Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-134: Setelah Absen Tiga Tahun, Baksos Operasi Kembali Hadir di Kota Batam
Jurnalis : Jia Hui (Tzu Chi Batam), Fotografer : Archa, Andy Tan, Santoso Xie (Tzu Chi Batam)Tidak jarang relawan membutuhkan 30 menit untuk menemukan parkiran selama screening.
Hujan pagi di akhir pekan membuat sebagian besar masyarakat Batam memilih untuk berdiam di rumah. Tidak heran jalan raya Kota Batam pada 24 & 25 September 2022 sepi dengan pengendara. Pemandangan bertolak belakang terlihat pada jalan sekitar hingga parkiran Aula Jing Si Batam. Sejak pukul 7 pagi, arus calon pasien dan pendamping mulai berdatangan untuk mengikuti screening baksos kesehatan yang mana mereka berkesempatan besar menjalani operasi yang akan mengubah hidup mereka menjadi lebih baik.
Screening Baksos ini adalah tahap awal untuk memastikan apakah pasien layak menjalani operasi di pekan berikutnya. Seperti disampaikan oleh Rudi Tan pada Sesi Pembukaan Bakti Sosial Kesehatan.
“Harta paling berharga bagi setiap orang adalah kesehatan, namun tidak sedikit orang yang terpaksa memilih mengorbankan kesehatan tubuhnya karena jerat kemiskinan sehingga tidak mampu menanggung biaya pengobatan,” ujarnya.
Rudi Tan menyampaikan terima kasih kepada pemerintah dan donatur yang menfasilitasi terlaksananya baksos kesehatan ini.
Pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi, Master Cheng Yen menyadari bahwa penyakit adalah salah satu sumber dari kemiskinan, dari sini-lah Misi Kesehatan Tzu Chi dibentuk, memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mengadakan pengobatan dan operasi gratis.
Tzu Chi Batam kali ini kembali bekerja sama dengan RS Budi Kemuliaan untuk mengadakan Baksos Kesehatan ke-9 setelah tiga tahun absen. Penundaan ini tidak lain karena pandemi Covid-19. Ini juga merupakan screening perdana yang diadakan di Aula Jing Si Batam yang mana tahun sebelumnya dilaksanakan di Asrama Haji dan RS Budi Kemuliaan.
Akhir pekan, 24 dan 25 September 2022, Tzu Chi mengadakan screening baksos kesehatan di Aula Jing Si Batam.
Menurut Soehartieny yang akrab dipanggil Moi Moi, selaku Ketua Koordinator Baksos, tujuan baksos kembali diadakan adalah untuk menjangkau warga kurang mampu yang belum mendapatkan fasilitas kesehatan memadai terutama selama pandemi.
“Karena mendengar banyak pasien luar pulau Batam yang kurang mampu karena pandemi dan pendapatan ekonomi keluarga menjadi terpengaruh, berobat mejadi susah. Kami juga mendengar keluhan katarak masih banyak dari keluarga kurang mampu. Melalui peduli kasih, dan relawan yang sering keluar masuk rumah sakit, jadi kami merasa terpanggil kembali melakukan baksos dengan tetap taat dengan protokol kesehatan,” ujarnya.
Semangat relawan tentunya tidak pupus diguyur bersama hujan melainkan semakin aktif memberi perhatian lebih seperti memayungi, dan menyambut kedatangan pasien di depan gerbang. Antusias relawan dapat dilihat dari setiap pos screening yang dipenuhi relawan yang sabar untuk mendampingi, mengarahkan, dan menggandeng pasien yang mempunyai keterbatasan penglihatan dan kendala berjalan, hingga menghibur pasien yang gagal mengambil kartu kuning, tanda lolos screening.
Johnson dan tim menyanggupi tantangan menyelesaikan sistem informasi screening dalam waktu 2-3 pekan.
Dengan semangat dan perhatian relawan, pasien dibimbing untuk menjalankan prosedur screening dengan baik. Proses screening berlangsung dengan teratur dan cepat. Hal ini juga tidak luput dari kehadiran program baru yang memudahkan akses data pasien dan data real-time screening. Program ini dikembangkan oleh Johnson. Program yang seharusnya membutuhkan waktu 3 bulan untuk selesai, Jhonson dan tim menyelesaikannya dalam waktu 2-3 pekan.
“Kehadiran program ini sangat menghemat waktu, tidak perlu mencatat lagi data pasien secara manual, data yang sudah diinput sebelumnya tinggal di-klik pada saat absensi kehadiran dan semua data sudah ada dari sistem dan tinggal print keluar, sehingga membantu pendaftaran yang lancar, sistem stabil dan sangat user friendly, kita juga dapat mengakses data secara real time dari pos screening mana saja.” kata Ponian, koordinator di bagian Pendaftaran.
Pasien Katarak, Hernia, Bibir Sumbing, dan Benjolan yang mendaftar berasal dari luar pulau seperti Dabo Singkep, Selat panjang, Tanjung Pinang, Tanjung Uban, Tanjung Batu, Tanjung Balai Karimun dan Moro sebanyak 296 pasien dan Batam berjumlah 669 pasien.
Hujan deras tidak memupuskan semangat sumbangsih relawan Tzu Chi.
Tidak sedikit yang berdatangan adalah pasien paruh baya dan lanjut usia, namun di kursi tunggu pengecekan visus mata, gantungan tali warna merah tanda pasien katarak telihat pada seorang anak laki-laki. Afnan Ramadhan, anak usia 8 tahun asal Selat Panjang menderita katarak sejak umur 2 tahun. Katarak sejak usia balita, cukup menghambat perkembangannya. Bastiah, ibu Afnan harus memberi perhatian lebih kepada putra satu-satunya.
“Saya mengajak dia berdoa sama Allah, ‘sembuhkanlah mata Afnan. Afnan ingin belajar, ingin sekolah dan sholat.’ Di sekolah guru sudah tahu kondisinya, kalau belajar dia lancar pakai dikte dan hafal, kalau lihat dia lambat,” jawab Ibu Bastiah.
“Terima kasih dengan pelayanan Tzu Chi yang sangat baik. Tidak bisa diungkapkan tapi kami sangat puas dan salut sekali. Bersyukur bisa bertemu orang-orang baik yang mau membantu tanpa pandang suku. Semoga ke depannya Afnan berkesempatan untuk balik operasi”, tambahnya setelah mendapat informasi bahwa Afnan belum berjodoh untuk operasi ini karena menurut dokter kondisi Afnan yang masih kecil memerlukan bius total dan operasi khusus.
Afnan Ramadhan asal Selat Panjang menderita katarak sejak usia 2 tahun.
Screening baksos kesehatan berakhir pada Minggu sore dengan total pasien yang lolos screening untuk operasi di pekan berikutnya sebanyak 509, diantara 23 pasien Minor GA, 121 pasien Minor Lokal, 47 pasien Hernia, 249 pasien Katarak, 62 pasien Pterygium, dan 7 pasien Bibir Sumbing.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-134: Setelah Absen Tiga Tahun, Baksos Operasi Kembali Hadir di Kota Batam
04 Oktober 2022Sejak pukul 7 pagi, calon pasien mulai berdatangan di Aula Jing Si Batam untuk mengikuti screening baksos kesehatan yang akan mengubah hidup mereka menjadi lebih baik.
Screening Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-111: Bersama-Sama Membantu Sesama
21 Maret 2016Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-111 akan digelar pada 18-20 Maret 2016 mendatang. Menjelang tahap screening seminggu sebelumnya, relawan Tzu Chi menjalin komunikasi dan silaturahmi dengan berbagai pihak terkait untuk mendukung jalannya baksos.
Screening Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-111: Menggapai Mimpi
28 Maret 2016Setelah menanti dan menjalani serangkaian tes hari itu, pihak dokter yang bertugas di kegiatan baksos kesehatan Tzu Chi menyatakan bahwa hasil tes menunjukkan Imanudin dan Fauzan layak untuk menjalani operasi. Imanudin maupun Fauzan kini dapat merasa gembira, karena mereka berdua dapat mengejar mimpinya masing-masing.