Baksos Kesehatan di Selat Nenek

Jurnalis : Rizky Afifah, Supardi (Tzu Chi Batam), Fotografer : Vemmy Ho (Tzu Chi Batam)

Relawan dan Tim Medis Tzu Chi Batam bergotong-royong membawa logistik baksos. Butuh waktu perjalanan selama 1 jam dari Batam ke Pulau Nenek dengan menggunakan perahu.

Hari Minggu adalah waktu istirahat untuk  melepaskan rasa lelah dari bekerja dan hiruk pikuk perkotaan yang melelahkan, namun relawan Tzu Chi di Batam tetap  meluangkan waktu dan tenaga mendatangi daerah terpelosok untuk meringankan penderitaan mereka yang sakit dan sulit mendapatkan akses kesehatan. Tzu Chi Batam telah mengadakan Baksos Kesehatan Degeneratif  di Selat Nenek selama tiga bulan berturut-turut (19 Mei, 23 Juni, dan 21 Juli 2024). Baksos Kesehatan Degeneratif ini bertujuan memberikan pelayanan kesehatan serta penyuluhan penyakit degeneratif bagi warga masyarakat lanjut usia.

Pada pukul 06.00 WIB, para relawan dan tenaga medis telah berkumpul di Aula Jing Si Batam sebelum berangkat ke pelabuhan di kawasan Punggur. Setelah menempuh perjalanan darat  dan laut  selama satu jam, akhirnya relawan pun tiba di Selat Nenek. Relawan dan Tim Medis Tzu Chi Batan sesuai kemampuan bergotong-royong mengangkat barang-barang logistik menuju lokasi kegiatan di SDN 006 Bulang.

Sebanyak 50 orang relawan dan Tim Medis Tzu Chi Batam yang terlibat dalam baksos kesehatan degeneratif ini. Sudah tiga kali baksos kesehatan degeneratif dilakukan di pulau yang agak terpencil ini.

Drg. Nicho Pramudya, Kepala Puskesmas Kecamatan Bulang menyampaikan apresiasi dan terima kasihnya atas dukungan relawan dan Tim Medis Tzu Chi Batam.

Drg. Nicko Pramudya, Kepala Puskesmas Kecamatan Bulang sekaligus relawan Tzu Chi yang tergabung dalam Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Batam mengungkapkan alasan mengapa Selat Nenek menjadi pilihan  penyelenggaraan baksos kesehatan degeneratif kali ini.

“Selat Nenek masuk ke kawasan Kecamatan Bulang. Di daerah Puskesmas Bulang terdapat beberapa pulau terjauh jadi kalau mereka mau berobat ke Puskesmas, mereka naik kapal kecil dan menempuh waktu hampir 1 jam. Akses kesehatan susah di sini, cuma ada satu orang bidan. Karena itu dengan adanya baksos kesehatan (degeneratif) begini sangat membantu masyarakat,” kata drg. Nicho.

“Di Puskesmas bila terdapat pasien yang terindikasi untuk dioperasi, kami rujuk ke rumah sakit, nah itulah yang menjadi masalah. Ke Puskesmas saja sudah cukup jauh, butuh waktu, butuh biaya, apalagi kalau dirujuk ke rumah Sakit. Ke Puskesmas saja sudah susah apalagi ke rumah sakit, lebih jauh, lebih butuh banyak biaya, harus ada yang antar dan mendampingi lagi. Inilah faktor tersulit yang dialami masyarakat di Selat Nenek,” ungkap drg. Nicho.

Darah tinggi Pak Hasan (kanan) mengalami perbaikan setelah mengikuti tiga kali Baksos Kesehatan Degeneratif Tzu Chi.

Disela-sela waktu menunggu pemeriksaan kesehatan, relawan Tzu Chi membagikan Buletin Tzu Chi agar warga lebih mengenal tentang Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.


Selain memberikan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan, tidak lupa Tim Medis Tzu Chi Batam juga mengedukasi masyarakat melalui penyuluhan kesehatan. Dr. Elly menyaran peserta untuk menjaga pola makan sehat seperti mengurangi konsumsi minyak goreng, gula dan garam, serta berolahraga secara rutin minimal 30 menit sehari dan tidak merokok.

Hasan (59), pasien yang mengikuti tiga kali Baksos Kesehatan Degeneratif Tzu Chi di Selat Nenek, darah tingginya mengalami perbaikan dari 224/124 menjadi 163/91. Setelah ditanyakan apa rahasianya, Hasan menjawab bahwa ia mendengarkan saran dokter untuk secara rutin mengonsumsi obat. Saat makan, ia pun makan lauk pauknya tanpa kuah demi mengurangi asupan gula, garam, dan minyak.

“Kita tidak ada uang karena kita (sudah) tidak kerja, macam mana mau ke Puskesmas. Duit tidak ada. Untuk berobat setidaknya perlu 400-500 (ribu) untuk obat dan taksi. Tidak ada uang bagaimana mau pergi,” jawab Hasan saat ditanyakan apakah akan lanjut kontrol kesehatannya di Puskesmas.

Dr. Elly memberikan penyuluhan berdasarkan kondisi kesehatan pasien.

Relawan Tzu Chi dan Tim Medis Tzu Chi Batam bersama-sama warga menyanyikan lagu isyarat tangan Satu Keluarga.

Baksos Kesehatan Degeneratif Tzu Chi telah memberikan pelayanan kesehatan ke-91 warga Selat Nenek. Seperti yang disampaikan drg. Nicho, baksos kesehatan (degeneratif) ini memang sangat dibutuhkan masyarakat di pulau sekitar Pulau Batam yang warganya kesulitan mendapat akses kesehatan karena faktor jarak dan terutama ekonomi. Karena itu, Tim Medis Tzu Chi juga mensosialisasikan pola makan dan hidup sehat, dimana ini menjadi salah satu faktor penting dalam pengendalian dan pencegahan penyakit karena dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Edukasi Kesehatan Melalui Baksos Degeneratif

Edukasi Kesehatan Melalui Baksos Degeneratif

28 Februari 2020
Tzu Chi Bandung mengadakan baksos kesehatan degeneratif bagi warga Kelurahan Campaka, Kecamatan Andir, Kota Bandung. Baksos kesehatan diadakan pada Minggu, 23 Februari 2020 di Sekolah Dasar Negeri 091 Cibereum .
Baksos Degeneratif Tzu Chi: Melayani dengan Hati di Pulau Terpencil

Baksos Degeneratif Tzu Chi: Melayani dengan Hati di Pulau Terpencil

25 Juli 2023

Tzu Chi Batam untuk ketiga kalinya mengadakan Baksos Degeneratif di Pulau Jaloh. Pada baksos ini, Tzu Chi berhasil melayani 75 warga yang hadir untuk kontrol ulang kesehatan. Sebelumnya relawan dan tim medis telah melakukan pemeriksaan pertama pada 21 Mei lalu.

Lebih Peduli Kesehatan Berkat Baksos Degeneratif

Lebih Peduli Kesehatan Berkat Baksos Degeneratif

08 Januari 2019

Tzu Chi Bandung kembali mengadakan baksos degeneratif tahap kedua, pada Minggu 6 Januari 2019 di Kelurahan Dunguscariang, Kecamatan Andir, Kota Bandung. Baksos lanjutan ini untuk melihat perkembangan kondisi kesehatan pasien yang telah mengikuti baksos degeneratif tahap pertama pada 9 Desember 2018 lalu.

Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -