Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-131: Menanam Berkah dengan Bersumbangsih

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah, Ricky Tjui (Tzu Chi Palu)
Sebanyak 17 pasien menjalani operasi hernia dalam Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-131 yang digelar di RS Bhayangkara Palu.

Raut wajah Rahmat (33) tampak semringah, sangat jauh berbeda dibanding sebelumnya. Rahmat baru menjalani operasi hernia pada Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-131 yang digelar di RS Bhayangkara Palu, Sabtu 25 Juni 2022. Sebelumnya saat mengikuti screening atau pemeriksaan awal di Gedung Sekolah Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tadulako pada Sabtu 18 Juni 2022, Rahmat tampak lemas. Rahmat yang adalah warga Balaesang Tanjung, Kabupaten Donggala ini lebih dari 10 tahun kesakitan akibat hernia.

“Saya jalan sudah setengah mati, karena belakang sudah sakit, perut sudah sakit,” ujarnya saat screening. Rahmat sebelumnya adalah petani gula aren, karena rasa sakit yang tak tertahankan itu, kini ia mencari nafkah dengan berjualan siomay.

Karena kurang informasi, Rahmat hanya pergi ke tukang urut. Pernah ia pergi ke dokter dan disarankan operasi, namun ia takut. Lagi-lagi setiap kambuh, ia ke tukang urut. Padahal kondisinya justru memburuk.

“Jadi karena terlalu sering diurut, saya juga takut perut saya nanti bagaimana. Akhirnya saya biarkan sudah, pas akhir tahun 2021 itu sakit lagi, saya berobat lagi tapi pengobatannya sama tetap diurut,” tuturnya.

Hingga suatu hari, bidan desa memberitahu keluarga Rahmat akan ada pengobatan hernia gratis di kota Palu. Rahmat yang lelah dengan motede urut yang tak kunjung sembuh ini pun mantap mendaftar.

Saat screening, dokter bedah dari TIMA Indonesia, dr. I.B Dharmasusila, SP. B memeriksa kondisi Rahmat yang tampak lemas.

Saat screening, dokter bedah dari TIMA Indonesia, dr. I.B Dharmasusila, SP. B memeriksa kondisinya. Ia pun dinyatakan bisa operasi pada Sabtu 25 Juni 2022. Saat hari-H operasi, tak hanya istri dan dua anaknya yang mendampingi, tapi juga kakak serta adiknya, hingga paman dan bibinya. Mereka kompak memberi semangat pada Rahmat.

Keesokan harinya dr. Deny Handayanto, Sp.B, dokter dari tim medis Tzu Chi atau TIMA Indonesia mengecek kondisi Rahmat serta 16 pasien hernia lainnya.

“Ini yang kemarin kami operasi, apa keluhannya sekarang? Masih ada sedikit sakitnya? Ya nanti kami bekalkan penghilang rasa sakit, nah itu diminum. Ada dosisnya. 3 X 1 ya. Bagus, enggak ada pantangan makanan,” ujar dr. Deny Handayanto, Sp.B yang sangat ramah ini.

“Kalau di sini mungkin kami kasih bubur. Nanti kalau di rumah bikinkan nasi biar ada tenaga ya,” pesan dr. Deny Handayanto, Sp.B kepada istri Rahmat.

Trus boleh izin lihat bengkaknya? Artinya kan sudah kembali normal bentuknya. Bagus ini sudah, sip!,” tambah dr. Deny Handayanto, Sp.B.

Penjelasan dr. Deny Handayanto, Sp.B membuat Rahmat lega.

Menurut dr. Deny Handayanto, Sp.B, Rahmat mengalami hernia Inguinalis Lateralis sebelah kanan. Singkatnya, kondisi di mana masuknya sebagian usus dari rongga perut ke dalam saluran di sela paha.

“Biasanya kalau sudah kambuh, usus itu kan biasanya letaknya di mana? Di perut kan? Nah kalau kambuh, ia kan turun ke bawah, itu seperti ditarik. Sakit. Tapi ini kalau kata orang awam, ini hernia yang baik. Kenapa disebut hernia yang baik? Karena dia masih dalam posisi kalau dia berdiri baru keluar, tapi kalau dia tidur ususnya kembali lagi ke dalam perutnya,” jelas dr. Deny Handayanto, Sp.B.

Mendengar penjelasan dokter yang sangat gamblang itu, Rahmat merasa lega.

Alhamdulillah kata dokter termasuk hernia yang baik. Jadi cukup lega. Terima kasih untuk tim dokter sudah membantu mengoperasi saya. Yayasan Buddha Tzu Chi terima kasih sudah mengadakan kegiatan baksos. Saya sangat terbantu dengan kegiatan ini karena termasuk keluarga yang kurang mampu. Jadi terima kasih untuk Yayasan Buddha Tzu Chi dan Rumah Sakit Bhayangkara Palu,” ujar Rahmat dengan suara yang lembut. Kebahagiaan dan rasa syukur terpancar dari wajahnya.

Ziyat Sudah Ceria Lagi

Ziyat saat mengikuti screening. Ziyat adalah pasien yang berasal dari Desa Lende, Kecamatan Sirenje Kabupaten Donggala.

Sementara itu di ruangan sebelah, Ibnu Ziyat (7) pun sudah bisa tersenyum.

“Ziyat sudah bagus, dilihat dari bekas operasinya tidak ada komplikasi. Biasanya ada komplikasi itu kalau pembengkakan di skrotumnya. Tapi ini sudah bagus,” jelas dr. Deny Handayanto, Sp.B.

“Cuma anak kecil, ada satu yang sering dilakukan, dia makan permen, batuk kemudian, kalau batuk ngeden akan sakit. Bagus kok, sudah, tenang,” pesan dr. Deny Handayanto, Sp.B yang ramah dan kerap mengajak pasien bercanda.

Mendengar penjelasan dokter, orang tua Ziyat pun senyum-senyum. Pun bibi Ziyat, Triana yang selama ini merawat Ziyat karena sang ibu mesti bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Arab Saudi.

“Lega, sudah merasa puas begitu, kami merasa sangat-sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini,” kata Triana, disertai anggukan kedua orang tua Ziyat.

Tahap pemulihan, dr. Deny Handayanto, Sp.B pun memeriksa kondisi Ziyat. Penjelasan dokter juga membuat keluarga Ziyat senang dan penuh syukur.

Ziyat sendiri telah menderita hernia sejak usia enam bulan. Ketidaktahuan keluarga akan sebuah kondisi bernama hernia membuat Ziyat baru bisa menjalani operasi di usianya yang kini 7 tahun. Padahal jika kambuh, Ziyat pun tersiksa.

Ziyat yang bercita-cita menjadi tentara ini aslinya sangat riang. Namun Ziyat juga pemalu. Sang bibi, Triana mengatakan Ziyat sangat senang dan sangat berterima kasih kepada tim dokter yang mengoperasinya. Ziyat juga tak sabar untuk bisa pulang ke desa dan menceritakan pengalamannya di-operasi kepada teman-temannya.

Keluarga yang Super Kompak dari Tim Relawan Tzu Chi

Jessica dan kedua orang tuanya, Alex Salim dan Ng Siu Tju sungguh bersyukur bisa bersumbangsih pada bakti sosial kesehatan bersama-sama.

Selain anggota keluarga yang kompak dari para pasien hernia ini, pemandangan yang juga menghangatkan hati adalah kompaknya beberapa keluarga dari para relawan Tzu Chi. Pada bakti sosial ini, Alex Salim berserta istrinya Ng Siu Tju mengajak serta anak perempuannya Jessica. Jessica baru pertama kali ini bersumbangsih di bakti sosial kesehatan. Pada hari-H pelaksanaan baksos, Jessica bertugas di ruang tunggu sebelum pasien katarak masuk ke ruangan operasi.

“Baksos saya kira cuma ikut bantu-bantu tapi ternyata melihat ekspresi kakek nenek yang datang semuanya ramah banget. Kan di sini saya ada bantu pasien ke toilet, juga menyemangati jangan takut operasi, pas mereka pulang, mereka bilang jangan lupa ya mampir ke rumah nenek,” tawa Jessica.

Menjalankan tugasnya, Jessica banyak belajar dari para pasien, juga para tim medis. Merupakan pengalaman yang berharga juga bisa bersumbangsih bersama ayah dan ibunya.

“Dari dulu saya cuma tahu (sumbangsih Tzu Chi di-) Palu dari cerita mami sama papi. Dan karena Papi sempat sakit, dan sekarang bisa kerja sosial bareng mami sama papi itu sungguh berharga. Walaupun mungkin tugas kami beda-beda. Tapi kami setiap kali pulang ke kamar, selalu sharing (berbagi kesan) kayak apa (pelajaran) yang kamu dapat,” kata Jessica.

Sebagai anak perempuan yang sangat dekat dengan ayahnya, melihat sang ayah yang sebelumnya berjuang untuk sembuh dari kanker usus, kini bersungguh-sungguh saat bersumbangsih. Antara lain menemani para pasien setelah operasi juga menemani pasien saat lepas perban mata. Jessica pun diliputi haru.

“Yang paling lucu tuh banyak pasien yang usianya 50-an, mereka pas tanya mami papi usianya berapa, saya bilang 70-an. Semua pasien kaget, mereka bilang mereka enggak boleh kalah, harus semangat juga. Dan melihat semangat papi, pasti saya sebagai anak, bahagia dan bersyukur, dia saja benar-benar mempergunakan waktunya sebaik mungkin. Ketika dia mulai lebih sehat malah menggunakan waktunya pergi ke Palu, karena bisa saja kan jalan-jalan. Tapi malah memanfaatkan waktunya itu ke Palu untuk bersumbangsih,” pungkas Jessica.

Mimi Tjondro bersama suaminya, Tan Lie Fin sembari mencontohkan kepada ketiga anaknya tentang pentingnya menanam berkah.

Keluarga lainnya adalah keluarga Mimi Tjondro bersama suaminya, Tan Lie Fin dan ketiga anaknya. Di hari kedua baksos, bahkan satu keluarga ini sama-sama bertugas di bagian operasi hernia. Ini pertama kalinya Mimi Tjondro dan Tan Lie Fin membawa serta anaknya dalam kegiatan bakti sosial kesehatan.

“Senang karena kami juga sambil memberi contoh langsung kepada anak-anak. Seperti kata Master Cheng Yen bahwa orang yang bisa bersumbangsih itu adalah orang yang penuh berkah. Jadi itu perlunya kita menanam berkah lagi. Jadi berkahnya selalu ada. Dan pesan itu pun sampai ke anak-anak,” kata Mimi.

Ketiga anak Mimi pun sangat menikmati perannya dalam baksos ini. “Anak-anak sangat antusias, begitu tidak ada kerjaan, mereka bertanya ‘aku kerjanya apalagi ya?’ Jadi terbawa suasana,” kata Mimi tersenyum.

Heri dan dua kakaknya, Diana dan Mery yang saling mendukung dalam kebaikan.

Nah kalau yang ini merupakan kakak beradik yang super kompak, ada Heri dengan dua kakaknya, Diana dan Mery. Berbagai tugas mereka jalankan, salah satunya mendampingi para pasien saat pemeriksaan tekanan darah.

“Memang capek, tapi sangat senang bisa membantu warga Palu. Apalagi mereka yang tadi setelah operasi mengucapkan terima kasih kepada kami padahal kami bukan dokternya,” kata Diana tersenyum.

“Saya senang sekali karena sebelumnya mau ikut ke Palu tapi tidak bisa terus. Kali ini bisa. Jadi bahagia. Kemarin pas mau pulang ada ibu-ibu sehabis operasi eh minta foto. Saya pikir kenapa minta foto sama saya, ternyata karena dia sangat merasa berterima kasih kepada Tzu Chi,” tambah Mery sambil tertawa.

“Memang dari dulu sejak ada bencana di Palu, kami sangat ingin membantu langsung ke Palu. Tapi terkendala misalnya dari pekerjaan. Sekarang bisa ikut baksos, pas angka Covid-19 sudah menurun. Hitung-hitung ini liburan keluarga, jadi bisa beramal juga bisa bareng-bareng pergi,” pungkas Heri.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-131: Menanam Berkah dengan Bersumbangsih

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-131: Menanam Berkah dengan Bersumbangsih

30 Juni 2022

Raut wajah Rahmat (33) tampak semringah, sangat jauh berbeda dibanding sebelumnya. Rahmat baru menjalani operasi hernia pada Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-131 yang digelar di RS Bhayangkara Palu, 24-25 Juni 2022. Begitu juga Ziyat, pasien hernia anak yang kini sudah bisa tersenyum selepas menjalani operasi.

Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -