Suci Ramadani ingin cepat sembuh dari penyakit hernia supaya bisa menggapai cita-cita dan membantu orangtuanya. Ia berutung dan berterima kasih bisa berada di dalam keluarga yang selalu ada dan membantunya menjadi wanita kuat dan mandiri.
Salah satu pasien beryukur dengan adanya Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-144 di Batam adalah Suci Ramadani (19). Ia tinggal di rumah sederhana yang berada di Kampung Dalam Baloi Indah, Batam bersama kedua orang tua, kakak dan adiknya. Melihat kedua orang tua yang berjuang untuk membesarkan, mendidik dan membiayai anak-anaknya, Suci beserta kedua saudaranya tumbuh dewasa dengan jiwa dan pemikiran yang bijaksana serta mandiri.
Sejak lulus SMA, Suci memutuskan untuk bekerja dengan niat mengumpulkan uang untuk biaya kuliah. Ia tidak mau merepotkan kedua orang tuanya karena ayahnya hanya bekerja sebagai ojek online dan ibunya berjualan minuman dengan berkeliling komplek di sekitaran Batam Center. Lely, ibu dari Suci juga bercerita sangat bersyukur memiliki ketiga anak yang memiliki mental pekerja keras serta pantang menyerah.
“Mau mandiri, tadinya mau langsung kuliah tapi karena biaya nggak ada jadi memutuskan untuk kerja dulu. Alhamdulillah, dikasih jalan bisa langsung dapat pekerjaan di minimarket sudah 1 tahun ini bekerja dan bisa mengumpulkan untuk masuk Kuliah di Universitas Putra Batam,” ungkap Suci.
Impiannnya untuk sukses, membantu serta menaikan derajat orangtuanya itulah yang membuat Suci bersemangat untuk mewujudkan cita-citanya. Tetapi tidak banyak orang tahu dibalik kemandirian, keceriaan dan kerja keras Suci, ia juga menyimpan rasa sakit karena sejak kecil Suci memilki penyakit hernia yang bisa menghalang semua impian dan aktivitas Suci.
“Dari kecil udah terasa ada, tapi masih suka main-main waktu itu karena nggak terlalu terasa sakitnya. Saat mulai besar disitu mulai kerasa sakit apalagi kalau sedang kecapean atau banyak kegiatan,” cerita Suci.
Sehari-hari Suci juga membantu ibunya sebelum bekerja mengantarkan minuman-minuman kemasan kepada pelanggan-pelanggannya.
Lely juga awalnya tidak terlalu khawatir karena saat itu memang Suci tidak pernah mengeluh sakit kepadanya. Tetapi Lely selalu memperhatikan dan mengkontrol penyakit yang diderita anaknya yang ternyata pernah membengkak saat Suci kelas 4 SD.
“Saya sadarnya waktu Suci masih kecil, karena setiap Suci nangis atau buar air besar selalu terlihat bengkak di dekat alat kelamin. Saat itu saya belum tau kalau itu hernia. Kalau dia tidak nangis atau lagi tidak beraktivitas tidak terlihat bengkak jadi saya tidak cek ke dokter. Tapi waktu SD pernah terlihat lagi bengkaknya dan saat itu ada organisasi sosial yang mengadakan baksos. Pas di cek sama mereka katanya belum bisa dioperasi karena Suci masih kecil,”cerita Lely.
Saat dinyatakan seperti itu Suci dan ibunya tidak pernah lagi memeriksakan ke dokter atau berniat untuk dioperasi karena masalah ekonomi juga yang menjadi pertimbangan. Dengan berjalannya waktu Suci tumbuh menjadi wanita dewasa yang sudah mulai merasakan insecure, dan pemikirian yang overthinking tentang penyakit yang dideritanya, ditambah saat SMA Suci mulai sering lagi merasakan nyeri dan sakit karena hernia itu.
“Nggak pernah cerita-cerita sama teman, atau orang lain karena malu, insecure, apalagi Suci cari tahu di internet kalau penyakit hernia itu kebanyakan adanya di laki-laki, makin ga pede disitu. Suci takut di bully atau di kata-katain yang jelek karena penyakit ini jadi lebih baik diem aja hanya keluarga aja yang tahu,” ungkap Suci. “Selain itu mulai takut juga ada pikiran-pikiran kalau gimana ya nanti saat kuliah takut mengganggu aktivitas, gimana juga ya nanti kalau sudah nikah, bisa punya anak nggak ya, pikiran-pikiran seperti itu yang selalu ngebayang-bayangin Suci,” lanjutnya.
Karena pemikiran dan kekhawatiran seperti itulah yang membuat rasa sakit karena hernia yang diderita Suci semakin terasa dan membengkak. Saat Lulus SMA dan memutuskan untuk bekerja tidak jarang Suci sering merasakan nyeri dan sakit. “Tanda-tandanya terasa kalau dia (hernia) mulai timbul itu Suci langsung lemas dan merasakan nyeri dan sakit, suka nggak nyaman kalau sudah kumat, terganggu jadi kerjaannya,” cerita Suci.
Lely merasa sedih tapi tidak ditunjukan. Ia ingin putrinya tetap semangat dan selalu mendukung Suci dengan perkataan-perkataan positif yang membuatnya jadi lebih nyaman dan tidak takut lagi. Suci pun merasa sangat beruntung memiliki keluarga yang selalu ada untuk dia selalu mendukung keputusan dan selalu menyemagatinya untuk kembali bisa sembuh.
“Alhamdulillah, bersyukur banget ada ditengah keluarga yang selalu ada buat Suci. Terutama mama yang selalu kasih semangat, selalu jadi teman bercerita karena hanya sama keluarga aja Suci bisa terbuka tentang penyakit dan apa yang sedang Suci rasakan. Ucapan terima kasih aja mungkin tidak cukup, tapi Suci benar-benar sangat bersyukur,” ungkap Suci berbicara dengan ibundanya walaupun dengan nada malu-malu.
Tzu Chi Membawa Harapan Baru
Lely yang lama-lama tidak tega melihat putri keduanya yang sering merasakan kesakitan sekitar dua tahun belakangan ini lalu mengajak Suci untuk segera memeriksakannya. Tetapi saat memiliki niat, di hari itu juga Lely mendapatkan informasi tentang Baksos Kesehatan Tzu Ci di Batam yang juga melayani operasi hernia gratis.
Berjodoh dengan Tzu Chi, Suci dapat dioperasi gratis pada Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-144 di Batam.
“Saya juga bingung bisa kebetulan seperti itu ya, baru ada niat periksa ke dokter terus ada lihat di salah satu grup WA mengirimkan informasi baksos. Saya langsung kasih tahu Suci minta dia untuk daftar,” cerita Lely.
Sementara Suci saat tahu informasi dari ibunya tanpa rasa ragu langsung menghubungi nomor yang tertera. Setelah berkomunikasi, Suci lalu diminta melengkapi semua persyaratan sekaligus membawa surat rujukan dari Puskesmas terdekat yang akan dibawa saat screening. Suci mengungkapkan kalau saat itu walaupun ia tidak familiar dengan Yayasan Buddha Tzu Chi tapi tidak memiliki rasa ragu sedikitpun.
“Yakin aja ga ada curiga atau cari tau di internet. Niatnya emang mau sembuh kalau udah dikehendaki Allah pasti ada aja jalannya. Pas libur ke Puskesmas ditemanin kakak udah beres semua data-datanya baru pas hari screening tanggal 25 Agustus baru kasih tahu mama dan minta diantar,” kata Suci sambil tersenyum.
Saat sampai ditempat screening, Suci sempat merasakan minder lagi tetapi melihat banyak relawan yang memberinya semangat ia pun jadi tenang kembali. Saat selesai diperiksa oleh dokter, Suci pun dinyatakan lolos untuk operasi hernia pada 31 Agustus 2024. Suci dan Lely senang akhirnya ada jalan bisa lepas dari hernia melalui jalinan jodohnya dengan Tzu Chi.
Beberapa hari sebelum operasi Suci benar-benar menjaga pola makanannya dan juga berusaha untuk tidak terlalu capek. Walaupun harus tetap bekerja, ia juga menjaga kesehatannya agar saat dioperasi tubuhnya dalam keadaan baik.
Setelah menunggu berjam-jam, akhirnya Suci keluar dari ruang operasi dengan keadaan yang baik. Diruang pemulihan, perawat langsung memeriksakan kondisi serta tensi Suci dan semua dinyatakan bagus.
Saat pelaksanaan operasi, Suci dan Lely datang ke RS. Budi Kemuliaan, Batam dengan perasaan antara senang dan takut, tetapi Suci tetap berusaha tenang. “Dari beberapa hari lalu sih emang udah takut kepikiran terus sama operasi ini. Tapi Suci mau cepat-cepat sembuh jadi diberaniin aja. Semoga operasinya lancar dan bisa kembali menyusun masa depan yang lebih cerah dan bisa membanggakan dan membahagiakan orangtua,” ungkap Suci sambil menunggu untuk operasi.
Saat sebelum masuk ruang operasi, Suci dan Lely sama-sama berdoa untuk kelancaran operasi. Suci sudah mulai terlihat cemas tapi Lely dan relawan disana menenangkan Suci dan mengatakan kalau semua akan baik-baik aja. Waktu menunjukan pukul 18.00 WIB, Suci belum juga diantar ke ruang pemulihan dari ruang operasi, Lely pun mulai gelisah dan khawatir. Tidak lama ada suara teriakan relawan yang mengantar Suci ‘Pendamping atas nama Suci Ramadani?’. Lely bergegas melihat keadaan Suci dan mengikutinya hingga masuk ke ruang pemulihan.
“Sempat khawatir, kok lama ya? Ternyata di ruang operasi harus menunggu antrian juga, tapi alhamdulillah sudah lega banget akhirnya operasinya berhasil, hernianya sudah diangkat,” ungkap Lely dengan mata berkaca-kaca. “Terima kasih Tzu Chi sudah membantu operasi Suci,” ungkap Leny lagi.
Lely selalu setia menemani putri keduanya Suci dengan penuh kasih sayang. Lely sangat bersyukur, memeluk, dan mengecup kening Suci karena operasinya berjalan lancar.
Memiliki Keluarga Baru dan Masa Depan Lebih Cerah
Keseokan harinya pascaoperasi, terlihat Suci masih menahan rasa sakit dibagian perut bawahnya. Lely selalu menenangkan Suci supaya tidak terus merasakan sakit itu tapi disisi lain ia juga tidak tega. “Ternyata butuh perjuangan ya untuk sembuh, ga tega lihatnya tapi ini semua proses, sabar ya dek ya semangat Suci,” ucap Lely menyemangati anaknya.
Dokter juga datang untuk memeriksa kedaan Suci dan pasien lainnya. Untungnya hasilnya semua baik dan Suci diperbolehkan pulang setelah sudah bisa bediri dan jalan. Meski masih merasakan kesakitan Suci pelan-pelan berusaha untuk bergerak sedikit-sedikit di mulai dari duduk. “Alhamdulillah, kata dokter semuanya bagus, sakit yang Suci rasakan itu normal, ini Suci disuruh pelan-pelan bergerak, berdiri sama jalan kalau udah bisa baru boleh pulang katanya bisa sore ini juga,” kata Suci.
Keesokan harinya pascaoperasi, relawan Tzu Chi Batam Rudy Tan dan drg. Juanna Soehardy datang keruang pemulihan dan mengecek kondisi Suci. Mereka juga memberikan semangat kepada Suci untuk cepat sembuh dan kembali beraktivitas.
Ucapan selamat atas keberhasilan operasi Suci dan semangat untuk pemulihannya juga datang dari saudara-saudara baru dikamar tempat Suci menginap. Disana ada 8 pasien dengan penyakit dan tempat tinggal berbeda-beda. Lely bercerita seperti ketemu keluarga baru, relawan-relawan yang selalu perhatian serta mendampingi Suci dan pasien lainnya di ruang pemulihan.
“Selain Suci bertemu dan dibantu oleh Tzu Chi, ternyata Tzu Chi juga yang mempersatukan kami disini sudah seperti keluarga sendiri jadinya padahal hanya satu malam saja,” ucap Lely sambil tertawa diikuti para relawan dan pasien lainnya.
Suci sangat bersyukur bisa dipertemukan dengan Tzu Chi dan akhirnya bisa bebas dari hernia yang sempat membuat ruang geraknya terbatas untuk menggapai cita-cita. Tapi kini semua kesempatan itu bisa terbuka kembail, setelah pemulihan selama kurang lebih sebulan Suci sudah bisa beraktivitas lagi. Bahagianya pun bertambah karena ia bisa memulai tahun ajaran barunya di perguruan tinggi dengan tubuh yang sehat dan tidak merasakn sakit lagi.
“Alhamdulillah, operasi lancar hanya masih dalam pemulihan aja. Semangat untuk cepat pulih biar bisa cepat masuk kuliah dan kerja juga sudah ga takut lemas, nyeri, dan sakit lagi,” ungkap Suci setelah tiga hari pemulihan dirumah pascaoperasi.
Setelah bisa duduk, berdiri, dan berjalan, Suci diperbolehkan pulang. Relawan juga membantu Suci untuk duduk ke kursi roda.
Kekaguman Suci dengan relawan-relawan Tzu Chi sudah dirasakan sejak screening, bahkan dalam benak Suci saat itu ingin bisa memiliki hati dan melakukan kebaikan seperti relawan. Ia juga pernah bilang sama ibunya ‘Gimana ya ma cara untuk gabung kaya mereka? Kalau Suci sembuh pingin loh ma ikut seperti mereka itu’ saat bercakap-cakap.
Saat relawan berkunjung ke kamar pemulihan disitulah Suci mendapatkan semua jawaban dari pertanyaannya saat itu. Tzu Chi sangat terbuka lebar bila nantinya Suci mau bergabung menjadi relawan dan kembali berbuat kebaikan. Relawan juga mengarahkan dan memberi tahu Suci cara untuk bergabung.
“Iya mau banget, nanti kalau udah sembuh dan bisa bagi waktu mau coba ikut kegiatannya dulu. Senang juga mau bantu banyak orang melalui organisasi sosial seperti Tzu Chi ini,” ungkap Suci dengan semangat.
Editor: Arimami Suryo A.