Baksos Kesehatan Tzu Chi Bersama PPDGS Trisakti

Jurnalis : Dora Tan (He Qi Muara Karang), Fotografer : dok. He Qi Muara Karang
Relawan Tzu Chi bersama perwakilan dari Polri mengunjungi pasien anak kecil yang sedang menunggu resep obat di bagian farmasi dan memberikan bingkisan yang dibawa oleh PDGS KG.

Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Muara Angke merupakan salah satu ladang berkah (wilayah binaan) bagi relawan Tzu Chi di Komunitas He Qi Muara Karang dan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Sudah puluhan tahun lamanya relawan aktif menjalin hubungan baik dengan warga Rusun Cinta Kasih Tzu Chi dan sekitarnya, dimulai dari diadakannya Kelas Budi Pekerti untuk anak-anak Rusun, pembagian sembako gratis untuk warga yatim dan dhuafa di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Muara Angke hingga mengadakan baksos kesehatan.

Sempat tertunda akibat wabah Covid-19, kini kegiatan bakti sosial kesehatan kembali diadakan untuk warga Perumahan (Rusun) Cinta Kasih Tzu Chi Muara Angke dan sekitarnya. “Kita kan dulu sudah pernah adain juga baksos di sini, cuma kan sejak Covid  kita udah gak pernah baksos lagi. Jadi kita merasa kita perlu adakan baksos kesehatan dan penyuluhan (gigi) ini supaya bermanfaat untuk warga-warga di sini, supaya kesehatan gigi bisa terjaga,” jelas Suyatno, relawan Tzu Chi yang menjadi koordinator pelaksanaan baksos kesehatan kali ini.

Berlokasi di Aula Rusun Cinta Kasih Muara Angke Jakarta Utara, relawan mengadakan Baksos Kesehatan Pemeriksaan Gigi pada Minggu, 19 Mei 2024, yang melibatkan 46 relawan, 22 dokter, 4 perawat dan 1 farmasi dari Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia serta 14 dokter dari Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS) Konservasi Gigi Universitas Trisakti. Pendaftaran baksos dibuka mulai pukul 08.00 – 12.00 WIB dan diikuti oleh 187 pasien yang terdiri dari anak-anak hingga warga lanjut usia. Selain pemeriksaan gigi, para peserta juga diberikan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan cara menyikat gigi yang baik dan benar oleh para dokter Trisakti.

Semangat Bersumbangsih Tak Kenal Usia
Drg. Wenny sedang mencabut gigi salah satu pasien dengan dibantu oleh relawan.

Telah bergabung dengan TIMA hampir tiga tahun lamanya, drg. Wenny juga turut hadir sebagai relawan pada kesempatan ini. Di usianya yang akan menginjak 65 tahun, beliau tetap aktif bersumbangsih kepada masyarakat melalui kegiatan bakti sosial. Pagi ini beliau berangkat dari rumahnya di Bekasi menggunakan kendaraan umum untuk datang ke Rusun Cinta Kasih Tzu Chi Muara Angke. Di perjalanan, alumni Universitas Trisakti ini juga sempat mengalami kendala salah arah hingga harus pindah kendaraan, namun ini tidak mematahkan semangatnya untuk membantu masyarakat. “Saya bagian nyabut (gigi) hari ini, dan pasien yang dicabut (giginya) semua aman. Anak-anak kecil juga kooperatif semua,” kata drg. Wenny senang.

Bersungguh Hati dalam Setiap Tindakan
Drg. Riesta Paluvi K.D, salah satu dokter muda yang tergabung menjadi relawan dari Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS) Konservasi Gigi Universitas Trisakti, menyampaikan keseruan yang dirasakannya saat menjadi relawan di dalam baksos kesehatan gigi ini.

Drg. Riesta Paluvi K.D sedang memeriksa gigi Rosnaini didampingi oleh Li Yun, relawan Tzu Chi.

“Kegiatan sosial Tzu Chi itu banyak banget, dan memang menggugah hati gitu, jadi pengen ikutan bareng. Trus masyarakat yang dilayani juga banyak, jadi biar yang mendapatkan pelayanan pengabdian ini juga banyak,” kata drg. Riesta yang berjanji untuk ikut dalam kegiatan Baksos Kesehatan Tzu Chi lainnya.

Baksos hari ini bukanlah Baksos Kesehatan Tzu Chi pertama yang diikuti oleh drg. Riesta, namun di bawah Lembaga PDGS KG, baksos ini adalah yang pertama mereka ikuti. “Kebanyakan kalau (pasien) yang datang ke baksos itu udah ada keluhan sakit, bukan tindakan preventif lagi. Nah saya bawa alat-alat sendiri sama bahan itu gunanya biar hasilnya lebih oke sama pengerjaannya juga lebih maksimal, trus juga lebih cepet jadinya. Ini memudahkan saya juga, terus penanganan ke masyarakatnya jadi lebih baik,” jelas drg. Riesta, yang membawa peralatan pribadinya untuk digunakan dalam baksos kesehatan ini.

Dini (farmasi) menyerahkan dan menjelaskan obat yang diresepkan dokter kepada Rosnaini.

Menggenggam Jalinan Jodoh Baik
Selain warga Rusun Cinta Kasih Tzu Chi, informasi baksos kesehatan gigi ini juga tersebar hingga wilayah RT 8, Muara Angke sehingga Rosnaini (56), berinisiatif mendaftarkan diri ke RT untuk diperiksa giginya yang berlubang dan tambalan di giginya yang sudah lepas. “Baguslah buat saya mah, buat orang-orang juga berguna kalau yang sakit gigi bisa langsung berobat. Alhamdulilah ada baksos ini ya udah saya dari pasar buru-buru kemari,” ungkap Rosnaini.

Keceriaan para relawan Tzu Chi yang telah mendukung kelancaran pelaksanaan Baksos Kesehatan (Gigi) di Rusun Cinta Kasih Tzu Chi Muara Angke, Jakarta Utara.

Setelah diperiksa oleh dr. Riesta Paluvi, ternyata Rosnaini harus mendapat penanganan dan rujukan untuk perawatan selanjutnya. “Ditambal sementara satu aja. Ada dikasih obat sama rujukan ke Trisakti, ke kampus kata dokternya tadi,” kata Rosnaini senang.

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Perjuangan Roila dan Laily yang Terlahir Tak Sempurna

Perjuangan Roila dan Laily yang Terlahir Tak Sempurna

15 Maret 2023

Terlahir tanpa langit-langit rongga mulut (palatoschisis atau cleft palate), kedua orang tua Roilah dan Laily sempat putus asa. Khoirul gundah melihat kedua buah hatinya kesulitan dalam pergaulan. Pada 12 Maret 2023, kedua putri Khoirul berhasil di operasi oleh Tim Medis Tzu Chi

"Terima Kasih Tuhan, Kau Kirim Mereka ke Papua"

20 Juli 2019
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kembali mengadakan baksos kesehatan di Manokwari pada 19 – 21 Juli 2019. Pelaksanaan screening sebelumnya telah dilaksanakan pada tanggal 13 Juli 2019 di  RS Bhayangkara Lodewijk Mandatjan dan diikuti oleh 667 orang. Hasilnya 256 orang dinyatakan lolos untuk operasi.
Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-111: Perjuangan yang Tak Sia-sia

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-111: Perjuangan yang Tak Sia-sia

23 Maret 2016

Para pendamping pasien pun sepenuh hati mendampingi kerabat mereka. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang terus mengupayakan agar pasien berhasil menjalani operasi. Salah satunya Frisca Novita (48). Sejak awal pemeriksaan screening hingga baksos, ia terus meluangkan waktu untuk kerabatnya, Kiat Amie (77) yang menderita katarak pada kedua matanya selama 10 tahun.

Seulas senyuman mampu menenteramkan hati yang cemas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -