“Kasihan lah, namo-nya anak. Walaupun sudah dewasa, kita masih dampingi. Takutnya kalau ada apa-apa, kan tidak sendirian,” kata Satiah saat menemani Eryan yang menunggu panggilan masuk ke ruang operasi.
Ada pemandangan tak biasa di Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-135 di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Jika biasanya pasien operasi bibir sumbing umumnya anak-anak, kali ini ada pasien yang sudah berusia 29 tahun, M. Eryan Wahyudi namanya, warga Kecamatan Sako, Kota Palembang. Eryan, begitu ia disapa, ditemani sang ibu, Satiah (59) yang terlihat begitu menyayanginya.
Eryan sendiri sudah berumah tangga dan memiliki seorang anak berusia 5 bulan. Eryan merupakan sosok pekerja keras. Sejak duduk di bangku STM ia telah mengikuti magang di sebuah bengkel mobil, dan lanjut bekerja hingga saat ini. Meski begitu, Satiah masih merasa ada ganjalan karena keinginannya agar Eryan bisa operasi bibir sumbing yang kedua kali belum terlaksana.
Kisah ini memang kisah tentang Satiah, kisah tentang seorang ibu yang tak bisa melupakan memori saat Eryan hampir setiap pulang sekolah menangis dan mengadu telah di-bully atau dirundung teman-teman sekolahnya karena memiliki bibir sumbing.
“Kadang kan pulangnya menangis, ‘Bu aku dikatoin Bu’.. ‘ya sabar Nak..’ kata saya..” cerita Satiah.
“Dikato-katoin, sumbing.. sumbing.. ” sambung Eryan.
Bicara Eryan sangat jelas, tak terdengar suara sengau sedikitpun. Celah di bibir Eryan memang tak sampai ke langit-langit. Ketika Eryan kelas 5 SD, sebenarnya ia sudah operasi bibir sumbing, di sebuah bakti sosial yang digelar RS Pelabuhan Palembang. Namun ketika sedang asik bermain, Eryan terjatuh. Jahitan operasi yang memang masih ada tersebut pun terkoyak.
“Eryan.. kalau ibu ada duit kita operasi lagi ya Yan..,” kata Satiah saat itu.
“Iya Bu,” jawab Eryan.
Nyatanya untuk operasi bibir sumbing dengan biaya sendiri, sangat sulit bagi keluarga ini. Tahun berganti tahun, Satiah pun merasa masih belum tenang, karena belum menunaikan janjinya.
Hutang Yang Sudah Lunas
Eryan saat pemasangan infus, selangkah lagi masuk meja operasi.
Informasi adanya Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-135 di Kota Palembang, Sumatera Selatan ini didapat Eryan dari seorang teman. Baksos yang digelar di Rumah Sakit Bhayangkara M Hasan Palembang pada 25-27 November 2022 ini tak hanya melayani operasi katarak saja, tapi juga operasi hernia, benjolan dan juga bibir sumbing. Jangan ditanya lagi betapa bahagianya hati Satiah.
“Ada informasi ini langsung kami daftar, langsung bahagia,” kata Satiah dengan hati berbunga-bunga.
Sabtu 26 November 2022 merupakan hari yang sangat penting bagi Satiah, Eryan akhirnya menjalani operasi bibir sumbing yang kedua. Pada bakti sosial ini terdapat 340 pasien yang berhasil menjalani operasi, 7 di antaranya adalah pasien bibir sumbing. Selepas operasi, Eryan mesti menginap di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara M Hasan Palembang untuk proses pemulihan.
Dari 340 pasien yang menjalani operasi, 7 di antaranya adalah pasien bibir sumbing.
Esoknya, Dr. Yantoko, satu-satunya dokter untuk operasi bibir sumbing di bakti sosial kali ini, menyambangi semua pasiennya, termasuk Eryan. Menurut Dr. Yantoko, operasi yang dilakukan pada bibir Eryan bertujuan untuk membuatnya seanatomis mungkin. Dan hasilnya sesuai seperti yang diharapkan.
“Kalau operasi awal-awal itu biasanya agak bengkak dulu ya, bengkak itu bisa karena suntikan, bisa karena manipulasi jaringan, karena reaksi jaringan setelah pembedahan. Nanti kira-kira seminggu itu bengkaknya sudah hilang, benangnya juga copot sendiri,” terang Dr. Yantoko.
Dr. Yantoko juga menjelaskan, pantangan utama bagi pasien bibir sumbing setelah operasi adalah jangan membiarkan luka operasi dalam keadaan kotor.
“Jadi harus dibikin bersih. Selalu bersih, hanya kelihatan luka dan jahitannya saja. Enggak boleh ada sisa darah yang kering. Caranya cukup mudah, dibersihkan dulu pakai cotton bud, kalau sudah bersih baru dioleskan salep, tipis saja, lakukan sehari dua kali minimal,” jelasnya.
Senyum semringah Satiah yang akhirnya Eryan menjalani operasi bibir sumbing.
Dr. Yantoko mengunjungi Eryan di ruang pemulihan.
Tampak Satiah menyimak betul penjelasan dokter Dr. Yantoko. Bagi Satiah, Dr. Yantoko dan tim perawat yang mengoperasi bibir sumbing Eryan, sebagai orang yang sangat berjasa. Ia pun sangat berterima kasih pada dokter dan perawat, pihak rumah sakit, juga kepada semua relawan Tzu Chi.
“Sudah bahagia lah pokoknya. Lapang sudah rasanya dada ini,” kata Satiah yang seperti kehabisan kata saking bahagianya.
“Untuk dokter terima kasih, semoga sehat selalu, dan sukses selalu, untuk para relawan jugo, semoga diberkahi,” ujar Eryan.
Tak lupa ucapan terima kasih yang mendalam Eryan sampaikan kepada sang ibu, Satiah atas kasih sayang yang benar-benar tak terhingga.
“Terima kasih buat ibu, semoga sehat selalu, dan selalu memberi contoh buat anak mantunya bagaimana menyayangi anaknyo, harus selalu sayang,” tutur Eryan.
Editor: Arimami Suryo A