Baksos Kesehatan ke-135 Tzu Chi Berlangsung di Palembang

Jurnalis : Kevin Brilian (Tzu Chi Palembang), Fotografer : Dok. Tzu Chi Palembang

Wenny Zuster TIMA Indonesia sedang melakukan tes antigen ke salah satu pasien yang mengikuti baksos pengobatan Tzu Chi ke 135 di Palembang Sumatra Selatan.

Tzu Chi Palembang mengadakan baksos kesehatan ke-135 meliputi pengobatan katarak, hernia, bibir sumbing, dan bedah minor. Pada 19 dan 20 November 2022 relawan Tzu Chi Palembang mengadakan screening meliputi katarak, hernia, bibir sumbing, dan bedah minor.

Baksos pengobatan ini dikhususkan bagi warga yang kurang mampu sehingga baksos pengobatan ini dapat meringankan beban ekonomi warga dan terbebas dari penyakit yang di derita. Sebelumnya relawan dan TIMA Indonesia sudah melakukakan screening agar dapat menentukan pasien-pasien yang dapat dilakukan tindakan operasi.

Relawan Tzu Chi yang bertugas di meja pendaftaran sedang membantu pasien melakukan registrasi dengan scan barcode dan dibantu para relawan.

Para pasien yang hadir ada 776 pasien dan yang dapat di lakukan operasi ada 379 pasien. Pasien yang gagal menjalani  operasi disebabkan oleh beberapa hal seperti, gula darah tidak normal, tekanan darah tidak normal.  

Para pasien dan relawan Tzu Chi wajib melakukan tes antigen agar dapat mengetahui bila ada pasien dan relawan yang terpapar covid 19, maka pasien tidak dapat melakukan operasi dan bagi para relawan dianjurkan untuk beristirahat.

Para pasien yang lolos test antigen selanjutnya melakukan pendaftaran dengan cara scan barcode. Apabila sudah melakukan pendaftaran, pasien akan melakukan pengecekan tekanan darah dan timbang badan.

Dokter TIMA yang melakukan pengecekan tonometri (TIO) kepada pasien yang mengalami katarak.

Khusus bagi pasien katarak akan dilakukan cek visus untuk mengetahui kemampuan penglihatan mata dalam jarak tertentu dan pengecekan Tonometri (mengukur tekanan dalam bola mata), cek keratometri, biometri, dan melakukan tes Elektrokardiografi (EKG). Jika proses pengecekan ini baik, maka pasien dapat dilakukan operasi. Ada 379 pasien yang diberikan kartu kuning tanda lolos screening yang berisi jadwal operasi pasien.

Satu minggu kemudian tepatnya pada tanggal 25 November 2022 hingga 27 November 2022 Tzu Chi Palembang menindaklanjuti hasil screening untuk tindakan operasi. Para relawan masih bersemangat melayani pasien-pasien yang kini akan melakukan operasi lanjutan dari kegiatan screening lalu. Tahap screening diikuti 776 pasien, dari jumlah tersebut ada 330 pasien yang berhasil dioperasi.

Kapolda Sumatera Selatan Irjen. Pol. Rachmad Wibowo pada sambutannya menyampaikan apresiasi atas kepedulian Tzu Chi yang tiada putus bagi masyarakat yang membutuhkan. Baksos kesehatan Tzu Chi ke-135 bisa terlaksana berkat kerjasama dengan Polda Sumatera Selatan dan Rumah Sakit Bhayangkara Moh. Hasan Palembang.

Kegiatan baksos kesehatan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia ke-135 ini bersinergi dengan Polda Sumsel yang dihadiri oleh Kapolda Sumatra Selatan, Irjen. Pol. Rachmad Wibowo. Pada sambutannya Kapolda Sumatra Selatan, Irjen. Pol. Rachmad Wibowo mennyampaikan apresiasi atas kepedulian Tzu Chi yang tiada putus bagi masyarakat yang membutuhkan.

“Disini kita melihat bahwa Yayasan Buddha Tzu Chi melakukan kegiatan-kegiatan yang sangat mulia untuk mempermudah dan membantu masyarakat yang kekurangan biaya dan tidak mampu untuk mendapatkan fasilitas kesehatan,” ucap Irjen. Pol. Rachmad Wibowo.

Wakil Ketua Tzu Chi KP. Palembang Suharjo Marzuki menyampaikan sambutan dengan menyosialisasikan Visi dan Misi Yayasan Tzu Chi yang berlandaskan cinta kasih Universal. “Yayasan Buddha Tzu Chi bergerak di bidang sosial kemanusiaan. Dalam memberikan bantuan Tzu Chi memegang prinsip universal, tidak memandang suku, agama, ras, dan bangsa,” jelas Suharjo. Selain bekerjasasama dengan Polda Sumatra Selatan Tzu Chi Palembang juga menggandeng TNI dari  Kodim 0418, dan Pemerintah Kota Palembang.  

Sefy PIC kegiatan baksos kesehatan ke-135 di Palembang membantu mengganti perban seorang pasien katarak pascaoperasi.

Suratmi (62) orang tua Susilawati telah mengalami katarak 5 tahun lalu. “Kebetulan saya adalah perawat Puskesmas. Dari pihak Puskesmas mengirim beberapa pasien sesuai instruksi Dinas Kesehatan, karena Ibu (Suratmi) mengalami Katarak jadi didaftarin ke sini (Rumah Sakit Bhayangkara Moh. Hasan Palembang),”ungkap Susilawati.

Proses pengobatan operasi katarak Suratmi berjalan lancar. “Alhamdulillah lancar, kami tiba pukul 7.30 WIB dan pukul 10.00WIB sudah selesai operasinya,”ucap Susilawati. Susilawati menjelaskan dan berharap baksos kesehatan ini bisa diadakan di luar Kota Palembang atau di tingkat Kabupaten.

“Sebenarnya Ibu dan Bapak saya tidak tinggal di Palembang dan juga pasien kami banyak yang dari daerah jadi harapan saya Yayasan Buddha Tzu Chi kalau bisa mengadakan acaranya (baksos kesehatan) di daerah karena banyak orang yang sulit mendapatkan pelayanan kesehatan,” harap Susilawati.

Satu hari setelah operasi katarak, pasien harus kembali ke RS. Bhayangkara Moh. Hasan Palembang untuk di tes kembali penglihatan dan hasil operasi. Hal ini untuk mengetahui kondisi mata para pasien.

Dokter Iskandar R. Budianto, Sp.BA anggota TIMA Indonesia membantu pasien pasca operasi hernia untuk belajar duduk.

Bagi pasien hernia dan bibir sumbing mereka menjalani rawat inap selama satu malam. Dokter Iskandar R. Budianto, Sp.BA anggota TIMA Indonesia mengunjungi satu persatu pasien Hernia dan Bibir Sumbing. Pascaoperasi dr. Iskandar memberi semangat kepada pasien yang sudah menjalani operasi hernia untuk belajar duduk, belajar berdiri, dan belajar berjalan agar dapat menghilangkan rasa sakit.

Yunita Theresiana relawan Tzu Chi Palembang mengungkapkan rasa syukur dan bahagia setelah mengikuti kegiatan baksos kesehatan ke-135 yang diikuti sejak screening hingga tindakan operasi selesai dilakukan oleh tim medis TIMA.

“Seminggu sebelumnya ada kegiatan screening, saya bertugas di bagian biometri, banyak sekali pasien yang mengalami katarak terutama yang lansia. Saya merasa sukacita bisa bersumbangsih di baksos kesehatan ini. Saya bisa lihat langsung pasien yang mengalami katarak dengan adanya bantuan ini mata mereka bisa melihat lagi dengan jelas. Selain itu, di Tzu Chi saya bisa menambah banyak teman, bisa melatih kesabaran, dan membantu sesama,”tutur Yunita.

Relawan Su Fei, Yuliana Suteja, Saputra, dan Novriko mengadakan sosialisasi dan penggalangan dana bantuan kepada korban gempa bumi di Cianjur. Sambil menunggu antrian operasi. Relawan mengadakan sosialisasi peduli gempa di Cianjur Jawa Barat dengan menggalang hati dari para pasien dan pendamping untuk membantu korban gempa.

Yunita mau bergabung di barisan Tzu Chi ketika pandemi Covid 19 melanda Indonesia.  “Pada tahun 2020 saya mengikuti kegiatan Tzu Chi saat vaksinasi covid 19. Karena melihat cara kerja Tzu Chi yang begitu rapi membuat saya tertarik untuk mengikuti kegiatan. Di Tzu Chi juga banyak kegiatan sosial lainnya seperti donor darah, pembagian sembako, dan juga pengobatan gratis seperti baksos ke-135 ini,” ungkap Yunita.

Editor: Anand Yahya

Artikel Terkait

Cinta Kasih untuk Warga Mandah

Cinta Kasih untuk Warga Mandah

10 Oktober 2023

Bakti sosial kesehatan umum untuk pertama kalinya dilakukan Komunitas Relawan Tzu Chi APP Sinar Mas Konverta Mitra Abadi (KMA) Lampung untuk warga Desa Mandah Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. 

Bantuan Untuk Warga Mekar Jaya, Kabupaten Lampung Timur

Bantuan Untuk Warga Mekar Jaya, Kabupaten Lampung Timur

21 Maret 2018
Banjir yang melanda Desa Mekar Jaya, Kabupaten Lampung Timur menyisakan kepedihan bagi warga. Tidak hanya rumah, sawah warga juga tergenang sehingga menyebabkan gagal panen. Relawan Tzu Chi Lampung terjun ke lokasi banjir dengan membawa bantuan bagi warga.
Layanan kesehatan di Kampung Muara Niliq dan Mantar, Kutai Barat

Layanan kesehatan di Kampung Muara Niliq dan Mantar, Kutai Barat

11 Agustus 2023

Warga Kampung Mantar dan Muara Niliq, Kecamatan Damai, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur mendapat pemeriksaan kesehatan oleh relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas Xie Li Kutai Barat pada Sabtu, 29 Juli 2023.

Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -