Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-145 di Palembang: Kembalinya Penglihatan Jong Kwong Fat
Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta WulandariSeorang relawan membuka perban dan membersihkan mata Jong Kwong Fat saat pemeriksaan pascaoperasi katarak pada Baksos kesehatan Tzu Chi ke-145 di Palembang, 10 November 2024.
Jong Kwong Fat, seorang kakek berusia 62 tahun, adalah sosok yang penuh semangat meski sudah mengalami banyak tantangan hidup. Sebagai seorang pria yang telah berkeluarga dengan lima belas cucu, kisah hidup Jong Kwong Fat adalah perjalanan panjang yang penuh liku. Dari usaha yang jatuh bangkrut hingga perjuangannya untuk mendapatkan kesehatan yang lebih baik. Banyak duka yang sudah ia rasakan. Tapi kemarin, ketika datang ke pemeriksaan pascaoperasi katarak bersama Tzu Chi, ia duduk di hadapan relawan dengan senyum tipis tapi terlihat sangat bahagia. Ketika perban mata kirinya dibuka, ia dengan jelas dan mampu melihat kembali terangnya cahaya.
Senyum Afat, panggilannya tergurat sempurna setelah menjalani operasi katarak yang mengembalikan penglihatannya yang telah terganggu selama bertahun-tahun. Bersama istrinya, Farida Chandra, yang setia menemani, Afat sukses menjalani proses operasi di Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke 145 di RSUD Siti Fatimah, Palembang. Ia juga merasakan langsung bagaimana kepedulian sesama bisa mengubah pandangan hidupnya.
Mata yang Kabur dan Kesulitan Sehari-hari
Penyakit katarak yang diderita Jong Kwong Fat dimulai dengan penglihatan yang semakin kabur di tahun 2019 lalu, di kedua matanya. Hingga pada suatu titik, ia tak bisa melihat dengan jelas sama sekali. “Awalnya saya hanya merasa seperti ada sesuatu yang mengganjal di mata saya, saat itu mata kanan terasa lebih parah. Kalau lihat, ada bayangan, tapi sangat kabur. Kalau kena sinar, semakin nggak bisa lihat,” ujar Afat, menggambarkan kondisi matanya yang semakin hari semakin parah.
Akhirnya, Afat menjalani operasi untuk mata kanannya pada tahun 2019, menggunakan fasilitas BPJS. Di tahun berikutnya ia berencana akan melakukan operasi untuk mati kirinya, tapi semua itu tertunda karena pandemi Covid-19. “Mau periksa ke rumah sakit, nggak bisa, banyak batasannya,” katanya.
Farida Chandra, istri Jong Kwong Fat bersumbangsih melalui celengan bambu kala menunggu sang suami selesai melakukan pemeriksaan pascaoperasi.
Pandemi itu bahkan tidak hanya berimbas pada kondisi rumah sakit, karena lama-lama bisnis Afat pun jatuh karenanya. Cita-citanya untuk melakukan operasi bahkan hilang begitu saja.
“Saya dulu buka usaha sablonan plastik untuk kemasan roti dan krupuk kemplang. Lancar sekali karena itu pesanan terbanyak. Karyawan sempat ada 14 orang yang bayarannya per minggu,” kenangnya. “Tapi karena Covid-19, banyak usaha itu gulung tikar, pesanan sablon ke saya sudah pasti ikut menyusut, sampai nggak ada satu pun. Jadi bangkrut lah sama-sama,” lanjut Afat. Karena keadaan tersebut, kondisi ekonomi keluarga Afat berbalik drastis hingga iuran BPJS tak mampu lagi ia bayarkan.
Kini, setelah lima tahun pandemi berlalu, Afat masih belum juga bisa memulai kembali usaha sablon yang sudah ia rintis sejak muda. Bukan masalah modal, tapi masalah pesanan. Selama penjual tidak butuh kemasan, Afat pun tak bisa memanaskan lagi mesinnya.
Sentuhan Kepedulian yang Mengubah Hidup
Kabar baik menghampirinya di akhir tahun 2024 ini ketika anaknya menerima info tentang operasi katarak gratis di Palembang. Tanpa penolakan, Afat langsung meminta sang anak mendaftarkan namanya. Mengingat itu adalah keinginan yang sudah ia pendam selama lima tahun lamanya. Kini ia betul-betul berharap mimpinya untuk bisa melihat kembali bisa ia wujudkan.
“Saat diberitahu bahwa saya lolos semua proses dan bisa ikut operasi, saya sangat bahagia. Rasanya seperti ada beban berat terangkat,” ujar Afat tampak terharu.
Setelah menjalani operasi, Afat pun merasakan kelegaan yang luar biasa. “Begitu perban di mata saya dibuka, saya bisa melihat dengan jelas. Senang sekali, saya sampai nggak bisa berhenti tertawa,” ungkapnya penuh rasa syukur.
Jong Kwong Fat dan Farida Chandra tersenyum bahagia usai menjalani pemeriksaan dengan hasil penglihatan yang sangat baik. Mereka berterima kasih kepada Tzu Chi yang menjadi jalan kesembuhan bagi masyarakat Palembang.
Afat sangat berterima kasih kepada Tzu Chi dan semua pihak yang telah bekerja keras melakukan bakti sosial ini. Baginya, keberadaan Tzu Chi untuknya pun bukan sekadar soal operasi mata yang berhasil dilakukan. Lebih dari itu, ia merasakan kehadiran sesama manusia yang peduli.
“Saya sangat bahagia sekali, sangat senang. Saya kagum masih ada orang-orang yang peduli seperti ini. Saya baru kali ini, setua ini, merasa diperhatikan begitu. Terima kasih banyak kepada semua relawan, dokter, dan orang-orang yang terlibat. Pelayanannya luar biasa,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca, suaranya tergetar oleh rasa haru. “Saya baru pertama kali merasa begitu diperhatikan. Semua orang, dari relawan hingga dokter, benar-benar menunjukkan kepedulian yang luar biasa. Ini bukan rekayasa, saya benar-benar terharu,” tambahnya berulang kali memberikan pujian kepada Tzu Chi.
Sementara itu bagi relawan Tzu Chi, Kisah Jong Kwong Fat adalah sebuah kisah tentang ketabahan, harapan, dan keberanian untuk terus berjuang meski dihadapkan pada kenyataan yang sulit. Meskipun usahanya bangkrut dan kondisi kesehatannya terganggu, ia tidak pernah kehilangan harapan. Dukungan keluarga dan bantuan dari Tzu Chi telah memberinya harapan baru, dan ia kini bisa melihat dunia dengan lebih jelas lagi, baik secara fisik maupun dalam perspektif hidup.
“Yang penting sekarang saya sehat. Kalau ada rejeki, ya, kami akan jalani. Tapi yang utama, modalnya harus sehat dulu,” ungkapnya dengan senyum penuh rasa syukur.
Di balik kisahnya yang penuh perjuangan, Afat mengajarkan relawan bahwa kepedulian kepada sesama bisa mengubah hidup seseorang. Dalam kehidupan yang kadang penuh tantangan, tidak ada yang lebih berharga selain kesehatan dan kasih sayang yang saling diberikan antar sesama.
Editor: Arimami Suryo A.
Artikel Terkait
Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-145 di Palembang: Kolaborasi Bersama untuk Kesehatan Masyarakat
11 November 2024Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-145 di RSUD Siti Fatimah Palembang telah melayani operasi kepada 201 pasien penderita katarak, pterygium, hernia, bibir sumbing, dan bedah minor.
Kolaborasi Sosial untuk Kesehatan yang Lebih Baik
04 Desember 2024Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-145 yang dilangsungkan pada 9-10 November 2024 bertempat di RSUD Siti Fatimah Palembang. Dalam kegiatan ini, TIMA Indonesia berhasil menangani 201 pasien.
Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-145 di Palembang: Kembalinya Penglihatan Jong Kwong Fat
11 November 2024Jong Kwong Fat tak bisa operasi katarak karena bisnis bangkrut pascapandemi Covid-19. Ia sangat bahagia karena Baksos Kesehatan Tzu Chi hadir dan menjadi jalan kesembuhan baginya.