Baksos Kesehatan untuk Para Santri dan Santriwati

Jurnalis : Fammy (He Qi Timur), Fotografer : Fammy (He Qi Timur)

foto
Dengan penuh kasih sayang, tim medis Tzu Chi memeriksa santriwati yang ikut dalam baksos kesehatan umum dan gigi pada tanggal 2 Maret 2014.

Ketika kasih sayang Buddha dikombinasikan dengan "Radiasi Iman," Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School tenggelam dalam Kasih Maha Besar, ekspresi kasih universal yang disebarkan kesemua keyakinan di dunia. "Kasih dari segala penjuru membuat kami tidak menginginkan apa pun lagi," Kutipan Habib Saggaf, pendiri Sekolah.

Minggu, 2 Maret 2014, kira-kira pukul 6:15 WIB, saat matahari fajar belum sepenuhnya muncul di cakrawala, di saat banyak warga Jakarta yang lain mungkin masih berselimut dan mendengkur. Sebanyak 19 relawan komunitas Hu Ai Kelapa Gading dan tim medis apoteker berangkat menuju Pondok Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman, Parung, Bogor.

Tepat pukul 6:35 WIB, rombongan pun berangkat. Perjalanan menuju lokasi baksos, juga melewati jalan perkampungan yang becek, penuh dengan lubang nyaris membuat ban-ban mobil tergelincir. Ditambah beberapa kali rombongan mesti bertanya kepada penduduk setempat arah jalan menuju ke lokasi baksos tersebut. Karena tidak ada satu relawan yang ada di dalam mobil, yang paham dan tahu letak lokasi pesantren yang sudah sekian lama menjalin jodoh dengan Yayasan Tzu Chi Indonesia itu. Namun semangat para relawan tidak kunjung surut, di dalam mobil tetap cerita, terus maju mencari dimana pesantren itu berada.

foto  foto

Keterangan :

  • Peragaan isyarat tangan oleh para santri di Pondok Pesantren Nurul Iman, Parung, Bogor (kiri).
  • Para santri mengambil nomor antrian sebelum memeriksakan kesehatannya pada baksos kesehatan umum dan gigi (kanan).

Akhirnya sekitar pukul 8:35 WIB, rombongan pun berhasil mencapai dan menemukan lokasi pesantren tersebut. Segera nampak atap Universitas Habib Saggar berwarna biru dengan gambar lambang Tzu Chi ditengah – tengahnya. Segera kami semua mengenal pesantren itu. Terlihat lapangan utama Universitas Islam itu sudah dipenuhi sejumlah besar santri dan santriwati yang nyatanya sudah menantikan kedatangan para relawan Tzu Chi. Keceriaan tersirat di wajah para santri dan santriwati sembari menyambut kami.

Setelah seluruh serangkaian acara pembukaan, mulai dari doa pembukaan, pelantunan ayat suci Al Qu’ran, penampilan seni musik tradisional Qasidah, sebagai pelengkap seluruh rangkaian acara pembukaan itu, tentu saja penampilan lagu bahasa isyarat tangan “Satu Keluarga”. Saat sejumlah santri menampilkan lagu bahasa isyarat tangan itu, terdengar seperti lagu yang sudah mendarah daging di setiap para relawan Tzu Chi berada. Suasana pagi yang cerah terasa begitu hangat, begitu akrab, begitu bergema, saat seluruh santri yang berkumpul di tengah lapangan tanpa memperdulikan matahari di atas kepala mereka, juga saat seluruh relawan yang berkumpul di sekitar lapangan larut bernyanyi bersama – sama lagu sederhana yang menginspirasi itu.

foto  foto

Keterangan :

  • Satu per satu para santri dan santriwati memeriksakan kesehatan giginya pada baksos ini (kiri).
  • Drg. Linda memberikan penjelasan mengenai kesehatan gigi setelah memeriksa pasien (kanan).

Usai seluruh rangkaian upacara pembukaan itu, tepat pukul 9:45 WIB, praktik baksos kesehatan pun dimulai. Para relawan bergerak menuju pos tugas mereka masing – masing. Tidak terkecuali ke 19 relawan dari komunitas Kelapa Gading yang juga turun ke tempat tugas mereka yang sudah disusun oleh para panitia dan penyelenggara acara. Ada relawan yang membantu dibagian pencucian alat medis gigi, ada relawan yang turun dibagian pendaftaran dan pengambilan nomor pasien, ada relawan yang membantu di bagian pendataan apotek gigi. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Drg. Linda selaku sekjen baksos ini, 20 tim medis dokter gigi diturunkan menangani sekitar 225 pasien gigi yang terdiri dari 112 pasien santri perempuan dan 113 pasien santri pria.

Kira-kira pukul 3:15 WIB, seluruh rangkaian baksos telah usai. Setelah membereskan semua perlengkapan logistik baksos. Satu per satu relawan pun kembali menuju kendaraan masing – masing kembali pulang ke Jakarta.


Artikel Terkait

Kisah Pasien Tjie Tek Wai : Energi Positif Pelatihan Diri

Kisah Pasien Tjie Tek Wai : Energi Positif Pelatihan Diri

28 Juli 2016
Pada tahun 2013, Tjie Tek Wai mengalami kecelakaan yang mengakibatkan anak sulungnya yang bernama Willy meninggal dunia. Ia sangat tepukul dan merasa bersalah akibat dari kejadian tersebut. Kecelakaan tersebut juga mengakibatkan kaki kirinya harus mengalami kelumpuhan akibat banyak sistem sarafnya hancur.
Benih Cinta Kasih Yang Mengobati

Benih Cinta Kasih Yang Mengobati

02 Mei 2012 Namun tidak bagi relawan Tzu Chi, setiap detik berjuang demi kebajikan. Inilah kalimat yang sekiranya cocok untuk melukiskan suasana persiapan baksos screening yang akan dilaksanakan selama 2 hari di Korem 031/Wirabima.
Semangat

Semangat "ASG Berbagi" Membantu Sesama

24 Juli 2017

Celengan bambu mengandung semangat bahwa siapa pun dapat beramal sekalipun dengan dana kecil. Dari dana yang terhimpun melalui celengan bambu, Yayasan Buddha Tzu Chi kemudian menyalurkannya kepada orang-orang yang membutuhkan, terutama dari keluarga tidak mampu.

Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -