Baksos Kesehatan yang Dinantikan

Jurnalis : Mimi (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Mimi, Akuang (Tzu Chi Pekanbaru)
 
 

fotoRelawan dengan tulus berterima kasih kepada para pasien baksos kesehatan, karena berkat adanya merekalah maka relawan dapat berbuat kebajikan.

Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman. Keanekaragaman suku, bahasa, adat istiadat, seni, dan budaya. Di atas segala perbedaan itu, tetap membuat Indonesia sebagai sebuah negara yang dikenal akan keramahtamahan dan keanekaragamannya budayanya.

Beda Budaya, Beda Bahasa, Tapi Tetap Satu Keluarga
Iklim yang relatif panas di Pekanbaru, tentu bukan faktor penghambat bagi relawan untuk terus bersumbangsih dan melebarkan sayap cinta kasih, salah satunya melalui kegiatan baksos kesehatan yang dilaksanakan pada tanggal 6 Juni 2010. Baksos kali ini cukup berbeda karena dilakukan di sebuah daerah yang mayoritas penduduknya berasal dari suku Batak. Baksos dilakasanakan di sebuah rumah kosong yang belum dihuni karena masih dalam tahap pembangunan. Daerah ini biasa disebut AMD (ABRI Masuk Desa) Jalan Usaha Sumber Sari. Mengapa diberi nama demikian? Karena dulunya daerah ini adalah sebuah lahan kosong yang tidak berpenghuni, yang kemudian dibangun oleh pemerintah sebagai tempat tinggal bagi masyarakat tidak mampu.

Begitu menginjakkan kaki di lokasi, kami langsung disambut dengan ramah oleh masyarakat setempat dengan sambutan khas Batak. Kegiatan berjalan cukup lancar. Tidak ada kendala dalam bahasa karena ternyata para penduduk dapat mengerti bahasa Indonesia dengan baik. Pengobatan berlangsung mulai pukul 8 pagi hingga 3 sore. Persiapan baksos ini telah dilakukan 1 minggu sebelumnya dan melibatkan warga setempat Setiap penduduk tentu tidak ingin kehilangan momen kasih ini. Terbukti dengan banyaknya pasien yang terus berdatangan. Sebanyak 300 orang lebih memperoleh pelayanan kesehatan. Kegiatan ini melibatkan 49 relawan Tzu Chi Pekanbaru.
Kegiatan ini memang cukup melelahkan, tetapi ini tiada artinya dibandingkan dengan semangat welas asih Bodisatwa Tzu Chi Pekanbaru yang terus berkobar menyirami benih cinta kasih. Apalagi jumlah pasien yang di luar dugaan. Sebanyak 22 pasien tidak dapat diobati pada saat baksos ini karena memerlukan penanganan lebih lanjut, seperti hernia, gondok, pendarahan di mata, lever, paru-paru, dan penyakit dalam lainnya. Para pasien ini akan ditangani sebagai pasien penanganan khusus Tzu Chi Pekanbaru.

foto  foto

Ket : - Dengan teliti dan cekatan para dokter melayani para pasien. (kiri)
         - Bagi pasien yang mengalami penyakit dalam maka akan ditangani sebagai pasien pengobatan khusus             Tzu Chi. (kanan)

Jangan Lupa Datang Lagi
Seorang relawan mencoba berkomunikasi dengan salah satu pasien bernama Bapak Robinson Siregar yang usianya telah mencapai 60 tahun disela-sela menunggu panggilan pemeriksaan. Beliaulah yang mengisahkan asal mula sebutan AMD untuk daerah hunian mereka. “Saya ke sini (baksos kesehatan) awalnya memang hanya ikut-ikutan. Kebetulan keluhan saya adalah tidak adanya nafsu makan. Sudah 2 tahun seperti ini, dan tidak ada keinginan untuk berobat ke dokter. Melihat pasien yang cukup ramai, saya berharap obat yang diberikan Tzu Chi merupakan obat yang dapat memberikan kesembuhan bagi pasien-pasiennya,” katanya.

“Kapan ya Tzu Chi datang lagi ke sini…? Kalau bisa sebulan 2 kali, agar masyarakat di sini selalu sehat.” Begitulah permintaan dari salah seorang pasien bernama Bapak Napitupolo. Herman dan Jamaruddin Shixiong, relawan Tzu Chi Pekanbaru pun menjawab, “ Mudah-mudahan (bisa), Pak. Tergantung RT di daerah ini. Dan juga tergantung permintaan dari masyarakat tentunya. Kami sungguh sangat bersyukur karena ternyata kehadiran kami dapat diterima warga dengan baik. Yang pasti sekarang Bapak lekas sembuh dulu ya dari sakitnya.”

Jamaruddin selaku koordinator kegiatan dan juga seluruh relawan Tzu Chi Pekanbaru tentunya mengharapkan kegiatan seperti ini dapat dilakukan secara berkesinambungan. Kita tentu tidak menginginkan agar masyarakat banyak yang menderia sakit, namun kita selalu mendoakan agar semua insan manusia di dunia selalu sehat dan bahagia. Jika ada yang dalam kesulitan, relawan Tzu Chi tentu mengharapkan adanya kesempatan untuk selalu siap memberikan pertolongan bagi mereka yang membutuhkan.
  
 
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Membantu yang Membutuhkan

Suara Kasih: Membantu yang Membutuhkan

08 Oktober 2010 Inilah tugas Bodhisatwa dunia. Bukan hanya di Taiwan, insan Tzu Chi di Melaka, Malaysia pun demikian. Di sana ada sebuah keluarga yang beranggotakan 11 orang. Anak-anaknya masih kecil, ekonomi keluarganya pun sangat sulit. Mereka hanya mengandalkan sang ayah  yang bekerja di pelabuhan dengan upah minim, sedangkan sang ibu adalah pedagang kaki lima. Bagaimana keluarga besar ini dapat bertahan hidup?
Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-144 di Batam: Tantangan Menjangkau Pasien di Pulau Anambas

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-144 di Batam: Tantangan Menjangkau Pasien di Pulau Anambas

11 September 2024

Pelayanan kesehatan juga diberikan kepada warga di Kepulauan Anambas, Tanjung Batu, Dabo Singkep, Tanjung Pinang, Selat Panjang, dan Tanjung Balai Karimun.

Gempa Palu: Menyiapkan Logistik Bantuan untuk Palu dari Lombok

Gempa Palu: Menyiapkan Logistik Bantuan untuk Palu dari Lombok

02 Oktober 2018

Hari ini, Selasa, 2 Oktober 2018, relawan Tzu Chi Jakarta tiba di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Relawan memilah barang-barang logistik yang akan dibawa ke Palu. Ada lampu, genset, selimut, sarung, tikar, terpal, dan kursi roda. Logistik tersebut memang sudah lebih dari cukup, dan di Palu saat ini memang lebih membutuhkan.


Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -