Baksos Makassar: Wujud Sebuah Kesetiaan
Jurnalis : Himawan Susanto, Fotografer : Himawan SusantoHati pasien tetap tenang meski hendak menjalani operasi karena relawan Tzu Chi senantiasa melayani dan menemani dengan sepenuh hati. |
| ||
Hari Jumat pagi, 14 Mei 2010, Furi ditemani Masukaja telah duduk rapi di halaman dalam Rumah Sakit Pelamonia, Makassar. Walau bakti sosial kesehatan belum resmi dibuka, namun pengobatan mata telah dimulai lebih dahulu. Bagi Furi, ini adalah bulan keempat tak dapat melihat indahnya dunia. Kedua matanya tak lagi dapat melihat dengan jelas karena terkena katarak. Katarak itu datang usai Furi bekerja di ladang. “Matanya tertutup gelap,” kata Masukaja mengulang ucapan Furi. Sejak itulah, Furi kemudian hanya dapat tinggal di rumah ditemani seorang cucunya. Mereka sempat memeriksakan penyakit Furi ke dokter di Palu, namun karena kedua matanya memang terkena katarak, dokter pun menganjurkan Furi untuk menjalani operasi. Namun, keterbatasan dana menjadi kendala bagi Masukaja yang petani ini. Maka pada saat mendengar adanya baksos kesehatan Tzu Chi di Makassar, dia segera mendaftarkan Furi. Beruntung dewi fortuna berpihak kepada mereka, permohonan yang mereka sampaikan terkabul. Walau harus melalui perjalanan darat 2 hari 1 malam, hal itu tidak menyurutkan semangat Masukaja untuk mengembalikan penglihatan istri tercintanya. Cinta Sejati Itu Ada Saat itu Masukaja juga mengatakan jika Furi memintanya untuk menemaninya selama menjalani pengobatan, sama dengan apa yang Masukaja hendak lakukan untuk istrinya. “Rata begini, dua-duanya mau, suami-istri harus kompak,” jelasnya. Jika selama ini mereka berdua pergi ke ladang bersama-sama, namun karena kondisi Furi yang tidak memungkinkan, maka hanya Masukaja saja yang bertani di ladang. Meski begitu, untuk urusan makan siang, jika dahulu mereka makan bersama di ladang, kini Masukaja pasti pulang dan makan di rumah bersama Furi. Begitu pula saat Furi hendak mandi, Masukaja segera mengambilkan air untuknya.
Ket : - Furi bersama suami tercinta, Masukaja didampingi oleh relawan Tzu Chi Makassar bergegas menuju ke dalam ruang operasi mata di RS Pelamonia Makassar. (kiri) Bagi Masukaja, kondisi Furi yang terbatas tidak membuatnya terpikir untuk berpaling sedikitpun dari Furi. “Sudah tua begini, tentu makin sayang,” ujar Masukaja yang tetap sehat karena tidak merokok dan minum kopi ini. Sebelum operasi, Masukaja juga tetap memberikan semangat ke Furi untuk tetap kuat dan tidak takut. “Makan dan minum yang banyak biar tetap sehat,” katanya kepada Furi yang selalu menurut kepadanya. Di akhir wawancara, Masukaja berharap semoga kedua mata Furi dapat dioperasi dan penglihatan dapat pulih kembali. Sekitar kurang lebih 1 jam menunggu, akhirnya Furi keluar dari ruang operasi. Operasi katarak Furi berjalan dengan baik. Mata kanan Furi berbalut kain kasa putih. “Senang dah dioperasi, mudah-mudahan mata yang satu lagi (kiri) juga bisa dioperasi,” kata Furi. Meski baru pertama kali dioperasi di rumah sakit, tapi Furi mengaku tidak merasa takut. “Waktu dioperasi juga tidak terasa sakit,” ungkapnya senang. Proses yang Saling Terkait “Alhamdulillah karena ada kepuasan diri. Puas karena bisa menolong orang lain seperti keluarga sendiri,” ungkapnya. Bagi Elmi, tindakan yang ia lakukan adalah hal yang biasa karena di rumah ia juga suka melakukan hal yang serupa jika salah satu orang tuanya menderita sakit. Elmi juga lantas menambahkan ini adalah salah satu bagian dari praktik nyata yang ia nanti lakukan saat menjadi perawat nantinya. “Apalagi, mencuci kaki dan menyeka muka ini adalah bagian paling awal dari proses menuju operasi. Jadi kita harus melakukannnya dengan baik dan benar,” katanya. | |||
Artikel Terkait
Setiap Hal Harus Disyukuri
22 Juni 2015Pameran Jing Si kali ini memang berbeda karena sekaligus menyambut Festival Bacang yang jatuh pada tanggal 5 bulan 5 dalam penanggalan Lunar. Sehingga, dalam pameran ini, selain menawarkan produk-produk Jing Si, juga ditawarkan bacang vegetarian yang terbuat dari Nasi Jing Si.