Baksos Kesehatan Tzu Chi Bandung di HUT Bhayangkara
Jurnalis : M. Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Galvan & Edy (Tzu Chi Bandung)
Relawan Tzu Chi muda (Tzu Ching) mendampingi pasien yang ikut dalam pelayanan KB pada kegiatan bakti sosial kesehatan Tzu Chi Bandung pada tanggal 8 Juni 2014.
Kesehatan sering kali dipandang sebelah mata oleh sebagaian masyarakat Indonesia. Kadang pekerjaan dan kebutuhan hidup lebih diutamakan oleh masyarkat. Kebutuhan ekonomi menjadi alasan yang kuat dalam menjalani roda kehidupan.
Bagi masyarakat yang tidak mampu tentu hal ini menjadi beban hidup yang sulit dijalankan. Mempunyai penghasilan yang kurang dari cukup bahkan tak mempunyai penghasilan tetap menjadi kendala dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Mengidap penyakit masih menjadi momok yang menakutkan bagi mereka yang hidup digaris kemiskinan, terbentur dengan biaya untuk berobat menjadikannya seperti tembok besar yang susah untuk dilewati. Terkadang mereka pun pasrah dengan apa yang menimpa dalam kondisi kesehatannya.
Pada tanggal 8 Juni 2014, Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung bekerjasama dengan Polda Jawa Barat mengadakan bakti sosial pelayanan kesehatan umum dan gigi dalam rangka peringatan HUT Bhayangkara ke-68 tahun 2014. Selain itu, diadakan pula khitanan massal oleh Yayasan Dana Priangan Sosial (YDSP), pemasangan KB oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) serta aksi donor darah oleh PMI Kab. Sumedang.
Ketua Tzu Chi Bandung, Herman Widjaja (biru putih) bersama Kepala rumah sakit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung, dr. Hasbulloh Huda, Sp. PD menandatangani surat kerjasama antar Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung dan Rumah sakit pada saat pembukaan kegiatan bakti sosial pelayanan kesehatan.
Warga Desa Cikeruh dan sekitarnya mengantri dengan rapi untuk mengikuti bakti sosial pelayanan kesehatan.
Kegiatan ini berlangsung di gedung multifungsi BRIMOB Polda Jawa Barat, Jln. Kol. Achmad Syam No. 17/A, Desa Cikeruh, Kec. Jatinangor, Kab. Bandung. Bakti sosial ini berhasil menangani pasien sebanyak 895 pengobatan umum, 108 pengobatan gigi, 68 pemasangan KB, 48 khitanan dan 175 pendonor darah. Dengan total keseluruhan yaitu 1.294 warga yang mengikuti bakti sosial kesehatan di hari itu. Baksos ini dimulai pada pukul 08.30-13.00 WIB dengan melibatkan 108 relawan Tzu Chi dan 22 relawan medis baik dari Polri maupun BKKBN.
Tujuan mengadakan bakti sosial tersebut adalah untuk meringankan beban masyarakat yang kurang mampu, hal ini difokuskan pada masalah kesehatan yang mereka alami. Di samping itu, Tzu Chi pun berkesempatan untuk mencari atau menjaring pasien-pasien yang akan ditindak lanjuti dengan cara penanganan khusus (kasus). “Kita mengadakan bakti sosial pelayanan kesehatan di daerah Cikeruh ini bersamaan dengan perayaan hari ulang tahun Bhayangkara ke-68. Seperti yang kita harapkan bahwa melalui pelayanan kesehatan ini kita dapat menjaring warga yang tidak mampu yang perlu ditindak lanjuti oleh kita, di bantu selanjtunya,” ujar Herman Widjaja selaku ketua Tzu Chi Bandung.
Ia pun menambahkan selain memberikan pelayanan kesehatan secara gratis bagi warga Kec. Jatinagor, diharapkan bagi sebagian warga Jatinagor khususnya Desa Cikeruh dan sekitarnya ada yang terketuk hatinya untuk menjadi bagian dari dunia Tzu Chi. Dengan begitu cinta kasih Tzu Chi akan tersebar dimana-mana.
"Ya harapan kita menjalin satu (jodoh), tentunya di daerah Cikeruh yang sudah kenal dengan Tzu Chi mudah-mudahan lebih bisa mendekatkan lagi. Kemudian tugas kita menebar cinta kasih. Mungkin diantara mereka ada yang terpanggil sebagian untuk menjadi relawan Tzu Chi. Nah, warga tersebut yang nantinya akan mencari dan membantu warga-warga yang perlu di bantu untuk pengobatan lanjutan,” lengkap Herman.
Suasana ruang pengobatan umum pada acara bakti sosial pelayanan kesehatan di gedung multi fungsi BRIMOB Polda Jabar.
Salah satu pasien yang ikut dalam baksos Tzu Chi Bandung yaitu Acu (54) (kanan), sedang mendapatkan penanganan dari anggota TIMA Bandung.
Tanggapan positif pun muncul dari Irjen Pol Drs. Mochamad Iriawan, Sh, MM, MH, selaku Kapolda Jawa Barat. Menurutnya, kegiatan kemanusiaan ini benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar karena banyak dari mereka yang kurang peduli akan arti kesehatan. “Kegiatan ini luar biasa, sungguh bermanfaat bagi masyarakat sekitar dari komplek Cikeruh atau BRIMOB ini dan juga anggotanya. Jadi, seyogyanya kita ini terus dilakukan berkesinambungan dalam kegiatan atau acara-acara yang lain. Kami berharap sekali Yayasan Buddha Tzu Chi melakukan kegiatan serupa di tempat-tempat lainnya, baik itu di wilayah Jawa Barat maupun tempat lainnya, karena masyarakat kita banyak sekali yang tidak tersentuh kesehatannya,” kata Kapolda Jawa Barat.
Kepedulian Relawan Tzu Chi
Interaksi relawan pun tak hanya sebatas menyapa namun mereka terlibat
langsung kepada setiap pasien, seperti membimbing dan berinteraksi
langsung kepada setiap pasien. Sehingga tali persaudaraan antar relawan
dan warga terjalin dengan
harmonis.
Kesetiaan dan cinta kasih relawan Tzu Chi diwujudkan di setiap kegiatan baksos kesehatan. Mendampingi para pasien adalah hal yang selalu dilakukan oleh para relawan Tzu Chi mulai dari pendaftaran, menghantarkan pasien pada dokter, sampai dengan pengambilan obat sehingga para pasien merasakan pertolongan dari tiap-tiap insan Tzu Chi.
Di samping itu manfaat dari kegiatan ini pun sangat dirasakan oleh semua warga yang mengikuti pelayanan kesehatan tersebut. Selain meringankan biaya sehari-hari, warga pun dapat berkonsultasi dengan dokter secara langsung mengenai penyakit yang dideritanya dan mendapatkan obat secara cuma-cuma.
Hal ini dirasakan oleh salah satu warga yang ikut dalam kegiatan pelayanan kesehatan yaitu Acu (54) warga Mekar Galih RT 01 RW 11 ini mengaku bahwa perhatian hangat yang ditunjukan oleh relawan Tzu Chi. Ia merasa terbantu dengan pelayanan yang diberikan oleh relawan Tzu Chi. "Alhamdulillah sangat terbantu dengan adanya baksos kesehatan ini, saya pun jadi bisa berobat dan sudah hampir lima tahun saya jadi pengangguran. Sebelumnya saya bekerja di salah satu perusahaan namun di tahun 2009 saya terkena PHK. Dengan adanya kegiatan ini benar-benar terbantu mengingat perekonomian bapa lemah jadi ini benar-benar membantu bapak untuk berobat. Saya berobat ke sini ada penyakit kolesterol, tensi tinggi dan maag. Nah, kalau berobat ke puskesmas kan itu sekitar 200 ribu tapi kalau berobat ke sini kan gratis enaknya," ucap Acu.