Baksos Kesehatan Ke–93: Perjalanan Menuju Pelita
Jurnalis : William (Tzu Chi Perwakilan Batam), Fotografer : Djaya Iskandar, Susanto, William (Tzu Chi Perwakilan Batam)
|
| ||
Kondisi mata Hafizh diketahui pertama kali ketika Hafizh berumur satu setengah tahun. Pada saat Hafizh mulai belajar berjalan pada usia itu, dia pernah menabrak pintu di rumah, seolah-olah tidak melihat adanya pintu di depannya. Orang tua Hafizh juga menemukan adanya selaput putih di kedua mata Hafizh. Hal ini membuat keluarga Hafizh prihatin, ada apa dengan Hafizh? Dari hari ke hari, kondisi Hafizh semakin memburuk. Selaput putih yang awalnya masih tipis menjadi semakin tebal seiring berjalannya waktu. Dunia yang dikenal Hafizh sekarang hanyalah seberkas cahaya dan hal ini sangat mengganggu aktivitas sehari-harinya. Hafizh juga belum dapat menempuh pendidikan karena penyakit ini. Selain itu, ia juga belum dapat memakai baju dengan sendirinya dan ketika makan masih lebih sering disuapi oleh orang tuanya.
Keterangan :
Pendapatan Minim Sehari-hari Suhadi bekerja sebagai guru honorer dan sang istri, Humairo, hanya merupakan ibu rumah tangga. Penghasilan yang minim dan tuntutan hidup yang tinggi menyebabkan Suhadi harus menambal semua kekurangan ekonominya dengan mencari pemasukan dari pekerjaan lain. Apabila ada waktu kosong, guru agama ini mengisi waktunya dengan menyadap getah karet untuk menambah penghasilannya.
Keterangan :
Jodoh yang Telah Matang Setelah beberapa tahun kemudian, jodoh baik mempertemukan Hafizh dengan Baksos Kesehatan Tzu Chi. Melalui siaran radio di Selatpanjang, orang tua Hafizh mengetahui adanya baksos kesehatan yang diadakan Yayasan Buddha Tzu Chi pada tanggal 10 - 12 Oktober 2013. Dengan penuh harapan, mereka mendaftarkan Hafizh dalam baksos kali ini. Setelah melalui screening dan konsultasi dengan dokter, akhirnya Hafizh akan menjalankan operasi mata pada tanggal 12 Oktober 2013. Dan sekarang, salah satu mata Hafizh sedang menjalankan masa pemulihan. Dari sekian banyak pasien katarak yang mendaftarkan diri untuk baksos kali ini, Hafizh merupakan salah seorang pasien katarak yang paling muda dianatara mereka. Penyakit Hafizh merupakan sebuah penyakit langka, hanya 0,4% penduduk di seluruh dunia yang memiliki peluang menderita penyakit katarak sejak lahir. Semoga dengan baksos kali ini, Hafizh bisa menemukan pelita dalam kehidupannya dan menuju masa depan yang tidak lagi gelap gulita. | |||
Artikel Terkait

Suara Kasih: Guru Bagaikan Pelita
24 Juni 2011.jpeg)
Kisah Haru dari Sebuah Paket Bantuan
19 Mei 2020Relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Barat 2 menyalurkan bantuan 27 paket sembako kepada 18 keluarga penerima bantuan jangka panjang Tzu Chi dan 9 orang anak asuh. Bantuan ini untuk meringankan beban mereka akibat dampak pandemi Covid-19. Penyaluran paket sembako ini menggunakan transportasi ojek online, sehingga bantuan tersalurkan, pengemudi ojek mendapat penghasilan.
