Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-144 di Batam: Wujud Bakti Kepada Orang Tua

Jurnalis : Stella Young (Tzu Chi Batam), Fotografer : Shanti, Vemmy Ho, Supardi (Tzu Chi Batam)
Jonny ikut menyambut kedatangan pasien grup pertama luar pulau Batam yaitu pasien dari Dabo Singkep di asrama haji Batam.

Baksos kesehatan menjadi pintu rasa kemanusiaan karena kesehatan merupakan hal yang paling mendasar untuk kelangsungan hidup. Melalui kegiatan ini juga para relawan Tzu Chi secara langsung dapat berinteraksi dengan pasien yang membutuhkan bantuan. Hal inilah yag dirasakan Jonny, Wakil Koordinator pada Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-144.

Tiga hari (21/08) sebelum screening Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-144 dimulai, Jonny sudah mondar-mandir mempersiapkan peralatan medis, bongkar container pengiriman dari Jakarta dan mempersiapkan asrama haji, tempat pasien menginap. Jonny pun begitu bersungguh hati melaksanakan tugasnya karena menemukan makna dan pemahaman baru dalam kehidupan sejak pertama kali diajak ikut dalam kegiatan Tzu Chi pada tahun 2012.

“Saat itulah (2012) awal jalinan jodoh baik saya mulai berkembang. Saya langsung merasakan ketenangan dan setelah itu saya giat mengikuti pelatihan yang akhirnya menemukan pemahaman yang baru tentang makna kehidupan ini dan dilantik menjadi komite pada tahun 2019,” kata Jonny.

Saraf kejepit yang diderita Jonny tidak menghambatnya untuk bersumbangsih sebagai relawan logistik.

Selain dipercaya menjadi Wakil Koordinator dalam acara Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-144, dalam keseharian Jonny juga mengemban tugas di bagian pengobatan. Sebelumnya selama 3-4 tahun ia juga menjalani tugas sebagai relawan di bagian logistik. Di saat ditunjuk sebagai Wakil Kordinator Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-144, banyak hal yang Jonny pelajari dan menambah pengetahuan untuk diri sendiri.

“Banyak cerita yang menggugah hati ketika saya membagikan makanan di penginapan pasien. Saya melihat ada anak remaja umur 12-15 tahun yang sedang demam yang ditemani kakeknya sambil menggosokkan minyak angin. Saya tak tega meninggalkan mereka begitu saja dan akhirnya saya memberikan nomer telepon seluler saya yang siap sedia dihubungi selama 24 jam,” kata Jonny.

Benar saja kekuatiran Jonny. Sekitar pukul 12 malam, ia pun dihubungi orang tua dari pasien anak yang demam tersebut. Tanpa berpikir panjang, Jonny pun langsung menghubungi dokter yang bertugas malam itu untuk memberikan penanganan yang tepat. Keesokan harinya, keadaan anak tersebut mulai membaik.

Sebagai Wakil Koordinator Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-144, Jonny siap dihubungi 24 jam agar para pasien dapat aman mengikuti operasi.

Jonny juga menemukan pasien yang mengalami vertigo saat berada di penginapan. Karena tidak ada jenis obat untuk vertigo, Jonny pun segera mencarikan obat untuk pasien tersebut. “Walaupun saya sudah menyelesaikan semua kerjaan hari itu dan siap-siap pulang ke rumah, akhirnya saya tetap keluar jam 21.00 WIB dan mencari obat tersebut di apotik,” ungkap Jonny.

Pada baksos kali ini, pasien katarak cukup tinggi jumlahnya. Keterbatasan biaya yang membuat masyarakat tidak bisa mengobati katarak. Jonny juga bertemu dengan seorang pasien katarak Lansia yang sudah renta, tak bisa melihat jelas serta jalannya meraba-raba. Namun setelah operasi pada Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-144, penglihatannya bisa pulih kembali.

“Fisik kita boleh lelah namun hati tak pernah menyerah. Justru merasa puas dan senang, karena kita berkumpul untuk membantu orang lain yang membutuhkan. Saya benar-benar merasakan berkah karena fisik saya masih sehat dan dapat menggunakannya untuk menolong sesama yang membutuhkan,” kata Jonny.

Jonny juga bersungguh hati membantu sterilisasi peralatan yang akan digunakan saat operasi.

Bagi Jonny setiap langkah bisa menjadi berkah. Walaupun selama tiga hari kaki di bagian lututnya sakit saat ikut bersumbangsih pada Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-144, namun Jonny berpikir selama badannya masih kuat, maka akan ia tuntaskan tugasnya sampai kegiatan selesai.

“Kehidupan tidaklah kekal, setiap kali saya mengenang papa yang sudah tiada, selalu mata masih terasa basah. Maka saya ingin melimpahkan segala amal pahala yang saya perbuat untuk kedua orang tua saya sebagai anak yang berbakti,” ungkap Jonny.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-144 di Batam: Menyusun Kembali Impian dan Masa Depan

Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-144 di Batam: Menyusun Kembali Impian dan Masa Depan

05 September 2024

Penyakit Hernia yang diderita Suci Ramadani sangat menghambat aktivitas dan cita-citanya. Rasa khawatir juga terus menghantui Suci, sampai akhirnya ia berhasil menjalani operasi.  

Ramah Tamah Pasien Selatpanjang dalam Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-144 di Batam

Ramah Tamah Pasien Selatpanjang dalam Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-144 di Batam

12 September 2024

Relawan Tzu Chi Selatpanjang mengadakan ramah tamah dengan mengundang 17 orang pasien beserta keluarga pendamping yang mengikuti baksos kesehatan Tzu Ci ke-144 di RS Budi Kemuliaan, Kota Batam. 

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-144 di Batam: Harapan, Dukungan, dan Kesembuhan

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-144 di Batam: Harapan, Dukungan, dan Kesembuhan

11 September 2024

Banyak momen mengharukan terjadi di Baksos Kesehatan Tzu Chi. Anak-anak, Lansia, dan pasien dengan berbagai masalah kesehatan terbebas dari belenggu peyakit yang menderanya.

Orang yang mau mengaku salah dan memperbaikinya dengan rendah hati, akan mampu meningkatkan kebijaksanaannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -