleh seluruh keluarganya. Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-76 ini sangat bermanfaat bagi warga Jayapura dan sekitarnya.

Sejak pukul 7 pagi WIT Ruben Ondoafo (65) sudah duduk di bangku teras Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura. Wajahnya Nampak terang dengan senyum yang terlihat damai. Saat relawan memanggil namanya dari meja pendaftaran, Ruben segera beranjak dengan langkah yang sedikit terhuyung-huyung menghampiri relawan, lalu tersenyum renyah sambil berucap, “Terima kasih.”

Hari itu, Jumat 10 Juni 2011 adalah hari pertama Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-76. Baksos kesehatan mata  yang bekerjasama dengan Kepolisian Daerah Papua ini dilaksanakan selama 2 hari untuk mengoperasi 302 pasien penderita mata. Dan hari yang cerah itu semakin indah karena dihiasi oleh senyum-senyum renyah para pasien baksos. Salah satunya adalah Ruben yang berasal dari Kabupaten Abepura. Ruben adalah pensiunan dari RS Abepura Jayapura. Ia bekerja di rumah sakit itu sejak berusia 20 tahunan, saat rumah sakit itu masih dipimpin oleh orang-orang Belanda.

Saat masih muda Ruben yang penuh semangat dan bertenaga mengerjakan apapun yang sanggup ia lakukan. Sampai akhirnya manajemen rumah sakit menjadikan ia sebagai sopir mobil ambulans. Sejak muda Ruben memang sangat mencintai keluarganya. Ia masih ingat betul bagaimana sulitnya membesarkan dan menyekolahkan ke-7 anaknya dengan pendapatan yang tak seberapa. Karena bagi Ruben pendidikan adalah kebutuhan anak-anaknya yang harus diutamakan.

foto  foto

Keterangan :

  • Ruben saat menjalani pemeriksaan tekanan darah sebelum menjalani operasi. (kiri)
  • Para relawan berusaha menghibur para pasien di ruang tunggu operasi dengan cerita-cerita lucu. Hal ini agar para pasien tidak merasa takut atau tegang saat akan dioperasi. (kanan)

Meskipun ia tidak mengenyam pendidikan tinggi, tetapi Ruben bercita-cita agar anak-anaknya dapat mengenyam pendidikan tinggi. Ternyata semuanya sesuai dengan yang ia harapkan. Putra pertamanya yang bernama Yacob berhasil menamatkan akademi keperawatan dan telah menjadi Kepala Puskesmas. Namun saat-saat Yacob berhasil, ayahnya mulai tidak bisa melihat dengan jelas, khususnya mata sebelah kanan. Setelah menjalani pemeriksaan Ruben dinyatakan menderita katarak dan harus dioperasi dengan biaya yang cukup mahal. Keadaan inilah yang akhirnya membuat Ruben harus bersabar menjalani hari-hari dengan penglihatan rabun selama bertahun-tahun.

foto  foto

Keterangan :

  • Para relawan juga mengajak para pasien baksos kesehatan untuk berdoa untuk kesehatan mereka, serta agar masyarakat aman dan damai, dan dunia terhindar dari bencana. (kiri)
  • Bersama-sama keluarga pasien, relawan Tzu Chi bahu-membahu bekerja menyiapkan bangku untuk para pasien. (kanan)

Maka saat mengetahui informasi adanya baksos kesehatan (mata) yang diadakan oleh Tzu Chi, Yacob segera meneruskan berita ini ke ayahnya dan langsung mendaftarkan ayahnya sebagai peserta baksos pada Selasa 7 Juni 2011. Setelah diperiksa dan dinyatakan positif menderita katarak, Tim Medis Tzu Chi pun menyarankan Ruben untuk menjalani operasi katarak pada Jumat 10 Juni 2011. Ketika waktunya tiba untuk operasi, Yacob dengan wajah yang terharu menitikkan air mata seraya berkata, “Sejak dahulu saya ingin melihat Papa sembuh. Bagi kami, bahagia sekali ada pengobatan mata gratis ini.”

Satu jam berikutnya Ruben keluar dari ruangan operasi. Berjalan tenang dengan senyum yang tak surut dari wajahnya yang senja. Setiap kali berpapasan dengan relawan Ruben pun selalu berkata, “Terima kasih, terima kasih.”

  
 

Artikel Terkait

Memupuk Kebiasaan Baik Melalui Celengan Bambu

Memupuk Kebiasaan Baik Melalui Celengan Bambu

24 Juni 2019
Para murid Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi memiliki beragam kebiasan baik, salah satunya bersumbangsih melalu celengan bambu. Celengan bambu ini digunakan untuk membantu mereka yang membutuhkan dan akan dikumpulkan secara bersama-sama, seperti pada Kamis, 19 Juni 2019.
“Besar Gunung, Masih Besar Hati Nenek”

“Besar Gunung, Masih Besar Hati Nenek”

16 Februari 2010 Sebanyak 20 relawan Tzu Chi dari wilayah He Qi Selatan mengunjungi dan memberi perhatian kepada 156 penghuni panti yang berada di Jl. Margaguna No. 1, Radio Dalam, Jakarta Selatan. Karena dilakukan bertepatan dengan menjelang perayaan Imlek, maka bingkisan yang diberikan pun bernuansa etnik Tionghoa: kue keranjang, jeruk, dan angpau.
Dengan keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -