Baksos Kesehatan Pascabanjir

Jurnalis : Noorizkha (He Qi Barat), Fotografer : James (He Qi Barat)
 

foto
Untuk membantu warga pascabanjir di wilayah Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Tzu Chi mengadakan baksos kesehatan yang dilakukan di Kantor RW 06 Bojong, Rawa Buaya, Jakarta Barat.

Jakarta kembali terendam banjir saat puncak musim hujan tahun 2014 ini dan mengakibatkan ribuan warga mengungsi. Kondisi ini membuat insan Tzu Chi kembali tergerak untuk menolong korban banjir. Bantuan dilakukan dengan memberikan nasi bungkus, selimut, obat-obatan, sembako, dukungan moril kepada korban banjir serta menyediakan tempat mengungsi di Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara.

 

Sebagai kelanjutan dalam menolong korban banjir, Sabtu, 25 Januari 2014 insan Tzu Chi di komunitas Heqi Barat Hu Ai Kebon Jeruk mengadakan bakti sosial kesehatan di Kantor RW 06 Bojong, Rawa Buaya, Jakarta Barat. Kegiatan baksos ini diadakan untuk membantu korban banjir yang sakit pascaterendam air kotor selama berhari-hari. Sebagai bagian dari wilayah komunitas Kebon Jeruk, Kelurahan Bojong yang mayoritas wilayah padat penduduk mengalami banjir yang cukup parah. Menurut Ketua RW 06 Bojong, Suherman, terdapat 12 RW di kelurahan dan semuanya terkena banjir. Meski berita pengadaan baksos cukup mendadak, Suherman mendukung kegiatan ini dengan meminjamkan kantornya dan melakukan sosialisasi kepada ketua RW lainnya. Hal ini dikarenakan banyak warga yang mengeluh terkena berbagai macam penyakit. Melihat kondisi ini maka para relawan meminta dukungan dokter dari Tzu Chi International Medical Association (TIMA) beserta apoteker dan dokter dari Universitas Krida Wacana (UKRIDA).

Sejak pukul 06.30 WIB para relawan telah berkumpul di lokasi untuk memasang tenda, kursi, meja, serta sosialisasi ke Pasar Bojong yang berada tidak jauh dari lokasi. Meski gerimis, tidak menghalangi semangat relawan untuk merapikan tempat baksos. Pukul 08.00 WIB cahaya matahari mulai nampak dan warga mulai berdatangan. Kebanyakan warga membawa anaknya yang sakit. Siti misalnya, membawa anaknya Handy yang masih berusia 1,5 tahun. Siti menceritakan bahwa rumahnya sudah terendam banjir selama 2 minggu dengan ketinggian mencapai 60 cm. Akibatnya Handy terkena batuk pilek dan demam. Dengan mendapat penanganan dari dokter, Siti berharap agar anaknya segera sembuh.

foto   foto

Keterangan :

  • Relawan dan Tim Medis Tzu Chi menyapa dan melayani warga yang datang berobat (kiri).
  • Pascabanjir, warga banyak yang mengalami sakit flu, batuk, pilek, demam, dan juga penyakit kulit (kanan).

Lain halnya dengan Danisa yang menderita gatal-gatal pada kakinya karena sudah 2 minggu terkena air kotor. Ibu yang tinggal di RW 11 ini mengaku banjir masuk ke rumahnya setinggi 30 cm. Ia berharap mendapat obat dari baksos ini untuk mengobati kakinya. Selain flu dan gatal-gatal, masih banyak warga lain yang menderita demam, pusing, hingga kelelahan sehabis membersihkan rumah  Dengan penuh kesabaran, para relawan mengatur jalannya kegiatan agar pasien tidak terlalu lama menunggu dan merasa tidak nyaman karena ramai. Bertemu dengan warga juga menciptakan jodoh baru antara Tzu Chi dengan pasien yang membutuhkan uluran tangan lebih luas. Ibu Saminah misalnya, datang mengikuti baksos dengan harapan mendapat pengobatan untuk asma dan kakinya yang bengkak selama bertahun-tahun. Ibu berusia 45 tahun ini menggerakan hati relawan untuk melakukan survei ke rumahnya sehingga Ibu yang kesulitan berjalan ini mendapat pengobatan lebih lanjut. 

Pukul 13.30 WIB baksos berakhir. Sebanyak 600 pasien ditangani dan diberi obat hari itu. Semua dapat berjalan dengan baik berkat bantuan semua pihak baik tim dokter TIMA dan UKRIDA serta apoteker dan mahasiswa yang berpartisipasi dan tentunya para relawan yang bersumbangsih Dengan penuh rasa syukur para relawan mengucapkan terima kasih karena telah diberi kesempatan membantu dan mendoakan pasien agar cepat sembuh. Alangkah bahagianya bisa menolong banyak orang hari itu. Seperti kata perenungan yang pernah diungkapkan Master Cheng Yen, ”Tidak melakukan apa-apa sama sekali dalam hidup, merupakan tindakan menyia-nyiakan kehidupan. Terus-menerus bersumbangsih demi memberi manfaat bagi masyarakat, merupakan sebuah kehidupan yang indah dan sempurna.”

  
 

Artikel Terkait

Apresiasi kepada Perawat Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi di Hari Perawat Internasional

Apresiasi kepada Perawat Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi di Hari Perawat Internasional

25 Mei 2023

Seluruh manajemen Rumah Sakit Umum Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng (RSUCK) memperingati Hari Perawat Internasional yang jatuh pada 12 Mei 2023. 

Ramah Tamah Imlek

Ramah Tamah Imlek

13 Februari 2020

Minggu, 2 Februari 2020, Kelas Bimbingan Budi Pekerti Tzu Chi Medan melakukan acara Ramah Tamah Imlek dengan serangkaian acara yang sudah disusun sedemikian rupa serta makan Steamboat Bersama di tahun 2020.

Berbagi Ilmu dan Pengetahuan

Berbagi Ilmu dan Pengetahuan

28 Juli 2010
Mahasiswa Univesitas Chiayi Taiwan dan 2 dosen pembimbing mengunjungi Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi di Cengkareng, Jakarta Barat. Kunjungan mereka ke Indonesia dalam rangka memberikan pengajaran di Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman dan juga Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi.
Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -