Baksos Ke-90:Perwujudan Rasa Syukur
Jurnalis : Rianto Budiman (He Qi Pusat), Fotografer : Rianto Budiman (He Qi Pusat)
|
| ||
Setelah menempuh jarak lebih dari 70 km, tak jauh dari pintu keluar tol Serang Barat sampailah kami di Markas Grup 1 Kopassus (Komando Pasukan Khusus) pada jam 7 pagi. Di tempat inilah, mulai jam 8 pagi, hari Sabtu tanggal 13 April 2013 diadakan Baksos Kesehatan Operasi Katarak dan Gigi dalam rangka HUT ke-61 Korps Baret Merah di Grup 1 Kopassus bekerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan RSPAD Gatot Soebroto dan merupakan Bakti Sosial Pengobatan yang ke-90 dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Ketika menyusuri kompleks markas yang sangat luas ini (lebih dari 230 hektar- menurut keterangan dari Praka Deni), suasana terasa nyaman, damai dan sangat asri dengan banyaknya pepohonan. Gedung olahraga, kolam renang, kolam pemancingan, taman, sekolah dasar, serta bangunan masjid yang berdampingan dengan 2 gedung gereja ada di dalam kompleks, bahkan ada taman yang dihuni oleh banyak monyet yang berkeliaran dengan bebasnya. Sungguh tidak terasa bahwa ini adalah sebuah kompleks markas tentara. Tidak terihat adanya peralatan perang kecuali kendaraan pengangkut pasukan dan adanya beberapa lapangan untuk latihan para prajurit. Kerjasama Banyak Pihak
Keterangan :
Menurut Lu Lien Chu Shijie yang menjadi koordinator kegiatan, sekitar 150 orang terlibat dalam kegiatan baksos ini. Bukan hanya relawan biru putih dan abu putih saja, tetapi juga hadir belasan guru dan staf dari Sekolah Tzu Chi Indonesia (Pantai Indah Kapuk), Tzu Ching, staf dan karyawan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, murid-murid dari Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Tangerang, anggota Kopassus serta sukarelawan umum yang datang berpartisipasi membantu kegiatan baksos ini. Baksos kesehatan ini berhasil merawat dan mengobati 178 orang di bagian poli gigi, sedangkan untuk mata berhasil dilaksanakan 83 operasi katarak dan 25 operasi pterygium. Tim medis yang terlibat terdiri atas 10 dokter mata, 14 dokter gigi, 13 perawat di poli mata, 7 perawat di poli gigi, 8 dokter umum, 3 apoteker dan 2 asisten apoteker. Sekitar pukul 1 siang, bagian poli gigi sudah menyelesaikan perawataan terhadap seluruh pasien, sedang bagian mata baru dapat menyelesaikannya sekitar pukul 5 sore. Bersyukur dan Bersumbangsih
Keterangan :
Samuti, sejak sekitar 2 tahun yang lalu merasakan ada bintik hitam yang menghalangi penglihatan mata kirinya. Bintik hitam tersebut kian lama kian membesar yang ia gambarkan seperti Pulau Kalimantan dalam peta dan akhirnya “pulau” itu kian membesar menutupi seluruh mata kirinya hingga mata kirinya tak dapat melihat lagi. Samuti sangat bersyukur dan berterima kasih serta berharap lewat baksos operasi katarak ini dapat mengembalikan “terang” di mata kirinya. Fifi Shijie adalah salah seorang relawan Tzu Chi yang bertugas di bagian apotek yang melayani para pasien pasca operasi katarak dan pterygium. Dalam kesehariannya ia adalah seorang karyawan bagian administrasi pada sebuah perguruan tinggi yang ada di Kota Tangerang. Hari Sabtu sebenarnya adalah hari kerja baginya, tetapi agar tidak kehilangan kesempatan untuk bersumbangsih, Fifi meminta izin untuk tidak masuk kantor. Fifi Shijie terlihat begitu sabar dalam menjelaskan pemakaian obat dan hal-hal yang harus diperhatikan pasien pasca operasi. FifiShijie, yang bergabung sebagai relawan Tzu Chi sejak tahun 2008, mengatakan bahwa ia bersyukur saat ini masih sehat dan merasa berbahagia dapat bersumbangsih. Lewat bersumbangsih pula akan mengingatkannya untuk selalu bersyukur. Andrew Iskandar, seorang anggota Tzu Ching (komunitas muda-mudi Tzu Chi), saat ini masih kuliah di Fakultas Teknik Mesin di sebuah universitas di Jakarta. Andrew pada baksos ini bertugas meneteskan obat mydriatil pada mata pasien yang akan dioperasi serta menghibur dan menenangkan pasien yang akan segera masuk ke ruang opererasi. Andrew menyadari dan sangat bersyukur dengan keadaannya saat ini, tidak kurang sesuatu serta memiliki orang tua yang sehat dan menyayanginya. “Sebagai perwujudan dari rasa syukur itu maka kita harus lebih banyak bersumbangsih,” ujar Andrew. Apa yang dirasakan oleh Andrew dan Fifi sangat sesuai dengan apa yang dikatakan Master Cheng Yen melalui kata perenungan, “Hidup manusia tidak kekal. Bersumbangsilah segera di kala masyarakat memerlukan Anda, lakukanlah selama Anda masih bisa melakukannya.” |
| ||
Artikel Terkait
Menerima Perubahan dengan Bijaksana
24 Agustus 2008 Masih ingat dengan Desi dan Intan? Mereka adalah pasien bakos kesehatan Tzu Chi di RS Harapan Bersama yang operasi pada tanggal 23 Agustus. Keesokan paginya, 24 Agustus 2008, mereka datang ke RS Harapan Bersama, Singkawang, Kalimantan Barat untuk mendapatkan pengobatan lanjutan.Bantuan Tzu Chi untuk Shelter Karantina Covid-19 di UGM
13 September 2021Tzu Chi Indonesia memberikan bantuan ranjang (269 set), tv, kulkas, dan lainnya untuk Shelter Isolasi Mandiri di Islamic Center UGM Yogyakarta. Bantuan ini bentuk dukungan Tzu Chi terhadap penanganan Covid-19 di tanah air.
Veronica, Anak Asuh Teratai Tzu Chi: “Saya mulai memahami apa yang harus saya lakukan setelah lulus sekolahâ€.
13 Oktober 2022Kelompok Teratai Tzu Chi kembali mengadakan pertemuan pada 02 Oktober 2022 di gedung ITC Mangga Dua. Pertemuan rutin ini diharapkan dapat membangun character building anak.