Dokter gigi melayani anak-anak dengan teliti dan sabar.
Relawan Tzu Chi Medan (komunitas He Qi Cemara) kembali menggelar bakti sosial kesehatan pada Minggu, 13 April 2025 di SD Negeri 060966-060967-060968 Belawan, Medan, Sumatera Utara. Kegiatan ini melibatkan 84 relawan, 31 anggota Tzu Chi International Medical Association (TIMA), dan 34 tenaga medis lainnya. SDN Belawan terletak di kawasan pesisir pantai yang cukup jauh dari pusat kota, sehingga jarang tersentuh bantuan, terutama di bidang kesehatan. Namun, sekolah ini memiliki jalinan jodoh yang erat dengan Yayasan Buddha Tzu Chi sejak tahun 2004, baik dalam pembangunan gedung sekolah maupun bantuan di bidang kesehatan.
Sejak pukul 07.30 WIB, para relawan sudah mulai berdatangan dan menempati pos yang telah ditentukan oleh masing-masing koordinator. Sementara itu, ruangan dan perlengkapan untuk bakti sosial telah dipersiapkan sejak sehari sebelumnya. Target peserta baksos kali ini adalah 700 orang, yang terdiri dari siswa-siswi, orang tua murid, staf, dan guru sekolah. Namun hingga kegiatan selesai, jumlah peserta yang mengikuti pemeriksaan kesehatan tercatat sebanyak 329 orang.
Ada sebanyak 329 orang yang mendapatkan pelayanan kesehatan, pengobatan umum, gigi, dan kulit.
Para siswa dan orang tua murid SD Negeri 060966-060967-060968 Belawan mengikuti pemeriksaan kesehatan.
Fokus utama bakti sosial kali ini adalah pada kesehatan gigi, sesuai permintaan pihak sekolah. Masyarakat di wilayah pesisir ini umumnya mengalami permasalahan pada pertumbuhan gigi dan masih kurang memahami pentingnya menjaga kebersihan serta kesehatan gigi. “Selain pemeriksaan gigi, juga tersedia poli umum, poli anak, dan poli kulit. Namun, jumlah pasien terbanyak ada di poli gigi. Di sana, dokter tidak hanya memeriksa kondisi gigi, tapi juga melakukan penambalan pada gigi berlubang yang masih layak, dan mencabut gigi yang sudah rusak,” jelas Suryati, koordinator misi pengobatan. “Harapan kami, melalui pemeriksaan ini, siswa, guru, dan staf sekolah dapat lebih memperhatikan kebersihan dan perawatan gigi,” tambahnya.
Para dokter gigi yang menangani anak-anak terlihat bekerja dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Anak-anak pun tampak tidak begitu takut, bahkan saat harus ditambal atau dicabut giginya. Salah satunya adalah Ramahdini, yang datang bersama ibunya, Sriyani, dan kakaknya, Raisah Aprillia, yang giginya ditambal. “Anak-anak saya sudah dua kali mengikuti baksos kesehatan Tzu Chi di sekolah. Pertama kali, saya memeriksakan anak saya ke poli kulit karena mengalami gatal-gatal di tangan. Setelah diberi obat oleh dokter Tzu Chi, gatalnya sembuh. Hari ini saya membawa dua anak untuk ke poli gigi. Si bungsu harus dicabut giginya dan kakaknya ditambal. Saya sangat berterima kasih kepada Tzu Chi yang begitu peduli pada warga sekitar sekolah dan anak-anak murid,” tutur Sriyani.
Jeremiya datang sendiri untuk berkonsultasi dengan dokter anak. Ia merasakan nyeri di lehernya akibat terjatuh.
Cerita serupa datang dari Jeremiya, siswa sekolah dasar yang datang sendiri untuk memeriksakan diri ke poli anak. Ia juga sudah dua kali mengikuti baksos kesehatan Tzu Chi. “Pertama kali ikut, saya membawa ibu yang mengalami tangan kebas. Setelah minum obat dari dokter, tangan Ibu saya sembuh. Hari ini saya sendiri yang diperiksa karena dua hari lalu jatuh dari sepeda dan leher saya terasa sakit saat digerakkan ke kiri, ke kanan, dan ke bawah. Tadi dokter memberi obat, dan jika belum membaik, saya disarankan konsultasi kembali,” ujar Jeremiya.
Pemandangan yang luar biasa terlihat dari para tenaga medis yang melayani siswa, guru, dan staf sekolah dengan sepenuh hati. Koordinator tim medis, dr. Sunario Salim, sangat mengapresiasi dedikasi seluruh tenaga medis yang terlibat. “Sebanyak 75 tenaga medis berpartisipasi dalam baksos hari ini, terdiri dari dokter umum, dokter gigi spesialis, dokter kulit, dokter anak, apoteker, serta perawat gigi dan umum. Dari jumlah tersebut, 31 orang sudah bergabung dalam barisan TIMA. Kami berharap melalui baksos ini, anak-anak, guru, dan staf sekolah dapat menjaga kesehatan gigi agar proses belajar mengajar berjalan lancar tanpa gangguan kesehatan,” jelasnya.
Dokter Sunario Salim (berbaju putih), Koordinator Tim Medis, menjelaskan kepada pasien saat proses pengambilan obat.
Hansen, koordinator baksos kesehatan, juga memberikan apresiasi tinggi kepada tim medis. “Tim Medis Tzu Chi berkomitmen memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi siswa dan para guru. Saya melihat antusiasme luar biasa dari anak-anak dan guru sejak pagi, mereka rela antre untuk mendapatkan pelayanan dari tim medis yang sangat kompeten,” ungkapnya.
Editor: Hadi Pranoto