Relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Barat 2 bersama-sama mempersiapkan perlengkapan kebutuhan baksos degeneratif ketiga di Palmerah, Jakarta Barat.
Senyum bahagia nampak jelas dari wajah para relawan He Qi Barat 2 saat mempersiapkan kegiatan baksos kesehatan degeneratif ketiga di wilayah Palmerah Jakarta Barat, Sabtu, 5 Oktober 2024. Sejak pukul 7 pagi, para relawan sudah mulai datang dan mempersiapkan segala kebutuhan untuk mendukung berlangsungnya bakti sosial kesehatan degeneratif ini seperti tenda, meja, kursi, dan peralatan pendukung lainnya.
Yonga, Ketua He Qi Barat 2 mengatakan jika antusiasme relawan sangat tinggi jika ada kegiatan semacam baksos kesehatan seperti ini. “Kalau kegiatan baksos seperti ini, relawan sebenarnya banyak yang mau ikut, tapi kan kadang bentrok dengan kegiatan lain juga, tapi mereka antusias untuk terlibat,” kata Yonga di sela-sela mempersiapkan kegiatan. Dalam baksos kesehatan degeneratif kali ini ada sebanyak 21 relawan yang ikut berpartisipasi. Selain relawan, kegiatan ini tentunya didukung Tim Medis Tzu Chi atau Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia yang terdiri dari 4 dokter, 3 perawat, 5 orang tim farmasi, dan 3 orang tim analis.
Yonga (kanan), Ketua He Qi Barat 2 memastikan kegiatan baksos selalu berjalan lancar dengan terus berkoordinasi dengan Tim Medis Tzu Chi dan pihak-pihak lainnya.
Dokter Dewi (dua dari kanan) dibantu perawat dan relawan mengunjungi pasien degeneratif yang tidak mampu datang ke lokasi baksos kesehatan karena alasan kesehatan.
Berbeda dari bulan lalu, baksos kesehatan kali ini hanya dihadiri 35 orang pasien ditambah dengan 5 pasien visit/homecare. Hal ini dikarenakan beberapa pasien telah mengalami perkembangan signifikan atau merasa sudah sehat sehingga tidak datang lagi untuk berobat.
Tugas visit ke rumah pasien kali ini dilakukan oleh dokter Dewi (62). Ditemani 2 orang perawat, dokter dewi dengan sigap menyusuri rumah-rumah di RW 8 Palmerah untuk menmgunjungi pasien yang tidak mampu datang ke lokasi baksos kesehatan. Dokter Dewi menyampaikan sebagian pasien ini mengalami kemajuan namun juga ada yang statis atau masih sama saja dari sebelumnya. “Sebenarnya pasien ini juga sangat butuh support dari keluarga untuk bisa terus dibantu latihan gerak ataupun jalan, jangan hanya mengandalkan obat saja, dukungan keluarga penting sekali untuk kesembuhan pasien,” ungkap dokter Dewi.
Meity, Fungsionaris Kesehatan dengan penuh sukacita melayani sesama relawan maupun pasien yang datang
Baksos kesehatan degeneratif ini adalah yang terakhir setelah sebelumnya sudah dilakukan sebanyak dua kali. Kedepan diharapkan pasien dapat melanjutkan pemeriksaan ke Puskesmas terdekat supaya terus terpantau kondisi kesehatannya. Meity, relawan Tzu Chi yang juga fungsionaris kesehatan komunitas relawan He Qi Barat 2 mengungkapkan akan ada rencana serupa yang mungkin akan dilakukan di Palmerah juga. “Nanti akan dipertimbangkan supaya ada baksos lagi, mungkin untuk pemeriksaan mata atau gigi, karena dari hasil survei masalah gigi dan mata itu cukup banyak juga di sini,” kata Meity.
Rumah Barokah Menjadi Awal Jalinan Jodoh Kartiwo dengan Tzu Chi
Semenjak Rumah Barokah berdiri dengan kokoh, Kartiwo (60) tak henti bersyukur, pasalnya sekarang sudah tidak ada lagi kendala bocor atau banjir yang dialaminya ketika hujan. Kartiwo sendiri sangat aktif menjadi penyambung komunikasi Tzu Chi dengan warga Palmerah. Kartiwo bahkan sudah mengikuti sosialisasi dan siap untuk menjadi relawan Tzu Chi.
Salah satu warga Rusun Barokah, Kartiwo (60) yang mengenakan rompi relawan selalu sigap dalam setiap kegiatan Tzu Chi di Palmerah mengenakan rompi relawan.
“saya manteplah mau jadi relawan, ya kan memang saya gak punya uang, adanya tenaga, ya itu yang bisa saya sumbangkan,” ungkap Kartiwo yang juga turut membantu pelaksanaan kegiatan baksos kesehetan degeneratif ini. Meskipun banyak “tantangan” dari warga sekitar, ia berharap kedepan warga bisa menerima Tzu Chi sepenuhnya. “Ya pengennya nanti Tzu Chi bisa bikin kegiatan yang menghasilkan bagi warga sini, seperti bikin pelatihan apa gitu yang bisa dijual hasilnya. Terutama untuk ibu-ibu ya, saya yakin nanti pasti mereka akan lebih mudah menerima Tzu Chi, karena ini bukan agama tapi memang murni sosial,” tambahnya. Selain Kartiwo, istri dan anaknya juga sangat aktif dalam setiap kegiatan yang diadakan Tzu Chi di Palmerah.
Suparman (kanan) relawan Tzu Chi yang aktif misi pendidikan kali ini juga turut mendukung kegiatan Baksos Kesehatan Degeneratif Tzu Chi di Palmerah, Jakarta Barat.
Palmerah sendiri saat ini memang masih baru menjadi wilayah binaan Tzu Chi. Setelah pembangunan Rumah Barokah, masih banyak kegiatan yang difokuskan bagi warga seperti baksos kesehatan, pembagian sembako, dan atau bahkan ke depan akan fokus ke pendidikan bagi anak-anak. Suparman (50) salah satu relawan di misi pendidikan mengatakan jika ia sedang mempersiapkan program atau kegiatan untuk anak-anak atau orang tua yang tidak atau belum bisa membaca “kita ingin bikin kegiatan yang berguna juga di pendidikan ya, sekarang sedang survei dan mempelajari dulu apa saja yang dibutuhkan warga,” kata Suparman.
Editor: Hadi Pranoto