Rangkaian pemeriksaan dalam proses screening untuk mengetahui kondisi pasien sebelum dilakukan tindakan operasi.
“Berlombalah demi kebaikan di dalam kehidupan, manfaatkanlah setiap detik dengan sebaik-baiknya” -Kata Perenungan Master Cheng Yen-
Data survei Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) dan Balitbangkes pada tahun 2022, menunjukan angka kebutaan mencapai 3 persen, sementara itu penyakit katarak merupakan penyebab kebutaan tertinggi mencapai 81 persen. Hal ini juga menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang mempunyai jumlah kasus kebutaan tertinggi di Asia Tenggara.
Berangkat dari kondisi ini, PT Berau Coal bersinergi dengan Tzu Chi Cabang Sinar Mas, Dinas Kesehatan Kabupaten Berau, dan RSUD dr. Abdul Rivai Berau, Kalimantan Timur menggelar bakti sosial operasi katarak 14-15 Juli 2023. Ini juga merupakan Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-139 yang dilakukan di berbagai wilayah di tanah air. Tindakan operasi ini merupakan rangkaian screening bagi 300 orang pasien pada 8 Juli 2023 untuk mengetahui kondisi pasien sebelum menjalani operasi. Sebanyak 129 pasien berhasil menjalani operasi katarak selama dua hari ini. Selain dari Kabupaten Berau, pasien yang ditangani juga berasal dari Kabupaten Kutai Timur yang dibawa relawan Perkebunan Sinar Mas dari Xie Li Kalimantan Timur 1 dan Kalimantan Timur 2 dengan perjalanan darat 8 jam.
Arief Wiedhartono, Direktur Operasional dan HSE PT Berau Coal menyerahkan dukungan secara simbolis kepada pasien.
Kegiatan bakti sosial ini merupakan bagian dari Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) PT Berau Coal dalam pilar kesehatan. Arief Wiedhartono, Direktur Operasional dan HSE PT Berau Coal mengatakan jika kesehatan menjadi salah satu pilar penting dari program CSR Berau Coal karena kesehatan menjadi pondasi pertama supaya kita bisa berkegiatan dan bisa berdaya. “Dan kenapa katarak? Jadi ternyata dari data yang ada bahwa tingkat kebutaan akibat katarak itu cukup tinggi di Indonesia, bahkan tadi dari ketua Perdami Kaltim menyampaikan bahwa Indonesia ini salah satu tertinggi di Asia Tenggara. Bekerja sama dengan dinas kesehatan kita sudah ada datanya, kemudian dari data yang ada dan juga dari tingkat yang tinggi tersebut maka kita lakukan kegiatan ini. Harapannya mata sebagai penunjang penting kualitas hidup saya kira menjadi prioritas kita untuk dilakukan,” ungkapnya.
Asisten 1 Setkab Berau, Hendratno mengapresiasi bakti sosial operasi katarak untuk warga Berau dan sekitarnya.
Bupati Berau melalui Asisten 1 Setkab Berau, Hendratno mengucapkan terima kasih, apresiasi, dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada jajaran manajemen PT Berau Coal, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Cabang Sinar Mas, dan RSUD Abdul Rivai, atas terselenggaranya kegiatan bakti sosial tersebut.
"Tentu, ini merupakan suatu kegiatan yang sangat positif dan dinantikan masyarakat kita, terutama bagi para pasien katarak. Saya sangat bersyukur, PT Berau Coal sebagai salah satu perusahaan terbesar di Kabupaten Berau memiliki perhatian dan semangat luar biasa dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat," jelas Hendratno.
Ia kemudian menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Berau memiliki komitmen kuat untuk menyelenggarakan program pembangunan kesehatan sebagai agenda prioritas. Bahwa kesehatan masyarakat adalah salah satu indikator penting dalam upaya mewujudkan kemajuan daerah. Untuk itu, Pemda senantiasa menjalin kerja sama dengan berbagai elemen, salah satunya PT Berau Coal, sebagai upaya membangun sinergitas percepatan implementasi kebijakan daerah. Hendratno juga mengapresiasi kepada dedikasi pengabdian para dokter spesialis mata dan tenaga medis yang merupakan relawan dari Yayasan Tzu Chi Sinar Mas.
“Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada para dokter spesialis mata dan tenaga medis yang telah bertugas sejak 8 Juli lalu hingga hari ini. Semoga segala sesuatu yang kita lakukan bermanfaat bagi masyarakat dan bernilai pahala di sisi Allah SWT,” ungkapnya.
Tawang Sotya Djati (Koordinator Tzu Chi Cabang Sinar Mas) menjelaskan rangkaian operasi katarak kepada Hendratno (Asisten 1 Setkab Berau), didampingi dr. Jusram, Sp.PD dan Arief Wiedhartono.
Dokter Jusram, Sp.PD, Direktur RSUD dr. Abdul Rivai Berau menyambut baik bakti sosial operasi katarak gratis ini. Terlebih di RSUD ini baru memiliki satu dokter spesialis mata. “Selama ini kami memang merasakan bahwa teman sejawat kami dr. Kaharudin Sp.M itu sudah sangat kewalahan untuk meng-handle semua pasien-pasien penyakit mata yang ada di Kabupaten Berau. Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan seperti ini mampu membantu tugas beliau di Kabupaten Berau. Kami sangat berterima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi dan PT Berau Coal yang telah bekerja sama dengan RSUD dr. Abdul Rivai dalam pelaksanaan operasi katarak pada hari ini,” ungkapnya.
Memulihkan Mata Berbagai Profesi
Najmuddin (69) menjadi salah satu pasien yang menjalani operasi katarak dalam bakti sosial ini. Ia tinggal di Kelurahan Gunung Panjang, Berau. Mimbar dakwah menjadi sarana ibadahnya sambil melayani masyarakat. “Ya pertama selama tenaga kita masih ada, yang kedua selama umat masih membutuhkan. Salah kayaknya kalau kita tidak merespon,” ujarnya. Ia juga mengelola Yayasan Ash Shohwah Al Islamiyah, sebuah pendidikan Islam terpadu mulai dari PAUD hingga SMA. Selama 8 tahun terakhir penglihatannya mulai terganggu. Ia sangat bersyukur bisa mendapat bantuan operasi katarak.
Najmuddin diperiksa tenaga medis sehari setelah menjalani operasi katarak.
“Saya yang kegiatannya harus tatap muka, harus rajin membaca ya sementara ini ya terganggu dengan penglihatan ya. Alhamdulillah dan terima kasih kepada semuanya yang jauh-jauh dari Jakarta sudah datang ke sini dengan misi yang luar biasa ini. Kita tidak bisa mengatakan yang lain-lainnya tidak bisa berkata-kata kecuali kita terima kasih sajalah. Mudah-mudahan dengan operasi ini mata kita bisa kita manfaatkan lagi untuk hal-hal yang positif tentu saja. Masya Allah, terima kasih banyak,” ucapnya bersyukur.
Selain Najmuddin, Nuriyah, seorang ibu paruh baya juga mendapat bantuan operasi katarak. Ia berasal dari Desa Tanjung Batu. Ia juga bersyukur dan berterima kasih atas bantuan ini. “Terima kasih kepada Allah yang sudah mempertemukan saya sama orang baik hari ini. Terima kasih atas kebaikan dokter-dokter dan semuanya,” ujarnya tak lama setelah bertemu dokter pascaoperasi.
Kebahagiaan dirasakan relawan melihat pasien yang sudah selesai menjalani operasi katarak.
Ihsan duduk di kelas 12. Ia tinggal di Jl. Murjani 2, Berau. Meski masih muda, tetapi penglihatannya mulai buram karena katarak. “Alhamdulillah bersyukur bisa dapat operasi gratis kayak gini syukur banget, sangat membantu. Terima kasih banyak sudah banyak membantu masyarakat Berau dan sekitarnya. Terima kasih banyak,” ucapnya.
Enu Erlinda (40) tinggal di Tanjung Batu sudah sejak 10 tahun lalu menderita pterigium. Sempat juga akan dilakukan tindakan operasi, tetapi karena hamil, tindakan operasi urung dilakukan. “Sebetulnya masih bisa lihat, cuma karena ada yang kulit-kulit, kayak nutupin itu yang hitam. Jadi kalau melihat masih jernih, cuma kayak nutupin yang warna hitam. Makanya harus dihilangkan, katanya dikupas itu kata dokternya,” jelasnya. Ia dan keluarga memanfaatkan kesempatan ikut bakti sosial di RSUD Abdul Rivai, setelah sebelumnya berencana matanya di Tarakan. “Saya berterima kasih untuk Berau Coal, Yayasan Buddha Tzu Chi, dan Sinar Mas atas bantuan operasi ini,” pungkasnya.
Editor: Metta Wulandari