Baksos Menyambut Ulang Tahun Bhayangkara
Jurnalis : Virny Apriliyanty (He Qi Barat), Fotografer : Rudy dan Halim Ong (He Qi Barat)
|
| ||
Seminggu sebelum baksos, Tzu Chi telah terlebih dulu mengadakan proses screening untuk menentukan apakah pasien yang mendaftar layak dioperasi dari segi kesehatannya atau tidak. Setelah operasi, pasien juga masih mendapatkan rawat inap (bagi yang memerlukan) dan kontrol sebanyak 2 kali. Baksos ini tentunya dapat berjalan dengan lancar dan membantu banyak orang, berkat kerjasama yang baik antara Tzu Chi dengan RS Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto yang sudah terjalin selama 3 tahun lamanya. “Baksos ini merupakan kali ke-3 kita laksanakan di RS Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto. Setiap tahunnya selalu ada, karena ini merupakan kegiatan rutin tahunan Tzu Chi.” Kata Se Ing Shijie, relawan Tzu Chi yang menjadi koordinator kegiatan baksos kali ini. Baksos kali ini disambut antusias oleh pasien dan keluarganya yang membanjiri rumah sakit. Jumlah relawan yang hadir pun tak kalah banyak. Para relawan terdiri dari relawan Tzu Chi, Tzu Ching dan relawan kembang. Setiap relawan bersama-sama dengan suster dan dokter, bekerja keras membantu setiap proses dari baksos agar dapat berjalan lancar demi kenyamanan pasien dan keluarganya. Eva Irawan adalah salah satu pendamping pasien yang merasa sangat terkesan dengan kebaikan dan keramahan insan Tzu Chi mulai dari proses screening sampai operasi di hari itu. Ia mengaku sangat puas dengan kinerja dan pelayanan yang diberikan. Eva sendiri merupakan ibu dari Rahmat Gusti Fatulah, pasien bibir sumbing berusia 5 tahun. Ini merupakan kali kedua Rahmat dioperasi, setelah sebelumnya melakukan operasi pertama pada usia 8 bulan. Operasi pertama tersebut juga dilakukan pada saat baksos Tzu Chi di Bandung. Jadi ini merupakan kali kedua Rahmat berjodoh untuk melakukan pengobatan di Tzu Chi. Karena sebelumnya pernah ikut serta dalam baksos Tzu Chi, maka ketika diberitau oleh tetangganya bahwa Tzu Chi kembali mengadakan baksos, Eva dengan tanpa ragu segera mendaftarkan putra bungsunya tersebut. Eva mengaku sangat senang karena baksos ini sangat membantu keluarganya, mengingat baksos dilakukan tanpa meminta biaya sedikitpun. “Saya sangat senang ada baksos seperti ini, harapan saya cuma agar anak saya operasinya berjalan dengan lancar dan berhasil.” Ungkap Eva.
Keterangan :
Dalam baksos kali ini, anak-anak dari Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman, Parung, Bogor juga turut membantu. Ada total 13 anak putri dan beberapa anak putra yang menjadi pasien baksos kali ini. Untuk putri sendiri, 1 anak melakukan operasi hernia dan sisanya melakukan operasi Minor. Aida Siti Faridah adalah salah satu anak putri pesantren yang menjalani operasi pengangkatan benjolan di pergelangan tangan sebelah kirinya. Diagnosis dokter sewaktu screening mengatakan bahwa benjolan itu tidak berbahaya, namun karena kadang terasa nyeri saat sedang kambuh, Aida memilih untuk melakukan pengangkatan benjolan yang baru tumbuh 2 bulan yang lalu ini. Putri berusia 17 tahun ini mengaku cukup nyaman melakukan operasi saat baksos karena relawan yang ramah, baik, sabar dan perhatian pada dirinya. Ia juga merasa sangat senang karena operasi yang dilakukan tidak membebani orang tuanya dalam hal biaya. Hal bahagia senada juga disampaikan oleh Masyaikhotul Hikmah, salah satu bagian kesehatan pondok pesantren yang hadir mendampingi anak-anak. Hikmah mengatakan bahwa pesantren mengetahui adanya kegiatan ini dari Hemming Shixiong, relawan Tzu Chi yang menjadi penghubung pesantren dengan Tzu Chi. Sebelumnya perlu diketahui bahwa Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman ini merupakan salah satu pesantren yang mendapatkan bantuan dari Tzu Chi. Bantuan yang diberikan antara lain pembangunan gedung sekolah, baksos kesehatan dan gigi, serta setahun belakangan ini, Tzu Chi memberikan pengajaran bahasa Mandarin kepada anak-anak pesantren, dimana setiap seminggu sekali ada perwakilan relawan yang datang dan mengajar disana. Menurut Hikmah, baksos kali ini sangat membantu pesantren untuk mengobati anak-anak pesantren yang membutuhkan operasi cukup besar karena pesantren memiliki kendala biaya. Selama berinteraksi dengan relawan, Hikmah menyimpan sebuah kesan baik akan sosok relawan Tzu Chi. Hikmah mengatakan “Relawan Tzu Chi itu baik-baik semua, ramah, nggak menyepelekan orang. Mereka menghargai setiap orang sebagai manusia. Perbedaan agama yang ada pun juga tidak dijadikan kendala sama sekali, semua yang butuh pertolongan mereka bantu dengan senang hati.” Selain relawan, kesuksesan baksos kali ini juga tentu tidak lepas dari tangan-tangan penyembuh para dokter yang dengan sukarela mengobati pasien. Total ada 22 dokter spesialis bedah yang turut bersumbangsih untuk baksos di hari Sabtu tersebut. Dalam hari itu pula total telah terobati 100 orang pasien katarak, 13 orang pasien pterygium, 34 orang pasien mayor, 45 orang pasien minor, 14 orang pasien minor GA dan 13 pasien sumbing. Untuk keseluruhan jumlah pasien yang tertangani selama 3 hari adalah 361 pasien dengan berbagai jenis pengobatan. Itu berarti bertambah lagi 361 orang yang sehat dan dapat melakukan aktifitas mereka dengan lancar tanpa terbayang-bayang oleh penyakit yang mereka derita. Baksos kali ini mengingatkan kita pada kata perenungan kata Master Ceng Yen yang berbunyi “Dalam kehidupan ini, jika kita diperlukan orang dan memiliki kemampuan untuk bersumbangsih, ini baru merupakan kehidupan yang paling berbahagia.” Kehidupan bahagia itu juga yang dirasakan oleh para relawan, dokter, suster, serta setiap orang yang terlibat dalam baksos. Kebahagiaan tak ternilai itu bisa terwujud karena mereka memiliki kesempatan dan kemampuan untuk bersumbangsih bagi orang lain, dalam hal ini bagi para pasien. | |||
Artikel Terkait
Kembali Melihat dengan Penuh Cinta Kasih
16 September 2014Tujuan bakti sosial operasi katarak ini adalah meringankan beban para pasien yang masih kesulitan dalam biaya. Dengan mata yang sehat, diharapkan dapat menunjang kehidupan pasien sehari-harinya dan meningkatkan perekonomian keluarga.