Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-134: Harapan Baru Bagi Christian

Jurnalis : Stella, Agus (Tzu Chi Batam), Fotografer : Archa, Mutiara, Supardi, Djaya Iskandar, Aliman, Yao Chen, Hoslan, Santoso Xie (Tzu Chi Batam)

Relawan Tzu Chi Batam menjemput pasien dari luar Pulau Batam yang akan mengikuti Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-134 di Kota Batam. Dalam kegiatan ini, sebanyak 496 pasien berhasil ditangani oleh Tim Medis TIMA Indonesia.

Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) terbentuk pada tahun 2002 dan merupakan provinsi ke-32 Indonesia yang mencakup Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Lingga. Lebih dari separuh populasi Provinsi Kepri bermungkim di Kota Batam yang memiliki taraf ekonomi dan lapangan pekerjaan lebih tinggi dari pulau sekitar.

Banyak penduduk di pulau-pulau tidak mendapat fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai. Kondisi inilah mendorong Tzu Chi Batam untuk menghimpun pasien-pasien dari luar Pulau Batam (Pulau Dabo Singkep, Tanjung Batu, Moro, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Pinang, Tanjung Uban, dan Selat Panjang) saat mengadakan Baksos Kesehatan Tzu Chi.

Ketua Tzu Chi Batam, Rudi Tan memberikan cinderamata berupa Buku Kata Perenungan Master Cheng Yen kepada Walikota Batam, HM. Rudi, SE,MM.

Tim Medis TIMA Indonesia, relawan Tzu Chi Batam, pasien dan pendamping, semua wajib melakukan tes antigen sebelum mengikuti kegiatan baksos kesehatan.

Berlandaskan cinta kasih universal tanpa memandang perbedaan suku, agama dan ras, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bekerja sama dengan Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam mengadakan Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-134 pada 30 September -2 Oktober 2022. Ini merupakan kegiatan bakti sosial kesehatan berskala besar pertama Tzu Chi Batam di masa pandemi Covid-19.

Bukan hanya relawan dan pasien yang penuh harapan dengan diadakannya baksos kesehatan ini, begitu juga dengan tamu-tamu yang diundang pada saat pembukaan baksos kesehatan. Diantaranya adalah Walikota Batam, Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam, Perwakilan dari RS Budi Kemuliaan, dan beberapa tamu lainnya. “Dukungan dari berbagai tokoh masyarakat melalui Tzu Chi sangat dibutuhkan. Saya mengharapkan kegiatan bakti sosial kesehatan seperti ini dapat diadakan sesering mungkin,” harap Walikota Batam, HM Rudi, SE,MM.

Relawan Tzu Chi Batam menggunting bulu mata salah satu pasien katarak sebelum menjalani operasi.

Pada hari pertama baksos kesehatan, para pasien pun berangsur-angsur tiba di RS Budi Kemuliaan baik dari Pulau Batam maupun dari luar. Sama seperti pada saat screening pasien pada 24-25 September 2022 sebelumnya. Kemudian para pasien dan pendamping (1 orang) terlebih dahulu menjalani tes antigen, setelah itu baru mendapatkan nomer antrian. Begitu pula dengan para relawan Tzu Chi Batam, mereka pun menjalani mengecekan suhu dan tes antigen sebelum diperbolehkan untuk bersumbangsih pada baksos kesehatan ini.

“Untuk menjaga keamanan semua orang, Tim Medis TIMA Indonesia, relawan, pasien dan pendamping, semua wajib melakukan tes antigen,” tutur Yasin, koordinator tes antigen. “Jadi yang mengikuti baksos ini hatinya tenang dan tidak perlu khawatir ada yang reaktif atau positif (Covid-19),” tambahnya.

Tim Medis TIMA Indonesia sedang melakukan operasi dalam kegiatan Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-134.

Setelah menerima nomer antrian berdasar jenis keluhan penyakit, para pasien langsung diarahkan ke meja pendaftaran lalu dilakukan pengecekan tekanan darah dan info-consent. Para peserta yang terlihat gugup sebelum operasi juga dihibur oleh relawan dengan membawakan isyarat tangan sambil menunggu panggilan untuk memasuki ruang operasi, baik itu mata, mayor, maupun minor.

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-134 yang berlangsung selama 3 hari ini berhasil mengoperasi 496 pasien dengan rincian Katarak: 250 pasien, Pyterigium: 62 pasien, Benjolan: 129 pasien, Bibir Sumbing: 8 pasien, dan Hernia: 47 pasien.

Menyongsong Masa Depan Dengan Percaya Diri

Nalambok Manalu, sedang menenangkan anaknya Christian pascaoperasi bibir sumbing di ruang pemulihan RS Budi Kemuliaan Batam.

Salah satu pasien Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-134 yang berhasil ditangani oleh Tim Medis TIMA Indonesia adalah Christian Silalahi (4). Terlahir dalam kondisi prematur, Christian bisa bertahan hidup sudah merupakan suatu keajaiban. “Dia prematur asli, prematur bulannya dan juga prematur timbangannya. Dia lahir saat kandungan 7 bulan dan berat badan 1,4kg,” ucap Tulus Silalahi, ayah dari Christian.

Saat itu, orang tua Christian bahkan berpikir anaknya tidak bisa hidup lagi. “Harus masuk inkubator selama 15 hari, jadi setelah dia lahir masih harus di rumah sakit sementara mamanya sudah pulang,” kata Tulus. “Puji Tuhan, layanan BPJS mau menanggung biaya hingga 15 hari. Setelah itu, Christian kami bawa ke rumah, di rumah juga kami perlakukan seperti yang diperlakukan di rumah sakit. Contohnya diberi lampu, kemudian susu yang khusus, minumnya juga menggunakan selang selama 1 bulan,” tambahnya.

Tidak hanya itu, Christian juga menderita bibir sumbing sejak lahir. Sejak itulah, Tulus berusaha untuk mencari pengobatan untuk anaknya. Saat usia delapan bulan, Tulus membawa anaknya untuk mendaftarkan diri di bakti sosial kesehatan yang diadakan Tzu Chi Batam pada tahun 2018. Namun saat mengikuti screening, kartu kuning tidak dapat diberikan karena usia yang terlalu kecil dan berat badan yang masih kurang.

Tulus Silalahi, sedang menggendong anaknya Christian. Pria yang sehari-harinya menjadi kuli bangunan tersebut merasa bersyukur karena anaknya berhasil dioperasi oleh Tim Medis TIMA Indonesia.

Pantang menyerah. Pada tahun 2021, Tulus kembali mengajak Christian untuk mengikuti bakti sosial yang dilakukan di salah satu RS di Kota Batam. “Sempat masuk UGD, tetapi karena saya tidak tega melihat dia menangis terus saat mau di berikan infus, saya cancel,” cerita Tulus tidak tega melihat anaknya kesakitan saat itu.

Menyadari hambatan yang akan dirasakan Christian saat pertumbuhan nanti, Tulus kembali mendaftarkan Christian di Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-134 tahun 2022. “Sekarang usianya 4 tahun 8 bulan, tahun depan sudah 5 tahun 8 bulan. Sudah usia mulai masuk ke TK / PAUD, khawatirnya nanti dia kena ejek, kena bully sampai dia tidak mau sekolah,” tutur Tulus.

Kemudian pada 24 September 2022, Tulus dan istrinya, Nalambok Manalu membawa Christian untuk mengikuti screening. Christian yang sempat rewel dan teriak-teriak membuat semua perhatian tertuju padanya. Tulus mendapatkan pesan yang sangat penting ketika menunggu persetujuan operasi. “Ada satu ibu yang bilang sama saya harus tega-tegaan, kalau tidak tega, tidak bakalan jadi (operasinya). Kesempatan ini hanya satu tahun sekali dan belum tentu ada satu tahun sekali,” kenangnya.

Kondisi bibir sumbing Christian Silalahi sebelum dan sesudah dioperasi dalam Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-134 di Kota batam.

Setelah pemeriksaan pada saat screening, akhirnya Christian berhasil mendapatkan kartu kuning untuk melanjutkan operasi pada tanggal 1 Oktober 2022 di RS Budi Kemuliaan. Christian pun menjadi pasien bibir sumbing pertama yang selesai dioperasi pada bakti sosial kesehatan kali ini. “Tadi ada kekhawatiran pas baru keluar dari ruang operasi, karena anak saya lasak (tidak tenang). Mungkin karena biusnya sudah habis, jadi dia berontak hingga selang infus dilepas oleh perawat dan dokter,” ujar Tulus.

Kondisi tanpa infus ditambah puasa sejak subuh semakin membuat Tulus khawatir. “Tadi saya sapa-sapa, dia gak nyaut, cuma melirik-lirik doang dan mukanya pucat. Sempat khawatir, tetapi setelah dikasih bubur, belum habis sampai separuh, dia sudah kembali lasak seperti biasanya,” ujar Tulus lega.

Kini orang tua Christian senang melihat bibir sumbing anaknya sudah di operasi oleh Tim Medis TIMA Indonesia. “Maunya nantinya Christian sehat, menjadi anak yang pintar dan berhasil,” harap Tulus. Mereka juga berharap kegiatan bakti sosial ini jangan sampai di sini saja. “Besok-besok juga harus ada (baksos kesehatan Tzu Chi), agar orang yang menderita katarak atau apa tidak perlu mengeluarkan uang banyak,” ujar Tulus yang kesehariannya bekerja sebagai kuli bangunan ini.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Cinta Kasih di Bumi Cendrawasih

Cinta Kasih di Bumi Cendrawasih

24 Juli 2024

5 jam perjalanan ditempuh Xie Li Papua untuk mengantarkan pasien dari Distrik Kaureh, Yapsi, dan Demta menuju RS Dian Harapan, Jayapura untuk menjalani tindakan operasi katarak, hernia, dan bibir sumbing pada 1-2 Juli 2024.

Merawat dan Memupuk Jalinan Jodoh di Kampung Simpak

Merawat dan Memupuk Jalinan Jodoh di Kampung Simpak

09 November 2022

Relawan Tzu Chi dari Komunitas He Qi Tangerang bergegas menuju Kampung Simpak di Desa Jagabaya, Kecamatan Parung Panjang yang merupakan desa binaan Tzu Chi untuk mengadakan penuangan celengan bambu, bakti sosial kesehatan umum, serta kelas budi pekerti.

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-131: Cinta Kasih yang Terus Bergulir dan Berkesinambungan

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-131: Cinta Kasih yang Terus Bergulir dan Berkesinambungan

20 Juni 2022

Warga Palu dan sekitarnya berbondong-bondong mendatangi gedung Sekolah Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tadulako Palu untuk mengikuti screening (pemeriksaan awal) untuk operasi katarak dan hernia.

Cara untuk mengarahkan orang lain bukanlah dengan memberi perintah, namun bimbinglah dengan memberi teladan melalui perbuatan nyata.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -