Baksos NTT : Cinta Kasih untuk Sumba

Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Anand Yahya

fotoBupati Sumba Timur, Drs. Gidion Mbilijora, M.Si (kemeja hitam) meninjau lokasi tempat pembagan beras cinta kasih bersama relawan Tzu Chi di Kantor Kelurahan Malaputi.

Cinta kasih Tzu Chi kembali bersemi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Jumat, 16 Desember 2011, tepat pukul 10.30 waktu setempat, sebanyak 9 relawan Tzu Chi tiba di Bandara Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Cuaca cukup ramah menyambut para relawan. Suhu udara 31 derajat Celcius tak terlalu terik seperti hari-hari biasa. Menjelang pukul 13.00 bahkan turun hujan yang membuat bumi NTT yang gersang menjadi basah dan sejuk.

 

Dari bandara kami segera menuju penginapan dan kemudian segera berlanjut ke Kantor Bupati Sumba Timur untuk berkoordinasi tentang mekanisme penyaluran beras yang berada di 48 titik pembagian (desa/kelurahan). Semua wilayah itu berada dalam 8 kecamatan di Sumba Timur, yakni Kota Waingapu, Haharu, Nggaha Ori Anggu, Pandawai, Kahaungu Eti, Kambera, Kambata Mapa Mbuhang, dan Mahu. Jumlah beras yang akan disalurkan sendiri berjumlah 220 ton dengan target sasaran sebanyak 10.535 keluarga kurang mampu di wilayah ini.

Dalam kesempatan itu, selain mematangkan koordinasi pembagian beras, relawan Tzu Chi juga menggunakanya untuk memperkenalkan tentang visi dan misi Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. “Selain memberikan bantuan, kami juga menekankan pentingnya menerapkan budaya humanis Tzu Chi dalam pembagian beras, yakni “Gan En (bersyukur), Zhun Zong (menghargai), Ai (cinta kasih),” kata Rudi Suryana, salah seorang relawan Tzu Chi. Diharapkan dalam pembagian beras, semua relawan yang terlibat (termasuk dari relawan setempat) untuk menerapkan budaya ini. “Harus banyak senyum dalam memberikan bantuan,” ujar Rudi berpesan. Gayung pun bersambut, Bupati Sumba Timur Drs. Gidion Mbilijora menekankan pentingnya menerapkan hal tersebut dan bahkan menganjurkan untuk tidak merokok saat kegiatan pembagian beras. “Tidak boleh ada yang merokok saat pembagian beras,” tegasnya.

foto    foto

Keterangan :

  • Sore hari tanggal 16 Desember 2011, 9 orang relawan Tzu Chi menghadap Bupati Sumba Timur Drs. Gidion Mbilijora, M.Si dan jajarannya untuk membahas pembagian beras cinta kasih di Sumba Timur (kiri).
  • Relawan Tzu Chi Jakarta dalam pertemuan dengan Bupati Sumba Timur Drs. Gidion Mbilijora, M.Si memperkenalkan misi budaya humanis Tzu Chi yang diterapkan dalam pembagian beras dengan membagikan Buletin Tzu Chi dan Majalah Dunia Tzu Chi kepada unsur Muspida (kanan).

Masalah Kekeringan dan Kekurangan Pangan
Wilayah Sumba Timur tergolong wilayah yang kering. Curah hujan di sini sangat kurang. Tak heran jika ancaman gagal panen dan kekurangan pangan sering melanda di wilayah ini. Menurut Bupati Sumba Timur Drs. Gidion Mbilijora, M.Si, secara keseluruhan masyarakat Sumba Timur tengah menghadapi masalah yang cukup serius. “Curah hujan sangat jarang, sementara di tempat lain hujan berlebihan, akhirnya pertanian (panen) masyarakat menjadi hancur. Tetapi, di luar daerah yang bebas bencana itu justru menghadapi serangan hama tikus sehingga kami memang di beberapa daerah menghadapi kekurangan pangan,” kata Bupati.

    

foto  foto

Keterangan :

  • Pada sore hari itu juga (16 Desember 2011) relawan Tzu Chi bersama warga Kelurahan Kamalaputi memasang spanduk untuk acara pembagian beras pada tanggal 17 Desember 2011 (kiri).
  • Suasana pelabuhan kapal di Waingapu, sesaat setelah turun hujan membuat suasana kota terasa sejuk dan bersih (kanan).

Pihak Pemda Sumba Timur sendiri sudah mencoba mengatasi, namun memang belum seluruhnya bisa tertanggulangi mengingat anggaran pemerintah daerah yang terbatas. Dengan adanya bantuan beras dari Yayasan Buddha Tzu Chi ini, tentunya sangat membantu masyarakat, khususnya dalam hal pangan. “Atas nama Pemda Sumba Timur, kami sangat berterima kasih atas sumbangsih dari Yayasan Buddha Tzu Chi ini,” ungkap Bupati. Beberapa daerah yang menjadi sasaran (pemberian bantuan) memang merupakan daerah yang tergolong kategori rawan pangan dengan adanya pembagian beras ini dapat sedikit meringankan beban masyarakat di wilayah Sumba Timur. “Pemberian yang berlandaskan cinta kasih dari Tzu Chi ini sama dengan moto dari Pemda Sumba Timur, yakni Membangun dan Melayani Rakyat dengan Tulus,” kata Bupati Sumba Timur Drs. Gidion Mbilijora, M.Si,   “hanya mereka yang memiliki niat yang tulus dan sucilah yang mau sungguh-sungguh membantu mereka yang membutuhkan, seperti yang dilakukan Tzu Chi ini salah satunya.”

 


Artikel Terkait

Suara Kasih: Menjalankan Tekad Tanpa Ragu

Suara Kasih: Menjalankan Tekad Tanpa Ragu

16 Januari 2014 Teladannya dalam memikul tanggung jawab sungguh baik. Sesungguhnya, orang-orang yang berusia lanjut memiliki pengalaman hidup yang berlimpah. Berhubung sudah berusia lanjut, kita harus lebih banyak mendedikasikan diri.
Berwelas Asih dan Menjaga Kesehatan dengan Bervegetarian

Berwelas Asih dan Menjaga Kesehatan dengan Bervegetarian

16 Agustus 2017

Dalam menyambut Bulan Tujuh Penuh Berkah yang bertepatan pada bulan Agustus, Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun menyosialisasikan tentang bervegetarian. Salah satunya kepada murid-murid Xiao Tai Yang mengikuti kegiatan Kelas Budi Pekerti, Minggu, 13 Agustus 2017.

Kasih Tanpa Pamrih di Desa Tanjung Batu Kecil

Kasih Tanpa Pamrih di Desa Tanjung Batu Kecil

12 November 2021

Relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun merenovasi rumah seorang lansia bernama Siti Kaum (92) di Desa Tanjung Batu Kecil, Provinsi Kepulauan Riau karena kondisi rumahnya sangat memprihatinkan.

Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -