Baksos Kesehatan Umum: Silaturahmi Rasa Baksos
Jurnalis : Fammy (He Qi Timur), Fotografer : Fammy (He Qi Timur)Pada Minggu, 9 Agustus 2015, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bekerja sama dengan Polres Jakarta Timur melaksanakan baksos kesehatan umum di Kebon Nanas, Jatinegara, Jakarta Timur.
Belum sebulan Idul Fitri berlalu, insan relawan komunitas dan relawan medis Tzu Chi kembali menjalin silaturahmi luas dengan berbagai kegiatan. Salah satunya dalam bentuk bakti sosial kesehatan yang dilaksanakan pada Minggu, 9 Agustus 2015 di Kebon Nanas, Jatinegara, Jakarta Timur. Baksos ini dapat terselenggara berkat kerja sama dengan Polres Jakarta Timur.
Sejak pukul tujuh pagi, lokasi diadakannya telah sibuk dengan lalu lalang para personil kepolisian dan petugas serta insan Tzu Chi untuk memastikan kesiapan baksos. Tenda berlogokan Tzu Chi berdiri kokoh di sisi barat lengkap dengan perlengkapan kesehatan. Sisi satu lagi, tenda Polri berukuran sama yang akan digunakan sebagai ruang tunggu para peserta baksos.
Kapolres Jakarta Timur, Umar Faroq, yang hadir dalam baksos tersebut mengungkapkan bahwa salah satu tujuan diadakannya baksos ini untuk menjalin silaturahmi dengan masyarakat umum. Tak hanya itu, Umar juga mengapresiasi keterlibatan Yayasan Buddha Tzu Chi dalam baksos kali ini. ”Kegiatan ini adalah kegiatan bakti sosial dari Polri dan elemen masyarakat, yang memberikan layanan kesehatan dari Yayasan Buddha Tzu Chi (Indonesia), memberikan manfaat yang sangat besar,” ujarnya.
Menurutnya, kehadiran insan Tzu Chi merupakan salah satu bentuk kepedulian sekaligus menunjang keamanan dan ketertiban masyarakat dengan memberikan pelayanan kesehatan. “Ini ada organisasi kemanusiaan masyarakat yang sangat positif, yang care terhadap kesehatan masyarakat, yang tidak memilih dari strata manapun. Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia ini sangat memberikan kontribusinya yang sangat baik dalam layanan kesehatan gratis ini,” tambahnya.
Kapolres Jakarta Timur, Umar Faroq mengapresiasi partisipasi Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dalam baksos ini.
Umar berharap kegiatan serupa dapat digelar lagi di kemudian hari. “Kami dari pihak Polres Jakarta Timur memiliki suatu harapan agar kegiatan yang memberikan manfaat bagi warga masyarakat ini sangat dibutuhkan Kita juga mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi yang betul-betul tulus ikhlas memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat, tidak memungut biaya sepeserpun,” ujarnya.
Sejak pukul enam pagi, relawan Tzu Chi telah bersiaga. Meski berkutat dengan terik matahari yang menyeruak ke dalam tenda, para relawan tetap melayani para pasien dengan sukacita. Bersama para tenaga medis dari Biddokkes, relawan medis Tzu Chi (TIMA) dan insan Tzu Chi yang membantu jalannya baksos, pada hari itu, 1.012 pasien dengan beragam keluhan penyakit dapat ditangani.
Amingsar, salah satu petugas kebersihan yang membantu membersihkan lokasi baksos bersyukur dapat mengikuti baksos ini.
Salah satunya adalah Amingsar, petugas kebersihan yang tinggal di Pondok Rangon. Amingsar bersama tujuh rekannya telah berada di lokasi baksos untuk membantu membersihkan lokasi baksos. Sakit tegang di wilayah leher awalnya tak ia gubris.
Barulah setelah selesai membersihkan lokasi baksos, Amingsar memeriksakan sakitnya. Senyum terurai dari wajahnya usai mendapat pelayanan kesehatan.
“Saya senang ada organisasi yang lintas agama, yang peduli pada kita-kita, orang kelas bawah ini, saya juga bisa mengambil obat gratis, saya jadi dapat manfaat pengobatannya, manfaat kesehatannya juga. Harapan saya, kegiatan seperti ini bagus diadakan sering-sering terutama buat orang-orang seperti kita-kita ini,” ungkapnya.
Bersumbangsih Sejak Muda
Salah satu sudut lokasi baksos, ada seorang dokter muda yang tak henti-hentinya melayani para pasien. Dia adalah dr. Fernando yang sering mengikuti bakti sosial yang digelar oleh berbagai instansi. Namun, ada yang berbeda.
Salah satu dokter TIMA yang berpartisipasi berharap semakin banyak anak muda yang bersumbangsih dalam kegiatan sosial.
“Dulu kalau ada baksos, ya sudah, cuma sekedar ikut baksos saja, cuma hanya kehadiran. Tapi kayaknya diri kita belum tahu maksud tujuan murni baksos kayak seperti ini itu apa,” ujarnya.
Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Ukrida itu kemudian bercerita, “Tapi di TIMA (Tzu Chi International Medical Association –red), menurut saya ada nilai lebihnya, kita menjalani baksos dengan budaya welas asih juga, tidak sekedar jalani baksos saja, kita banyak komunikasi, banyak ketemu pasien-pasien, kita sedikit banyak menjadi pendengar yang lebih baik.”
Kegiatan sosial sebenarnya telah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan dari hidup Fernando. Kini, setiap ada kegiatan yang memerlukan partisipasinya, dia tak pikir dua kali untuk menggenggamnya. “Jadi kalau hari kerja Senin sampai Jum’at bangun pagi-pagi itu berat, tapi kalau waktu hari Minggu ada baksos, sebelum alarm bunyi saya sudah langsung bangun duluan. Jadi sudah ada semangatnya duluan. Saat kita ketemu pasien di baksos, untuk menolong orang tanpa harus meminta dana sepeserpun, itu saya suka sekali,” tambahnya.
Dokter berusia 29 tahun itu berharap semakin banyak lagi generasi muda yang ikut bersumbangsih dalam kegiatan sosial untuk meringankan penderitaan sesama. “Selagi kita masih ada tenaga, selagi masih muda, selagi masih sehat, selagi masih ada semangat, mari menyisihkan waktu berbuat kebajikan sebanyak mungkin, sebaik mungkin. Kalau bukan sekarang, kapan lagi?” tutupnya.